38 dengan membandingkan nilai antara ketiga bentuk pola asuh tersebut. Nilai yang
tertinggi pada suatu bentuk pola asuh menjadi kecenderungan pengasuhan yang dialami oleh siswa. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan belajar
diperoleh dengan mencari tingkat kedisiplinan belajar masing-masing siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh authoritarian, authoritative, dan permissive.
Tingkat kedisiplinan belajar siswa berdasarkan kecenderungan pola asuh kemudian dibandingkan. Perbedaan dalam tingkat kedisiplinan siswa akan
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian Saifuddin Azwar, 2012: 49. Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori,
maka hipotesis yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan kedisiplinan belajar siswa yang mengalami kecenderungan
pola asuh authoritarian, authoritative, dan permissive. 2. Tingkat kedisiplinan belajar siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh
authoritative lebih tinggi daripada siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh authoritarian dan permissive.
3. Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas V sekolah dasar.
39
F. Definisi Operasional Variabel
1. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh orang tua merupakan perlakuan khas orang tua dalam mengasuh
anak yang ditunjukkan melalui pemenuhan kebutuhan anak, mendidik, membimbing, mengawasi, serta mendisiplinkan anak melalui penguatan positif
maupun negatif. Pola asuh authoritarian merupakan pengasuhan dengan orang tua
menetapkan peraturan yang kaku dan memaksa, menghukum perilaku buruk anak, dan tidak mendengarkan pendapat anak. Pola asuh authoritative adalah jenis
pengasuhan yang mengkomunikasikan peraturan dengan jelas, memberikan penghargaan untuk perilaku baik anak, dan menggunakan diskusi dalam
pengambilan keputusan keluarga. Pengasuhan secara permissive tidak mengkomunikasikan secara jelas dan tidak dipaksakan, orang tua menerima
tingkah laku baik maupun buruk dari anak, serta membebaskan kemauan anak. 2. Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan belajar merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis dalam proses perubahan tingkah laku yang
menetap akibat dari praktik yang berupa pengalaman mengamati, membaca, menirukan, mencoba sesuatu, mendengarkan, serta mengikuti arahan.
Kedisiplinan belajar bagi siswa diartikan lebih khusus sebagai tindakan yang menunjukkan ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis dalam kegiatan mencari pengetahuan dan kecakapan baru.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan yaitu penelitian causal-comparative. Kerlinger dalam Emzir 2010: 121 menjelaskan bahwa penelitian causal-comparative
disebut juga dengan penelitian ex-post facto merupakan penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung
karena eksistensi variabel itu telah terjadi atau variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu 184 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri pada Daerah Binaan V UPTD Pendidikan Kecamatan Trucuk dengan rincian 99
siswa laki-laki dan 85 siswa perempuan. Alasan pemilihan siswa kelas V sebagai responden yaitu tingkatan tersebut dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Nasional
UN sehingga dibutuhkan kedisiplinan belajar yang baik.
Tabel 1. Data Jumlah Peserta Didik Kelas V SD Negeri Se-Dabin V UPTD Pendidikan Kecamatan Trucuk Tahun Ajaran 2012 2013
No Nama Sekolah
Jumlah Siswa Kelas V Jumlah Seluruh
Siswa Laki-laki
Perempuan
1 SD Negeri 2 Kalikebo
32 26
58 2
SD Negeri 3 Kalikebo 12
16 28
3 SD Negeri 1 Gaden
14 9
23 4
SD Negeri 2 Gaden 15
13 28
5 SD Negeri 3 Gaden
5 7
12 6
SD Negeri 1 Planggu 11
5 16
7 SD Negeri 2 Planggu
10 9
19
Jumlah 99
85 184
Sumber: Data sekolah, 2013