Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam kemiskinan, baik di desa maupun di kota masyarakat sama-sama mengalami hidup dibawah garis kemiskinan, dan kemiskinan ini merupakan isu lama yang tidak ada habisnya. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah diatakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikannya, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Soerjono Soekanto, 2009: 320. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Jumlah penduduk miskin penduduk dengan pengeluaran per kapita dibawah Garis Kemiskinan pada bulan Maret 2013 di Indonesia mencapai 28,07 juta orang 11,37 , berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Universitas Sumatera Utara september 2012 yang sebesar 28,59 juta orang 11,66 . Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang dari 10,51 juta orang pada September 2012 menjadi 10,33 juta orang pada maret 2013, sementara di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta orang dari18,09 juta orang pada September 2012 menjadi 17,74 juta orang pada Maret 2013. Selama periode September 2012-Maret 2013, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami penurunan. BPS Indonesia, 2013. Tidak jauh berbeda dengan keadaan ekonomi kelurga di berbagai daerah di Indonesia seperti di Provinsi Sumatera Barat, menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik Sumatera Barat Jumlah penduduk miskin pada September 2013 adalah 380.626 jiwa. Dibanding Maret 2013 407.470 jiwa turun sebanyak 26.844 jiwa. Menurut wilayahnya, di perkotaan meningkat sebanyak 5.356 jiwa, sebaliknya jumlah penduduk miskin pedesaan mengalami penurunan sebanyak 32.844 jiwa. Secara persentase, penduduk miskin turun sebesar 0,58 dari periode Maret 2013 ke September 2013 yaitu dari 8.14 menjadi 7,56 . BPS Sumatera Barat, 2013. Pada tahun 2007 pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efektifitas penanggulangan dan penciptaan lapangan kerja. Semua jenis kegiatan yang akan diangkat tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin, artinya bahwa sasaran dari kegiatan tersebut benar-benar dalam rangka menanggulangi kemiskinan atau sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat atau daerah yang membutuhkan. Perencanaan kegiatan diberikan ruang seluas-luasnya Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pengendalian gagasan atau identifikasi kebutuhan dan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan. Nengsih, Afrina. 2013, Bantuan PNPM Mandiri Dalam Bidang Simpan Pinjam perempuan di Nagari Sungai Liku Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan’. Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi : 1 Penyediaan dan perbaikan sarana prasarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara padat karya 2 Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini. 3 Kegiatan terkait peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs Guna untuk meningkatkan ekonomi keluarga, kegiatan Simpan Pinjam bagi perempuan merupakan salah satu kegiatan yang diangkat di Nagari Tanjung Bonai, kecamatan Lintau Buo Utara. Kegiatan ini adalah bagi perempuan, namun yang diutamakan adalah perempuan yang berasal dari rumah tangga miskin, yang ditetapkan oleh masyarakat pada setiap Nagari, berhubungan dengan pemanfaatan dana pinjaman harus digunakan kepada kegiatan usaha yang produktif, dengan tujuan supaya perempuan yang ikut Simpan Pinjam tersebut bisa berperan aktif untuk membantu atau menopang kebutuhan ekonomi keluarganya. Dana bergulir Universitas Sumatera Utara yang diberikan kepada setiap kelompok kaum perempuan diharapkan dapat digulirkan kembali kepada kelompok lain sehingga perputaran uang semakin cepat dan banyak kaum perempuan yang tersentuh program tersebut. Menurut keterangan dari Ibu Aji Leo Rina selaku anggota dari Lembaga UPK Kecamatan Lintau Buo Utara mengatakan bahwa ”Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Nagari Tanjung Bonai pada awalnya terbentuk dari berbagai kegiatan masyarakat yang selalu membentuk kelompok-kelompok kecil, seperti kelompok-kelompok pengajian atau dalam bahasa masyarakat setempat adalah kelompok wirid yasin yang ada di setiap Mesjid, kelompok masyarakat yang terbentuk karena adanya kegiatan jula-jula atau arisan yang ada disetiap Jorong, dan ada juga kelompok petani yang bekerja sacara tolong-menolong yang telah ada puluhan tahun yang lalu. Dalam kelompok wirid yasin, anggota kelompok melakukan pengajian satu kali dalam seminggu, kelompok ini terdiri dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang suka mendengarkan pengajian-pengajian agama Islam. Dalam melaksanakan berbagai acara wirid para anggota kelompok mengumpulkan dana, seperti sedekah, adanya simpanan pokok dan simpanan wajib, gunanya adalah untuk biaya Ustadz yang memberikan ceramah dan juga untuk biaya jika ada wirid gabungan ke Mesjid lainnya. Dalam kelompok wirid ini angggota juga melakukan kegiatan simpanan atau tabungan, yang dibagikan setiap tahun pada bulan puasa, jula-jula atau arisan yang di bagikan setiap minggu atau setiap bulan, jula-jula daging yang dibagikan ketika hari raya Idul Fitri, jula-jula daging Qurban untuk hari raya Idul Adha. Universitas Sumatera Utara Uang yang dikumpulkan melalui tabungan anggota kelompok tersebut boleh dipinjam oleh anggota yang terdesak dalam masalah keuangan, seperti untuk biaya pendidikan anak-anak, dan kebutuhan mendadak lainnya, dengan syarat uang tersebut dibayar sebelum datangnya bulan puasa dengan tanpa adanya bunga pinjaman. Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota dalam suatu kelompok wirid membuat kelompok tersebut membagi anggota menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok wirid khusus bapak dan khusus Ibu. Seperti yang terjadi pada kelompok wirid Ubudiyah di Mesjid Almukmin Jorong Ranah kodok. Dimana anggotanya mencapai ratusan orang sehingga anggotanya dipecah menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok ibu-ibu dan kelompok bapak-bapak. Masyarakat Nagari Tanjung Bonai yang biasa melakukan kegiatan dengan berkelompok inilah yang dituju oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Pedesaan khususnya Simpan Pinjam Perempuan SPP. Pemerintah memberikan modal usaha kepada masyarakat melalui Lembaga Simpan Pinjam Perempuan dengan syarat masyarakat tersebut harus tergabung dalam suatu kelompok. Modal usaha yang diberikan kepada kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP, Unit Pelaksana Kegiatan UPK memberikan kekuasaan kepada anggota kelompok untuk mengelola dana tersebut, bisa digunakan untuk usaha bersama secara berkelompok, atau digunakan untuk usaha secara individual sesuai dengan keputusan dari masing-masing kelompok. Dalam masalah pembayaran, dari setiap anggota kelompok dikenakan bunga sebanyak 20 mendatar, yang disetorkan kepada Unit Pelaksana Kegiatan UPK adalah 18 menurun, dan sisanya 2 mendaki digunakan untuk dana kelompok, yang nantinya akan dipinjamkan kembali kepada anggota kelompok. Universitas Sumatera Utara Dalam rapat anggota kelompok akan dibahas bagaimana pengelolaan dana, peraturan sanksi yang diberikan kepada anggota yang mengalami tunggakan dalam pembayaran, adanya simpanan pokok dan simpanan wajib. Besarnya jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib berbeda antara masing-masing kelompok sesuai dengan kesepakatan pada rapat anggota kelompok. Suatu kelompok Simpan Pinjam Perempuan mengatur jadwal pertemuan, dalam pertemuan mingguan anggota kelompok akan berkumpul bersama ditempat yang telah disepakati, mereka membahas berbagai masalah yang sedang dihadapi dalam kelompok, dalam bermasyarakat, membicarakan jula-jula, mengadakan simpanan beras dan simpanan uang yang dibagikan ketika menjelang hari Raya Idul Fitri. Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno, menyatakan bahwa jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP di Sumatera Barat sebanyak 6.132 kelompok. Padang Ekspres, 16 Oktober 2012. 25 Persen Dana PNPM untuk perempuan . http:padangekspres.co.id?news=beritaid=35987. Dan menurut Pelaksana Kegiatan UPK Nagari Tanjung Bonai Ibu Aji Leo Rina, mengatakan bahwa “jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Lintau Buo Utara sebanyak 64 kelompok, di Nagari Tanjuang Bonai sebanyak 32 kelompok, dan dana yang dimiliki oleh Unit Pelaksana Kegiatan UPK Nagari Tanjung Bonai pada oktober 2013 sudah mencapai 3 Miliar, dan terus berkembang setiap bulannya”. Melihat banyaknya jumlah kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP di Nagari Tanjuang Bonai ini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan SPP dalam Meningkatkan Ekonomi Universitas Sumatera Utara Keluarga di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana lembaga SPP ini berfungsi dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga, dan melihat bagaimana pengaruh lembaga Simpan Pinjam Perempuan SPP terhadap kondisi ekonomi keluarga di Nagari Tanjuang Bonai.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

9 105 81

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-TAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH OMPIE FARM DI NAGARI TANJUNG BONAI KECAMATAN LINTAU BUO UTARA KABUPATEN TANAH DATAR.

0 0 6

ANALISA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (studi Kasus pada usaha Peternakan sapi Perah "Ompie Farm, Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo utara Kabupaten Tanah Datar).

0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan - Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

0 0 13

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

0 0 17