a. Pengertian
Istilah tindak pidana sendiri digunakan sebagai pengganti istilah bahasa Belanda, yaitu strafbaarfeit. Strafbaarfeit terdiri dari kata strafbaar
yang bermakna dapat dihukum dan kata feit yang berarti sebagian dari suatu kenyataan, dengan demikian secara harafiah istilah strafbaarfeit itu dapat
diterjemahkan sebagai sebagian dari suatu kenyataan yang dapat dihukum. Pengertian yang lebih mendasar terkait istilah tindak pidana strafbaarfeit
sangatlah beragam dan merupakan pengertian yang terbatas pada pendapat teoritis dari para ahli hukum pidana. Beberapa ahli hukum pidana
memberikan pandangan-pandangannya terkait dengan pengertian dari tindak pidana strafbaarfeit.
D. Simons mengatakan bahwa “strafbaarfeit merupakan kelakuan yang diancam pidana, bersifat melawan hukum, dan berhubungan dengan
kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab”
2
, disisi lain van Hamel menyatakan bahwa “strafbaarfeit adalah kelakuan
orang yang dirumuskan dalam undang-undang, bersifat melawan hukum, patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan”
3
2
Sianturi, S.R., Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni AHAEM-PTHAEM, Jakarta, 1986, hlm. 205.
3
Ibid.
. Schaffmeister juga
memiliki pendapat sendiri tentang strafbaarfeit, beliau menyatakan bahwa “strafbaarfeit merupakan perbuatan manusia yang termasuk dalam ruang
lingkup rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dapat dicela, dimana yang dimaksud dengan ‘dapat dicela’ disini memiliki makna yang sama
dengan kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
Ahli-ahli hukum pidana Indonesia juga memiliki definisi yang beragam terkait istilah tindak pidana strafbaarfeit tersebut. Komariah E.
Sapardjaja menyatakan bahwa “tindak pidana sebagai suatu perbuatan manusia yang memenuhi perumusan delik, melawan hukum dan pembuat
bersalah melakukan perbuatan itu”
4
, bahkan Wirjono Prodjodikoro memberikan suatu pemahaman singkat tentang tindak pidana dengan
menyatakan bahwa “tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana”
5
. Pompe sendiri memiliki definisi mengenai strafbaarfeit dengan mendasarkan pada dua perspektif
pemahaman yang berbeda, yaitu
6
1 definisi menurut teori, adalah suatu pelanggaran terhadap norma
yang dilakukan karena kesalahan si pelanggar dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan
menyelamatkan kesejahteraan umum; :
2 definisi menurut hukum positif, adalah suatu kejadian feit yang
oleh peraturan perundang-undangan dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum.
Moeljatno mengartikan suatu tindak pidana dalam bahasa yang berbeda, beliau mengatakan bahwa :
“perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu perlu diingat bahwa larangan
ditujukan kepada perbuatan yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidananya ditujukan
kepada orang yang menimbulkan kejadian itu”
7
4
Sapardjaja, Komariah E., 2002, Ajaran Sifat Melawan Hukum Materiel dalam Hukum Pidana Indonesia: Studi Kasus tentang Penerapan dan Perkembangan dalam Yurisprudensi,
Alumni, Bandung
5
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Dahlia Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 89.
6
Ibid.
7
Moeljatno, 2008, Asas-asas Hukum Pidana,cetakan ke-VIII, Rineka Cipta, Jakarta.
.
Universitas Sumatera Utara
Pandangan-pandangan dari para ahli hukum pidana tersebut memiliki perbedaan terkait substansi materi dari pengertian akan tindak
pidana strafbaarfeit, namun secara garis besar dari beberapa pendefinisian akan tindak pidana tersebut terdapat beberapa kesamaan penekanan terkait
dengan unsur-unsur dari suatu tindak pidana.
b. Unsur-unsur tindak pidana