56 hampir tidak ada yang memiliki pengetahuan tentang musik klasik Hindustani,
namun daya tarik mereka di masyarakat sangat menarik. Sekelompok Dhadhi terdiri dari dua atau tiga penyanyi, satu bermain Sarangi, yang lain bermain di Dhadh, dan
ketiga dapat adalah pemimpin mereka, yang membacakan isi lagu-lagu mereka. Meskipun mereka diharapkan untuk menyanyikan Vaar dari Kitab Suci, mereka
biasanya menyanyikan komposisi puitis mereka sendiri sebagai penghargaan atas keberanian prajurit Sikh dan para martir.
Di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan, jenis musisi yang dipakai adalah Ragi, sesuai dengan kebutuhan para masyarakat Sikh di tempat tersebut.
3.4. Tujuan Mengadakan Ibadah
Menurut wawancara yang dilakukan penulis dengan Pendeta, pemusik dan juga jemaat Sikh, ibadah dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :
1 Sebagai pemenuhan kebutuhan rohani jemaat dan cara jemaat untuk
berhubungan atau berkomunikasi dengan Waheguru. 2
Sebagai cara jemaat untuk saling bersosialisasi yang dilakukan di akhir ibadah saat makan bersama di Langar.
3 Menghimpun dana yang didapat dari persembahan setiap jemaat dan
digunakan sebagai biaya perawatan Gurdwara, tambahan gaji para Pendeta dan biaya makan bersama jemaat.
57
BAB IV ANALISIS TEKSTUAL
4.1 Pengenalan
Dalam setiap seni pertunjukan music di dunia ini, termasuk Kirtan terjadi komunikasi di antara seniman religi dan para jemaah, dengan berbagai interpretasi
penafsiran terhadap pertunjukan yang terjadi. Berbagai aktivitas komunikasi dalam peristiwa seni pertunjukan keagamaan ini berdasarkan kepada pola-pola
budaya Punjab dan agama Sikh yang telah wujud selama berabad-abad. Dalam konteks komunikasi pertunjukan keagamaan ini, komunikasi
pertunjukan itu mencakup: a lirik atau teks Kirtan, yang memiliki ciri-ciri khas dibandingkan komunikasi verbal dengan bahasa seharian, b inteyeksi atau kata-kata
seru untuk memperkuat suasana pertunjukan, c kata-kata pendeta bhai dalam setiap pertunjukan upacara keagamaan. Komunikasi lisan dalam seni pertunjukan
masyarakat Sikh biasanya menggunakan kata-kata pilihan yang berasal dari Kitab Suci. Komunikasi lisan ini juga menjadi bahagian dari Amrit Kirtan yang tentu saja
terintegrasi dengan aspek-aspek bukan lisan seperti nada, irama, rentak, melodi, gerak-gerik, dinamika, mimesis, dan sebagainya. Komunikasi lisan selalu distilisasi
untuk lebih menghayati dan kekhusukkan dalam melakukan ibadah mingguan ini. Teks Amrit kirtan yang dilakukan pada Kirtan ini ada yang sifatnya eksplisit,
yaitu mudah dicerna dan ditafsir secara langsung, dan ada pula teks yang sulit untuk dicerna dan ditafsir, karena teks yang bersifat rahasia, diberi gaya bahasa, dan
sifatnya lebih tertutup implisit. Oleh karena itu, teks keagamaan Sikh ini perlu diresapi, dipahami, dan ditafsir oleh penonton berdasarkan nilai-nilai budaya yang
hidup di dalam kebudayaan masyarakat Sikh secara umum, yaitu budaya India Utara khususnya Punjabi. Walau bagaimana pun, secara umum teks lirik Kirtan ini