dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pemberantasan tindak
pidana korupsi yang terjadi di Indonesia sampai sekarang ini belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh kar ena itu, pemberantasan
tindak pidana korupsi di Indonesia perlu ditingkatkan secara profesional, intesif dan berkesinambungan karena korupsi telah
merugikan keuangan negara, dan menghambat pembangunan nasional;
b. Bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana
korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi;
c. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, perlu
dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan wewenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
92
2. Pengertian Umum Mengenai Kewenangan
Sebelum penulis membahas lebih jauh mengenai Kedudukan dan Wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi, ada baiknya penulis memaparkan
kembali pengertian wewenang itu sendiri. Setiap pejabat administrasi Negara
92
Indonesia b, ibid.. bagian menimbang
Universitas Sumatera Utara
dalam bertindak menjalankan tugas-tugasnya harus dilandasai wewenang yang sah, yang diberikan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan
pemerintahan harus didasarkan oleh hukum wet matigheid van bestuur = asas legalitas = le principle de la l’egalite de’l administration. Oleh kar ena itu, setiap
pejabat administrasi negara sebelum menjalankan tugasnya harus terlebih dahulu dilekatkan dengan suatu kewenangan yang sah berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Dengan demikian, sumber wewenang pemerintah terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Demikian juga dikatakan oleh Wade, bahwa pada
dasarnya untuk menghindari abuse of power, maka semua kekuasaan harus dibatasi oleh hukum atau peraturan perundang-undangan.
93
Secara umum wewenang merupakan kekuasaan untuk melakukan semua tindakan hukum publik.
94
1. Hak untuk menjalankan suatu urusan pemerintahan dalam arti sempit;
Selanjutnya dapat dijabarkan pengertian wewenang pemerintah adalah:
2. Hak untuk secara nyata mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
instansi pemerintah lainnya dalam arti luas.
Kewenangan publik menurut Peter Leynand mempunyai dua ciri umum, yaitu antara lain:
1. Setiap keputusan yang dibuat oleh pejabat pemerintah mempunyai
kekuatan mengikat kepada seluruh anggota masyarakat harus
93
H.W.R Wade and C.F. Forsyth, Administrative Law, 7th ed., New York: Oxford University Press, 1994, p. 379
94
Prajudi Admosudirjo, Hukum Administrasi Negara Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hal. 176
Universitas Sumatera Utara
dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat 2.
Setiap keputusan yang dibuat oleh pejabat pemerintah mempunyai fungsi publik melakukan publik service.
95
Kewenangan yang yang terdiri dari beberapa wewenang, yaitu merupakan kekuasaan terhadap segolongan orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu
bidang pemerintahan yang berlandaskan peraturan perundang-undangan. Jadi kewenangan adalah kekuasaan yang mempunyai landasan hukum, agar tidak
timbul kesewenang-wenangan. Kewenangan adalah kekuasaan untuk melakukan suatu tindakan hukum publik.
Negara merupakan lembaga hukum publik yang terdiri dari jabatan- Jabatan Administrasi Negara, dimana pejabat adminitrasi negara menjalankan
urusan pemerintahan. Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut harus berdasarkan hukum wetmatigheid van bestuur . Oleh karena itu
administrasi negara sebelum menjalankan tugasnya harus terlebih dahulu dilekatkan dengan suatu kewenangan yang sah, berdasarkan peraturan peundang-
undangan asas legalitas. Dengan demikian, setiap perrbuatan pejabat administrasi negara harus mempunyai landasan hukum. Sehingga, dapat dikatakan sumber
wewenang pemerintah terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewenangan pemerintah untuk bertindak diperoleh dari Undang-Undang yang dibuat oleh Parlemen. Dan dengan melalui undang-undang tersebut, tindakan
pemerintah dilegitimasikan. Derta melalui undang-undang ini pula diletakkan
95
Peter Leyland dan Torry Woods, Administrative Law, 3rd ed., London: Blackstone Press Limited, 1999, hal 157
Universitas Sumatera Utara
dengan baik “parameter” dari kewenangan bertindak pemerintah, yang dapat dilakukan dengan menetapkan kriteria-kriteria dari kekuasaan bertindak, antara
lain: a.
Tujuan dari tindakan pemerintah; b.
Pertimbangan yang harus diambil dalam melakukan pertanggung jawaban;
c. Prosedur yang harus dipatuhi sebelum bertindak.
Untuk memperoleh wewenang pemerintah tersebut, dapat dilakukan tiga cara sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Atribusi, yaitu pemberian wewenang pemerintah yang baru oleh
suatu peraturan perundang-undangan produk hukum legislatif untuk melaksanakan pemerintahan, secara penuh. Legislator yang
kompeten dibedakan atas:
96
a. Original Legislator , Tingkat Pusat seperti MPR
menghasilkan UUD, DPR menghasilkan UU. Tingkat daerah seperti DPRD dan Pemerintah daerah menghasilkan
Peraturan Daerah Perda. b.
Delegated Legislator , oleh Presiden berdasar ketentuan perundang-undangan menghasilkan Peraturan Pemerintah
dan Keputusan Peraturan Presiden.
96
Safri Nugraha, et al Hukum Adminitrasi Negara, edisi Revisi Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hal 35-36
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian berarti pelekatan secara atribusi merupakan pembentukan kewenangan baru, yang sebelumnya tidak ada dan
khusus di bidang Pemerintahan. Selanjutnya pengertian secara penuh adalah pemberian kewenangan juga termasuk pemberian
kewenangan untuk membuat suatu kebijakan yang dapat dituangkan di dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti
kebijakan demikian berada dibawah undang-undang, karena dalam rangka pelaksanaan undang-undang.
4. Delegasi, yaitu suatu pelimpahan wewenang yang telah ada yang berasal
dari wewenang atribusi, kepada pejabat administrasi negara, tidak secara penuh. Oleh karena itu, delegasi selalu didahului oleh suatu atribusi
wewenang. Bila tidak ada atribusi wewenang, pendelegasian tidak sah cacat hukum. Delegasi yaitu pelimpahan tidak secara penuh, tidak
termasuk wewenang untuk pembentukan kebijakan, karena wewenang pembentukan kebijakan tersebut berada ditangan pejabat yang mendapat
pelekatan secara atribusi. 5.
Mandat, yaitu pemberian tugas dari mandans pemberi mandat = menteri kepada mandataris penerima mandat = direktur jendral sekretaris Jendral
untuk atas nama menteri. Pada mandat, wewenang tetap berada di tangan mandansmenteri, sedangkan mandataris hanya melaksanakan perintah
secara atas nama saja dan tanggung jawab tetap di tangan menteri. Penggunaan wewenang pemerintah publik, wajib mengikuti aturan
Hukum Administrasi Negara supaya tidak terjadi penyalahgunaan wewenang.
Universitas Sumatera Utara
Wewenang publik terdiri dari dua kekuasaan yang luar biasa, yaitu : 1.
Wewenang prealabel , yaitu wewenang untuk membuat keputusan yang diambil tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari pihak
manapun. 2.
Wewenang ex officio , yaitu wewenang dalam rangka pembuatan keputusan yang diambil karena jabatannya, sehingga tidak dapat
dilawan oleh siapapun yang berani melawan dikenakan sanksi pidana karena mengikat secara sah bagi seluruh masyarakat.
Sesuai dengan pendapat Kuntjoro Purbopranoto, bahwa pembatasan tindakan pemerintah itu memang ada, yaitu: 1 tindakan pemerintah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau kepentingan umum, 2 tidak boleh melawan hukum onrechmatig baik formil maupun materiil dalam arti
luas, 3 tidak boleh melampauimenyelewengkan kewenangannya menurut kompetensinya.
97
1. Undang-Undang hatus menetapkan asas yang tidak dapat
dijabarkan atau diinterpretasikan lebih lanjut; Untuk mencegah penyalahgunaan wewenang oleh pejabat administrasi
negara, perlu adanya ketegasan mengenai pelimpahan dalam membuat peraturan oleh pejabat administrasi negara, yaitu:
2. Pendelegasian ditentukan secar a tegas dengan:
a. Menetapkan dalam pasal yang bersangkutan hal yang dapat
didelegasikan;
97
Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara Bandung: Alumni, 1981, hal 43
Universitas Sumatera Utara
b. Menetapkan dalam pasal undang-undang yang bersangkutan
semacam suatu pedoman untuk pejabat administrasi negara; c.
Mensyaratkan dengan undang-undang agar sebelumnya diadakan studi penelitian yang cukup;
d. Undang-undang menetapkan jenis dan beratnya sanksi hukum
bagi pelanggaran per aturan; e.
Pelimpahan hanya dilakukan kepada pejabat administrasi negara;
f. Undang-undang menetapkan diadakannya beban untuk
menampung keluhan, pengaduan atau gugatan. Dalam pelaksanaan wewenang pemerintah, pejabat administrasi Negara
dapat mengambil suatu keputusan yang pada dasarnya harus atas permintaan tertulis, baik dari instansi atau orang-perorangan. Dalam membuat keputusan
tersebut terikat pada tiga asas hukum, yaitu: 1.
Asas yuridikitas rechmatigeheid , yaitu bahwa setiap tindakan pejabat administrasi negara tidak boleh melanggar hukum secara
umum harus sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan; 2.
Asas legalitas wetmatigeheid , yaitu setiap tindakan pejabat administrasi negara harus ada dasar hukumnya ada pertauran dasar
yang melandasinya. Apalagi Indonesia adalah negara hukum, maka asas legalitas adalah hal yang paling utama dalam setiap tindakan
pemerintah;
Universitas Sumatera Utara
3. Asas diskresi freies ermessen , yaitu kebebasan dari seorang
pejabat administrasi negara untuk mengambil keputusan
berdasarkan pendapatnya sendiri, asalkan tidak melanggar asas yuridikitas dan asas legalitas tersebut diatas. Jadi penggunaannya
tidak terlepas sendiri dari asas-asas yang lainnya. Sehingga, pejabat administrasi negara tidak dapat menolak untuk mengambil
keputusan, bila ada seorang war ga masyarakat mengajukan permohonan kepada pejabat administarsi negara.
98
3. Kedudukan dan Wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan tindak pidana korupsi