Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU KPK Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia UU Kepolisian

sedikit dari pada jumlah aparat Kepolisian maupun Kejaksaan. Dengan keterbatasan yang dimiliki itulah penyidik KPK diberi kewenangan untuk meminta bantuan kepada Kepolisian atau Instansi lain yang terkait, misalnya dalam melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan, Penyidik KPK memerlukan bantuan dari pihak Kepolisian atau Instansi lainnya.

3. Aturan Tentang KPK dan POLRI Sehubungan Dengan Tugas dan Kewenangannya

a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi UU KPK

Aturan yang khusus melakukan pengaturan tentang KPK saat ini adalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002. Setelah mengalami beberapa kali perubahan dari beberapa undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi lahirlah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 ini. Regulasi ini lahir merupakan penyempurnaan dari regulasi sebelumnya dan merupakan jawaban pemerintah kepada masyarakat terkait dengan komitmennya dalam memberantas korupsi di Indonesia. Disadari bahwa korupsi adalah kejahatan yang luar biasa dan melibatkan pihak yang cenderung memiliki kekuatan yang cukup kuat, disisi lain dirasa bahwa keberadaan kejaksaan dan kepolisian dianggap kurang kuat untuk menghadapi kejahatan yang dikenal dengan ‘white Universitas Sumatera Utara collar crime” ini. Sehingga hal ini melatarbelakangi lahirnya lembaga KPK ini dengan landasan hukum aturan ini. Dalam aturan ini KPK dibentuk untuk menjadi institusi yang luar biasa “extra ordinary”, hal ini merujuk pada kenyataan bahwa kejahatan korupsi adalah termasuk kejahatan luar biasa sebagaimana telah dikemukakan sebelmnya. Dikatakan luar biasa karena lembaga ini memiliki kewenangan rangkap yang dimiliki pihak kepolisian, Kejaksaan dan memiliki Pengadilan Sendiri. Atas dasar dan kenyataan itulah lembaga ini dibentuk dan diharapkan dapat menjadi terobosan baru pemerintah dalam memberantas korupsi yang sudah sangat menyengsarakan negeri ini.

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia UU Kepolisian

Aturan yang juga dibentuk khusus seperti UU KPK adalah Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian yang melakukan pengaturan mengenai kepolisian sehubungan dengan tugas dan wewenang yang akan dijalankannya. Regulasi ini merupakan hasil amandemen dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Perubahan ini merupakan ciri bahwa kepolisian dinamis terhadap perubahan kondisi masyarakat yang semakin modern, sehingga regulasi ini mengadaptasikan dirinya agar selalu berjalan sejalan dengan perubahan masyarakat itu sendiri. Perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup Universitas Sumatera Utara pesat, seiring dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia, globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya. UU Kepolisian ini telah didasarkan kepada paradigma baru sehingga diharapkan dapat lebih memantapkan kedudukan dan peranan serta pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai bagian integral dari reformasi menyeluruh segenap tatanan kehidupan bangsa dan negara dalam mewujudkan masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang ini menampung pula pengaturan tentang keanggotaan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890 yang meliputi pengaturan tertentu mengenai hak anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia baik hak kepegawaian, maupun hak politik, dan kewajibannya tunduk pada kekuasaan peradilan umum. Substansi lain yang baru dalam Universitas Sumatera Utara Undang-Undang ini adalah diaturnya lembaga kepolisian nasional yang tugasnya memberikan saran kepada Presiden tentang arah kebijakan kepolisian dan pertimbangan dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri sesuai amanat Ketetapan MPR RI No. VIIMPR2000, selain terkandung pula fungsi pengawasan fungsional terhadap kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia sehingga kemandirian dan profesionalisme Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat terjamin. UU Kepolisian ini lahir dalam rangka menjamin keamanan dalam negeri, hal ini dilakukan melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Selain itu UU Kepolisian ini merupakan penegasan bahwa telah terjadi perubahan paradigma dalam sistem ketatanegaraan yang menegaskan pemisahan kelembagaan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.

c. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian