Larutan Standar Na Indikator Amilum Kanji

2.7. Iodometri Metode Titrasi Tidak Langsung

Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSo 4 .5H 2 O. Pada Iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat Rohman, 2009 .

2.7.1. Larutan Standar Na

2 S 2 O 3 Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na 2 S 2 O 3.5 H 2 O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama Day Underwood, 1981. Analat harus berbentuk suatu oksidator yang cukup kuat, karena dalam metode ini analat selalu direduksi dulu dengan KI sehingga trjadi I 2 . I 2 inilah yang dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 : Oks analat + I - ↔ Red analat + I 2 2 S 2 O 3 + I 2 ↔ S 4 O 6 = + 2 I - Universitas Sumatera Utara Daya reduksi ion iodida cukup besar dan titrasi ini banyak diterapkan. Reaksi S 2 O 3 dengan I 2 berlangsung baik dari segi kesempurnaannya, berdasarkan pada potensial redoks masing-masing: S 4 O 6 = + 2e ↔ 2 S 2 O 3 = E O = 0,08 Volt I 2 + 2e ↔ 2 I - E O = 0,536 Volt Selain itu, reaksi berjalan cepat dan bersifat unik karena oksidator lain tidak mengubah S 2 O 3 = menjadi S 4 O 6 = melainkan menjadi SO 3 = seluruhnya atau sebagian menjadi SO 4 = Rivai, 1995.

2.7.2. Indikator Amilum Kanji

Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena warna I 2 yang dititrasi itu akan lenyap bila titik akhir tercapai, warna itu mula-mula cokelat agak tua, menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning muda dan seterusnya, sampai akhirnya lenyap. Bila diamati lebih cermat perubahan warna tersebut, maka titik akhir akan dapat ditentukan dengan cukup jelas. Konsentrasi ≈ 5 x 10 -6 M iod masih tepat dapat dilihat dengan mata dan memungkinkan penghentian titrasi dengan kelebihan hanya senilai 1 tetes iod 0,05 M. Namun lebih mudah dan lebih tegas bila ditambah amilum kedalam larutan sebagai indikator W. Harjadi, 1986. Amilum dengan I 2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang sangat jelas. sekalipun I 2 pada titik akhir iod yang terikat itupun hilang bereaksi dengan titrant sehingga warna biru lenyap mendadak dan perubahan warnanya Universitas Sumatera Utara tampak sangat jelas. penambahan amilum ini harus menunggu sampai mendekati titik akhir titrasi bila iod sudah tinggal sedikit yang tampak dari warnanya kuning muda. Maksudnya adalah agar amilum tidak membungkus iod dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal itu akan berakibat warna biru akan sulit lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila iod masih banyak sekali dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini mengganggu perubahan warna pada titik akhir W. Harjadi, 1986 . Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

Prosedur penetapan kadar iodium pada garam konsumsi dengan metode iodometri dilakukan menurut prosedur yang tertera pada SNI Standard Nasional Indonesia 01-2899-2000.

3.1. Alat

Oven terkalibrasi, Neraca analitik ketelitian minimal 0,1 ml terkalibrasi, Eksikator, Botol Timbang, dan Mikroburet.

3.2 Bahan

Garam A Garam “Meja” , Garam B Garam “Mamata” , Garam C Garam “ikan paus” , Garam D Garam “A1” .

3.3. Pereaksi

Larutan standar Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O 0,005 N, Larutan Baku KIO 3 0,005 N, dan Larutan indikator kanji 1 . Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Dengan Metode Iodometri

79 644 48

Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Konsumsi Beriodium Dan Garam Meja Dengan Metode Argentometri

8 174 38

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

6 62 64

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 5 64

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 8

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

2 7 5

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam 2.1.1 Pengertian Garam - Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Dengan Metode Iodometri

0 1 17