Hasil Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil penetapan kadar Iodium pada beberapa garam konsumsi secara Iodometri dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel I - IV. Hasil Penetapan atas Dasar Bahan Asal I. Sampel A No. Sampel Berat Sampel gram Volume Titrasi ml Kadar KIO 3 ppm Rata-rata ppm 1. 2. 3. Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 25,0007 25,0004 25,0011 22,5 22,3 23,0 68,4596 67,8519 69,9798 68,7638 II. Sampel B No. Sampel Berat Sampel gram Volume Titrasi ml Kadar KIO 3 ppm Rata-rata ppm 1. 2. 3. Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 25,0033 25,0008 25,0004 6,3 6,0 5,8 19,1667 18,2558 17,6475 18,3567 Universitas Sumatera Utara III. Sampel C No. Sampel Berat Sampel gram Volume Titrasi ml Kadar KIO 3 ppm Rata-rata ppm 1. 2. 3. Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 25,0038 25,0023 25,0011 3,0 3,4 3,6 9,1268 10,3443 10,6491 10,0401 IV. Sampel D No. Sampel Berat Sampel gram Volume Titrasi ml Kadar KIO 3 ppm Rata-rata ppm 1. 2. 3. Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III 25,0008 25,0023 25,0033 1,6 2,0 1,8 4,8668 6,0849 5,4762 5,4759 Tabel V. Hasil Penetapan atas Dasar Bahan Kering No. Sampel Kadar Air Kadar KIO 3 ppm “ Bahan Asal ” Kadar KIO 3 ppm “ Bahan Kering ” 1. 2. 3. 4. Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D 0,01 0,002 68,7638 18,3567 10,0401 5,4759 68,7638 18,3585 10,0401 5,4759 Seluruh Perhitungan : Lampiran 2 dan 3 Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembahasan

Penetapan kadar iodium dilakukan dengan menggunakan metode iodometri. Hal pertama yang dilakukan adalah menstandarisasi larutan Na 2 S 2 O 3 5 H 2 O menjadi 0,005 N secara 3 kali perlakuan triplo hingga diperoleh larutan Na 2 S 2 O 3 5 H 2 O 0,005 N yang digunakan sebagai pentiter untuk metode iodometri. Lalu dilakukan uji kadar KIO 3 dengan menggunakan metode iodometri atas dasar bahan asal secara 3 kali perlakuan triplo dan telah diperoleh hasilnya yang tertera di hasil dan lampiran. Selanjutnya dilakukan uji kadar air untuk memperoleh kadar garam murni dan untuk uji kadar KIO 3 atas dasar bahan kering. Lalu dilakukan uji kadar KIO 3 berdasarkan atas dasar bahan kering untuk memperoleh perbedaan hasil dari uji penetapan kadar iodium berdasarkan atas dasar bahan asal dan atas dasar bahan kering. Dari beberapa uji yang telah dilakukan, kini telah diperoleh hasil bahwa hanya garam A yang telah memenuhi persyaratan SNI 01-2899-2000, syaratnya adalah berkisar antara 30 – 80 ppm. Kadar garam A berdasarkan atas dasar bahan asal secara 3 kali perlakuan dan atas dasar bahan kering telah diperoleh hasil yaitu 68,7638 ppm. Sedangkan ketiga garam lainnya tidak memenuhi persyaratan karena kurang dari batas persyaratan yang ditentukan., ini menunjukkan bahwa masih banyak garam di pasaran yang belum memenuhi persyaratan Standard Nasional Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan untuk menyampaikan pentingnya iodium ini pada tubuh. Misalnya dalam bentuk pil, coklat, roti dan garam beriodium. Di Indonesia digunakan kadar iodium sebanyak 30 – 80 ppm. Kadar ini cukup untuk Universitas Sumatera Utara pencegahan penyakit jangka lama. Meskipun penanggulan dengan garam beriodium ini secara teoritis sangat baik, namun ternyata banyak hambatan dalam segi pelaksanaannya antara lain harga yang agak lebih tinggi, penyebaran yang harus kontinu, daerah dengan letak geografis yang sulit dicapai, hambatan masalah perdagangan antar pulau dan sebagainya Djokomoeljanto, 2006. Berdasarkan literatur diatas, dapat kita ketahui bahwa dari beberapa faktor tersebut yang mengakibatkan banyak garam yang belum memenuhi persyaratan. Ini dapat mengakibatkan banyak konsumen mengalami defisiensi iodium. Oleh karena itu, perlu lebih banyak diterapkan kepada pabrik-pabrik untuk memproduksi garam beriodium dengan kadar yang ditentukan dan sosialisasikan kepada masyarakat begitu pentingnya memilih garam beriodium yang benar-benar telah berstandard untuk mencegah terjadinya penyakit akibat defisiensi iodium.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Dengan Metode Iodometri

79 644 48

Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Konsumsi Beriodium Dan Garam Meja Dengan Metode Argentometri

8 174 38

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

6 62 64

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 5 64

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 8

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

2 7 5

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

1 1 2

Penentuan Kadar Iodium Serta Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Kadar Iodium Di Dalam Garam Konsumsi Yang Diperoleh Dari Pasar Kota Medan Dengan Menggunakan Titrasi Iodometri

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam 2.1.1 Pengertian Garam - Penetapan Kadar Iodium Pada Garam Dengan Metode Iodometri

0 1 17