Gejala Gangguan Saluran Pernafasan Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Gangguan Pernafasan

2.7.1 Gejala Gangguan Saluran Pernafasan

Penyakit paru atau saluran nafas dengan gejala umum maupun gejala pernafsan antara lain batuk, sputum berlebihan, hemoptisis, dispnea dan dada nyeri. Secara terinci yaitu: a. Batuk merupakan gejala yang paling umum akibat pernafasan. Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik dan kimia. Inhalasi debu, asap dan benda-benda asing berukuran kecil merupakan penyebab batuk yang paling sering. b. Sputum, orang dewasa normal sputum sekitar 100 ml per hari dalam saluran nafas, sedangkan dalam keadaan gangguan saluran pernafasan sputum dihasilkan melebihi 100 ml per hari. c. Hemoptitis, yaitu istilah yang digunakan untuk meyatakan batuk darah atau sputum berdarah. d. Dispnea atau sesak nafas, yaitu perasaan sulit bernafas atau nyeri dada . Karena saluran napasnya sangat peka hipersensitif terhadap adanya partikel udara, sebelum sempat partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, maka jalan napas bronkus memberi reaksi yang sangat berlebihan hiperreaktif, maka terjadilah keadaan dimana otot polos yang menghubungkan cincin tulang rawan akan berkontraksimemendekmengkerut, produksi kelenjar lendir yang berlebihan. Hasil akhir dari semua itu adalah penyempitan rongga saluran napas. Akibatnya menjadi sesak napas Hundak dan Gallo, 1997 . Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Gangguan Pernafasan

Gangguan saluran pernafsan akibat inhalasi debu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor debu itu sendiri yaitu ukuran partikelnya, bentuk, daya larut, konsentrasi, sifat kimiawi, lama pajanan dan faktor individu berupa mekanisme pertahanan tubuh. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan paru adalah seperti di paparkan dibawah ini: a. Jenis debu Partikel yang berbahaya untuk paru adalah debu organik dan anorganik. b. Ukuran partikel Partikel yang besar umumnya telah tersaring di hidung sedangkan beberapa partikel kecil akan masuk sampai ke ruang rugi dan terkecil sampai ke parenkim diameter 0,5-6 mikron disebut partikel respirabel. Partikel ukuran 0,5-2,5 mikron umumnya mengendap di alveoli dan terutama mengakibatkan pneumokoniosis. c. Konsentrasi partikel Setiap inhalasi 500 partikelml, satu alveoli paling sedikit akan menerima 1 partikel. Pada industri biasanya jumlah partikel cukup besar, dan konsentrasinya cenderung melebihi 5000 partikelml. d. Lamanya pajanan Pneumokoniosis akibat debu biasanya timbul setelah penderita mengalami kontak yang lama, jarang ditemui kelainan bila pajanan kurang dari 10 tahun. e. Kerentanan Individu Universitas Sumatera Utara Beberapa orang yang mengalami pajanan dalam waktu dan konsentrasi yang sama akan menunjukan akibat yang berbeda, mungkin dihubungkan dengan mekanisme pembersihan debu dan perbedaan pada cara bernafas masing-masing individu Faridawati, 1995.

2.8 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Analisis Kadar Particulate Matter 10 (pm10) dan Keluhan ISPA Pada Daerah Industri Galangan Kapal di Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2014

4 88 157

Analisis Kadar Nitrogen Dioksida (NO2) Dan Particulate Matter 10 (PM10) Udara Ambien Dan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Kaki Lima Di Sepanjang Jalan Raya Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2014

2 62 113

Analisa Gas Karbon Monoksida (Co), Particulate Matter 10 (PM10) di Udara dan Keluhan Gangguan Pernafasan Pada Pengendara Becak Mesin di Simpang Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2016

0 3 3

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 39

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 Chapter III VI

0 0 44

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 4

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 35