Mekanisme Distribusi Air Mata Mekanisme Ekskresi Air Mata

Ketebalan TF bersifat iregular pada permukaan okular sehingga tidak ada ketebalan yang tepat untuk ukuran TF Wang et al, 2006. Menurut Smith et al 2000 ketebalan berkisar antara 7-10 µm sedangkan Pyrdal et al 1992 menyatakan TF seharusnya memiliki ketebalan 35-40 µm dan mayoritas terdiri dari gel musin. Menurut Palakuru et al 2007, TF berada dalam keadaan paling tebal saat segera setelah mengedip dan berada dalam keadaan paling tipis saat kelopak mata terbuka. Dalam penelitian mereka, angka perubahan ketebalan ini menunjukkan nilai yang sama dengan kelompok yang disuruh melambatkan kedipan matanya. Mereka menyimpulkan hal ini disebabkan oleh refleks berair yang segera.

2.1.3. Mekanisme Distribusi Air Mata

Mengedip berperan dalam produksi, distribusi dan drainase air mata Palakuru et al, 2007. Berbagai macam teori mengenai mekanisme distribusi air mata AAO, 2007. Menurut teori Doane 1980, setiap berkedip, palpebra menutup mirip retsleting dan menyebarkan air mata mulai dari lateral. Air mata yang berlebih memenuhi sakus konjungtiva kemudian bergerak ke medial untuk memasuki sistem ekskresi Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004. Sewaktu kelopak mata mulai membuka, aparatus ekskretori sudah terisi air mata dari kedipan mata sebelumnya. Saat kelopak mata atas turun, punkta akan ikut menyempit dan oklusi punkta akan terjadi setelah kelopak mata atas telah turun setengah bagian . Kontraksi otot orbikularis okuli untuk menutup sempurna kelopak mata akan menimbulkan tekanan menekan dan mendorong seluruh air mata melewati kanalikuli, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan meatus inferior. Kanalikuli akan memendek dan menyempit serta sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis akan tampak seperti memeras. Kemudian setelah dua per tiga bagian kelopak mata akan berangsur-angsur terbuka, punkta yang teroklusi akan melebar. Fase pengisian akan berlangsung sampai kelopak mata terbuka seluruhnya dan siklus terulang kembali Doane, 1980. TF dibentuk kembali dari kedipan mata setiap 3-6 detik. Saat kelopak mata terbuka, lapisan lemak ikut terangkat. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Mekanisme Ekskresi Air Mata

Ada tiga mekanisme yang dapat menyebabkan penipisan PTF yaitu absorbsi ke kornea inward flow, pergerakan paralel air mata sepanjang permukaan kornea tangential flow dan evaporasi Nichols et al, 2005. Lain halnya dengan Tsubota et al 1992, Mathers et al 1996, dan Goto et al 2003. Mereka berpendapat bahwa evaporasi hanya berperan minimal menyebabkan penipisan penipisan TF. Akan tetapi, Rolando et al 1983 menunjukkan bahwa evaporasi berperan penting menyebabkan penipisan TF. Smith et al 2008 menyebutkan bahwa hal ini bervariasi sesuai keadaan dan melibatkan kombinasi berbagai mekanisme. Laju evaporasi pada orang normal adalah 0,004 Craig, 2000, 0,25 Goto et al, 2003, 0,89 Mathers, 1996, 0,94 Shimazaki, 1995, 1,2 Tomlinson, 1991, 1,61 Hamano, 1980, 1,94 Yamada, 1990. Perlu waktu 3-5 menit untuk ruptur PTF Kimball, 2009.

2.1.5. Kedipan Mata

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Lama Penggunaan Komputer Dengan Terjadinya Gejala-gejala Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pekerja Pengoperasian Komputer di Wilmar Group, Tahun 2012

5 101 91

ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYAGEJALA COMPUTER VISION Analisis Hubungan Lama Interaksi Komputer Terhadap Terjadinya Gejala Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 14

ANALISIS HUBUNGAN LAMA INTERAKSI KOMPUTER TERHADAP TERJADINYA Analisis Hubungan Lama Interaksi Komputer Terhadap Terjadinya Gejala Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2 5 18

PENDAHULUAN Analisis Hubungan Lama Interaksi Komputer Terhadap Terjadinya Gejala Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 9

DAFTAR PUSTAKA Analisis Hubungan Lama Interaksi Komputer Terhadap Terjadinya Gejala Computer Vision Syndrome pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 6

Hubungan paparan monitor komputer dengan keluhan computer vision syndrome di bpjs, Surakarta AWAL

0 0 11

Gambaran Tingkat Lama Penggunaan Komputer Dengan Terjadinya Gejala-gejala Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pekerja Pengoperasian Komputer di Wilmar Group, Tahun 2012

1 2 29

Gambaran Tingkat Lama Penggunaan Komputer Dengan Terjadinya Gejala-gejala Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pekerja Pengoperasian Komputer di Wilmar Group, Tahun 2012

0 0 8

Gambaran Tingkat Lama Penggunaan Komputer Dengan Terjadinya Gejala-gejala Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pekerja Pengoperasian Komputer di Wilmar Group, Tahun 2012

0 1 15

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA PEGAWAI PENGGUNA KOMPUTER DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG -

0 0 97