Hubungan Latar Dengan Alur, Sudut Pandang, Gaya Bahasa, Tema, dan

18 kampung kita ini berapa banyak mereka pemuda-pemudanya yang pengangguran. Tidaklah itu bom yang sangat dahsyat yang setiap saat bisa meledak. Tidak saja meledakkan daerah kita ini, tetapi juga daerah lain.” Mereka terperangah mendengar ucapan Dayat. Astaga, itulah ucapan yang trelontar drai mulut mereka, tak pernah berpikir sejauh itu. Halaman 32 Persekot uang suap merupakan praktik korupsi yang merajalela di negara kita. Praktik korupsi terutama memberikan uang pelicin uang suap untuk melancarkan segala urusan, telah dianggap hal yang lumrah. Dalam cerpen Bom, pengarang menyampaikan kritik sosial, bahwa budaya suap kolusi dapat menghancurkan negara kita lebih dahsyat dari bom atom yang menghancurkan kota Hirosima dan Nagasaki di Jepang. Dalam penyampaian amanat, pengarang membutuhkan tindak tokoh, karena tokoh dan amanat memiliki keterkaitan yang erat.

4.2.2 Hubungan Latar Dengan Alur, Sudut Pandang, Gaya Bahasa, Tema, dan

Amanat. Unsur latar yang ditekankan perannya dalam sebuah cerita, langsung ataupun tak langsung, akan berpengaruh terhadap elemen fiksi yang lain, khususnya alur dan tokoh Nurgiyantoro, 1995: 223. Latar dalam kaitannya dengan hubungan waktu, akan berpengaruh terhadap cerita dan pengaluran. Suasana gerimis yang selalu menyiksa tokoh Imah dalam cerpen Ah... Gerimis Itu, mempengaruhi alur cerita yang bergerak mundur karena tokoh Imah akan terkenang masa lalunya bersama sang suami yang telah meninggal dunia. Imah juga ingat saat-saat indah yang pernah singgah di hatinya. Di sebuah senja, beberapa orang pemuda numpang berteduh di emperan rumahnya karena tak tahan akan dinginnya gerimis. Oleh abahnya, pemuda-pemuda itu di suruh masuk ke rumah. Halaman 42 Adakalanya pengarang menunjukkan latar, melalui apa yang dilihat tokoh, artinya pengarang menunjukkan latar sesuai sudut pandang “aku” atau “dia” dalam hal ini nama tokoh. 18 Latar waktu dan suasana dalam cerpen Ah... Gerimis Itu digambarkan pengarang melalui sudut pandang orang ketiga “dia mahatahu”. Sejak subuh tadi, tamu yang membosankan diri itu sudah tiba. Semula Imah sudah coba untuk tidak memperdulikan kehadiran sang gerimis yang menyiksa. Ia coba ambil sajadah dan bersujud dengan suatu keharuan yang dalam. Pda sujud yang terakhir sempat juga ia menitikkan air mata. Halaman 41 Pembaca akan merasa tertarik dan ikut serta dalam suasana, jika pengarang mampu membangkitkan imajinasi pembaca melalui bahasa yang digunakan dalam menggambarkan waktu dan suasana, seperti berikut: Malam sunyi, angin pun seakan enggan bertiup. Sesekali terdengar lolongan anjing yang panjang dan diselingi kokok ayam jantan yang sayup-sayup terdengar. Malam memang belum larut, walau demikian kampung itu begitu sunyi bila malam turun. Halaman 83 Dalam menggambarkan kesunyian malam, pengarang menggunakan gaya bahasa personifikasi. Untuk memperkuat suasana yang begitu sunyi, ciri khas suasana sebuah desa apabila malam tiba. Pengarang menggunakan kalimat seakan angin enggan bertiup, seolah angin memiliki hasrat layaknya manusia. Adakalanya ingin melakukan sesuatu, dan adakalanya malas berbuat sesuatu. Latar juga mempertegas penyampaian tema dan amanat. Latar yang mengiringi kesedihan dan rasa bersalah Imah atas kemtian suaminya dalam cerpen Ah. . . Gerimis Itu, memperkuat penyampaian tema cerita. Sejak subuh tadi, tamu yang membosankan diri itu sudah tiba. Semula Imah sudah coba untuk tidak memperdulikan kehadiran sang gerimis yang menyiksa. Ia coba ambil sajadah dan bersujud dengan suatu keharuan yang dalam. Pda sujud yang terakhir sempat juga ia mneitikkan air mata. Halaman 41 – 42 Amanat langsung yang disampaikan tokoh Dayat dalam pidatonya di depan berbagai elemen masyarakat, juga dipertegas pengarang dengan latar suasana yang mengiringi latar pidato tokoh Dayat tersebut. Mendengar seluruh kampung ada bom, orang tua pada tarik napas terutama kaum wanita. .................... 18 “. . . . Persekotlah yang menciptakan bom yang sangat dahsyat itu. Lihatlah di kampung kita berapa banyak mereka pemuda-pemuda yang pengangguran. Tidakkah itu bom-bom yang sangat dahsyat yang setiap saat bisa meledak. Tidak saja daerah kita ini tapi daerah-daerah lain.” Mereka terperangah mendengar ucapan Dayat. Halaman 32

4.2.3 Hubungan Alur Dengan Sudut Pandang, Gaya Bahasa, Tema, dan Amanat.