18
4.5.2 Personifikasi
Keraf 2006: 140 berpendapat bahwa personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak
bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Personifikasi juga dapat diartikan majas yang menerapakan sifat-sifat manusia terhadap benda mati Maulana, 2008: 1.
Jadi, personifikasi berarti gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat manusi pada barang atau benda mati.
Dari hasil analisis, penulis menemukan tujuh data personifikasi dalam cerpen
Bom, Ah. . . Gerimis Itu, Opportunitis, Kawin Undi, dan Alunan Biola Penghabisan. Ketujuh data tersebut adalah:
1. Persekotlah yang menciptakan bom yang sangat dahsyat itu. Halaman
32 Kalimat di atas menyatakan persekot dianggap seperti manusia yang bisa
menciptakan atau membuat sesuatu. 2.
Desa pantai tempatnya tinggal seolah-olah jadi mati. Pada hal di luar, nelayan dan anaknya tak pernah tahu akan gerimis, tak pernah hirau akan
gerimis. Halaman 41 Kalimat, “Desa pantai tempatnya tinggal seolah-olah jadi mati”
menggunakan gaya bahasa personifikasi karena menganggap desa memiliki nyawa, yang seolah hidup dan bisa mati, layaknya makhluk
hidup. 3.
Sejak subuh tadi, tamu yang membosankan diri itu sudah tiba. Semula Imah coba untuk tidak memperdulikan kehadiran sang gerimis yang
menyiksa. Halaman 41
18 Kalimat di atas menyatakan bahwa gerimis adalah makhluk hidup.
Gerimis dianggap memiliki jiwa sosial layaknya manusia, yang mampu bertamu atau mendatangi manusia lainnya.
4. Sesekali terdengar nyanyian jangkrik dan kodok. Halaman 44
Jangkrik dan kodok merupakan makhluk hidup, tetapi mereka tidak dapat bernyanyi layaknya manusia. Pada kalimat di atas menggambarkan seolah-
olah jangkrik dan kodok memiliki sifat manusia yang bisa menikmati kesenangan dengan bernyanyi.
5. Diluar, nyanyian katak semakin deras, diiringi irama malam yang semakin
mendekati. Halaman 44 Dalam kalimat di atas, bukan hanya kodok yang digambarkan seperti
manusia, malam juga dapat bernyanyi. 6.
Di luar, gerimis masih terus bernyanyi, menyayat-nyayat hati Imah. Halaman 47
Dalam kalimat di atas gerimis dapat bergerak layaknya makhluk hidup, bahkan dapat melukai atau menyakiti seseorng.
7. Pada saat hari berangkat gelap, dimana surya merondokkan dirinya, saat
inilah yang selalu mencekam perasaannya. Halaman 61 Surya atau matahari, dalam kalimat di atas bersikap seolah manusia yang
mampu bersembunyi.
4.5.3 Metafora