Perumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Teori Investasi

ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dimana M 1 tumbuh sebesar 27,6 dan M 2 Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Tingkat Bunga BI Rate dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”. tumbuh sebesar 18,9. Di bulan September 2008 pertumbuhan likuiditas perekonomian mulai meningkat dari bulan sebelumnya namun tidak berlangsung lama karena pada Januari 2009 terjadi penurunan likuiditas sejalan dengan melambatnya aktivitas perekonomian sebagai dampak dari krisis keuangan global. Likuiditas mengalami perbaikan pada Desember 2009 dan cenderung meningkat hingga Agustus 2009.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahkan yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan BI Rate dan jumlah uang beredar di Indonesia, 2. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan, 3. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham gabungan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan tingkat bunga BI Rate dan jumlah uang beredar di Indonesia, 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat bunga BI Rate terhadap indeks harga saham gabungan, 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar terhadap indeks harga saham gabungan. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi otoritas moneter dalam menjaga kestabilan indeks harga saham gabungan, 2. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni, 3. Sebagai tambahan informasi dan tambahan literatur bagi masyarakat dan mahasiswai yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Investasi

2.1.1 Definisi Investasi

Irham Fahmi, 2006, mendefinisikan investasi sebagai bentuk dari pengelolaan dana dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan dapat memberikan tambahan keuntungan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti dalam Irham Fahmi, 2006, pemahaman akan asal usul investasi tidak harus berasal dari bagian keuangan. Investasi juga dapat berasal dari bagian pemasaran yaitu dengan cara membuka jaringan distribusi baru, atau investasi pada bagian produksi dengan cara mengganti mesin lama menjadi mesin baru. Mankiw, 2006, mendefinisikan investasi sebagai komponen GDP yang melibatkan masa kini dan masa depan. Pengeluaran investasi berperan penting dalam pertumbuhan jangka panjang dan juga pada siklus jangka pendek karena investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah. Ana, 2009, investasi atau penanaman modal terdiri atas dua bentuk yaitu : penanaman modal langsung direct investment dan penanaman modal tidak langsung indirect investment. Penanaman modal langsung direct investment dilakukan berupa mendirikan perusahaan patungan joint venture company dengan mitra lokal, dengan melakukan kerja sama tanpa membentuk perusahaan baru, memberikan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bantuan teknis dan menajerial, memberikan lisensi. Penanaman modal tidak langsung indirect investment meliputi kegiatan transaksi di pasar modal dan pasar uang. Salim, 2007, menggolongkan investasi berdasarkan asset, pengaruh, ekonomi, menurut sumber, dan cara penanamannya. Investasi berdasarkan aset merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaannya. Investasi berdasarkan aset terbagi menjadi dua jenis yaitu real asset dan financial asset. Real asset merupakan investasi yang berwujud seperti gedung, kendaraan dan sebagainya, sedangkan financial asset merupakan dokumen klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Real asset bersifat kurang likuid daripada financial asset. Investasi menurut pengaruhnya didasarkan pada faktor yang mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Investasi ini dibagi menjadi dua yaitu investasi autonomus dan investasi induced. Investasi autonomus adalah investasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan,bersifat spekulatif. Contohnya membeli surat berharga. Sedangkan investasi induced adalah investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tinkat pendapatan. Contohnya penghasilan transitori yang didapat selain dari bekerja, seperti bunga. Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya didasarkan pada asal-usul perolehan investasi. Investasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu investasi yang bersumber dari modal asing PMA dan investasi yang bersumber dari dalam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA negeri PMDN. Investasi berdasarkan bentuknya adalah investasi yang didasarkan pada cara penanaman investasi tersebut. Investasi ini dibagi menjadi dua golongan yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan menggunakan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi langsung merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisi perusahaan. Menurut Willian F. Sharpe dalam Irham Fahmi, 2006, dalam perekonomian primitif hampir semua investasi berbentuk investasi nyata sedangkan pada perekonomian modern lebih banyak dilakukan investasi keuangan. Jadi salah satu ukuran dalam melihat bahwa suatu negara disebut maju adalah keberadaan dan kualitas dari bursa efeknya yang diakui oleh para pebisnis.

2.1.2 Teori Investasi menurut Keynes dalam Irham Fahmi, 2006

Teori investasi yang dikemukakan oleh Keynes adalah teori multiplier yang membahas tentang pengaruh anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Keynes dalam mempengaruhi jalannya perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran pengeluaran saat terjadi kelesuan ekonomi. Hal ini dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan akhirnya meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Perubahan yang diakibatkan oleh pengeluaran pemerintah tersebut akan mempengaruhi pendapatan nasional yang kemudian menimbulkan perubahan pada golongan pengeluaran tertentu dan pada akhirnya pendapatan nasional akan bertambah dan proses ini disebut proses multiplier. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terjadinya multiplier effect akan memberi dampak pada perubahan ekonomi ke arah yang lebih dinamis yaitu terciptanya lapangan pekerjaan yang disebabkan tingginya pendapatan masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pada peningkatan kebutuhan masyarakat dan dibutuhkan sumber-sumber produksi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dan secara otomatis dibutuhkan pula sumber daya manusia untuk mengelolahnya. Investasi pada pasar modal adalah investasi yang bersifat jangka pendek. Hal ini dilihat dari pengembalian return yang diukur dengan capital gain. Pasar modal merupakan tempat yang menarik bagi para spekulator yang menyukai capital gain. Mereka dapat membeli pada saat harga turun dan menjual kembali pada saat harga naik. 2.2. Pasar Modal 2.2.1. Definisi Pasar Modal

Dokumen yang terkait

Analisis Kausalitas antara Indeks Harga Saham Asia Tenggara dengan Indeks Harga Saham Gabungan

5 55 74

Penerapan Rantai Markov Terhadap Perubahan Indeks Harga Saham

39 179 88

“Analisis Pengaruh Tingkat BI Rate dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

1 36 202

Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham Global Terhadap Pergerakan IHSG

0 39 99

Analisis pengaruh harga emas dunia, variabel makro ekonomi dan indeks dow Jones terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek Indonesia ( BEI)

0 7 135

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI INDONESIA PERIODE 2007 – 2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi - Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

0 0 32