Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

Produktivitas tenaga kerja = Penerimaan Total tenaga kerja yang dicurahkan Kriteria uji : - Jika produktivitas tenaga kerja tingkat upah yang berlaku, maka usaha tani layak diusahakan. - Jika produktivitas tenaga kerja tingkat upah yang berlaku, maka usaha tani tidak layak diusahakan. Dalam perhitungan curahan tenaga kerja maka digunakan standar perhitungan berdasarkan umur tenaga kerja dengan standar konversi sebagai berikut: 1. Tenaga anak-anak 1-14 tahun : laki-laki = 0,5 HKP, wanita 0,4 HKP 2. Tenaga laki-laki dewasa ≥ 15 tahun = 1 HKP 3. Tenaga wanita dewasa ≥ 15 tahun = 0,8 HKP Standar konversi tersebut berlaku dengan jumlah jam kerja yang sama dalam satu hari kerjamyakni 7 jam efektif dengan rincian: Jam 8.00 – 12.00 → kerja 4 jam Jam 12.00 – 14.00 → istirahat makan siang 2 jam Jam 14.00 – 17.00 → kerja 3 jam Untuk menghitung curahan tenaga kerja dari setiap individuanggota keluarga yang bekerja pada usahatani dengan usia dan jenis kelamin tertentu harus melihat jumlah jam kerja dikalikan standar men equivalen MeHKP Hari Kerja setara Pria seperti yang telah disebutkan diatas Butar-butar, 2010.

2.2 Kerangka Pemikiran

Petani tambak polikultur kepiting-ikan nila merupakan pengelola usaha yang mempunyai tugas untuk mengusahakan tambak dan mengorganisir pemanfaatan faktor-faktor produksi dalam usaha tambak polikultur kepiting-ikan nila. Petani tentunya mengharapkan nilai pendapatan yang maksimal dari setiap jenis kegiatan pemanfaatan lahan yang dilakukan. Upaya untuk mencapai manfaat maksimum jangka panjang dapat dilakukan apabila pemanfaatan lahan tambak dapat dialokasikan secara optimal. Petani tambak di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pada prakteknya memanfaatkan sistem usaha pola polikultur, dimana ikan nila diusahakan pada kolam tambak bersama dengan kepiting bakau. Usaha tambak kepiting di tujukan untuk menghasilkan kepiting soka konsumsi. Sistem budi daya nya dapat di lakukan dengan menggunakan sistem keramba, hampang, ataupun jaring apung. Dimana kegiatan budidaya mencakup Persiapan Tambak, Penebaran Bibit, Teknik Produksi Kepiting soka kepiting cangkang lunak, Pemberian Pakan, Pemeliharaan air, dan Pengendalian Hama dan Penyakit. Usaha tambak kepiting dan ikan nila memiliki beberapa input produksi diantaranya benih, pakan, obat-obatan dan tenaga kerja. Input produksi ini menjadi komponen biaya dalam pengelolaan usaha tambak polikultur kepiting- ikan nila. Input dan Output dari usaha tambak mencakup biaya dan hasil biaya pada usaha pertanian umumnya adalah biaya produksi yang meliputi biaya investasi, yaitu : biaya yang digunakan untuk pembelian atau sewa tanah, penyediaan keramba, maupun jaring yang mendukung usaha tambak kepiting bakau tersebut dan biaya operasional yang meliputi: pembelian benih, obat-obatan, pakan, tenaga kerja, baik dari dalam keluarga maupun diluar keluarga yang mendukung jalannya usaha tambak kepiting tersebut. Pendapatan yang diperoleh adalah total penerimaan yang besarnya dinilai dalam bentuk uang dan dikurangi dengan nilai total seluruh pengeluaran selama proses produksi berlangsung. Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga satuan, sedangkan pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi atau input yang diperlukan pada proses produksi yang bersangkutan. Kelayakan usaha tambak kepiting di daerah penelitian, akan menentukan peluang pengembangan usaha tambak ini, yaitu dengan menganalisis apakah layak atau tidak untuk diusahakan di daerah penelitian. Oleh karena itu, untuk menganalisis kelayakan usaha tambak kepiting dianalisis dengan metode analisis RC. Analisis RC ini membandingkan nilai penerimaan Revenue dengan total biaya produksi Cost dengan menggunakan kriteria, bila nilai RC 1, maka usaha tambak ini layak, bila nilai RC = 1, maka usaha tambak berada pada titik impas dan bila nilai RC 1, maka usaha tambak ini tidak layak. Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : = Ada Hubungan Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usaha Polikultur Tambak Kepiting – Ikan Nila Petani Tambak Sistem Usaha tambak Polikultur Kepiting-Ikan Nila Produksi Penerimaan Komponen Biaya Tetap: - Sewa Lahan - Penyusutan - PBB - Biaya Listrik Komponen Biaya Variabel: - Benih - Pakan - Obat-obatan - keramba - jaring Tenaga Kerja Harga Pendapatan Analisis RC Biaya Produksi Layak Tidak layak

2.3 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting-Ikan Nila” Studi Kasus di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

5 66 103

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa Lama, Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

3 19 49

Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Silvofishery di Desa , Desa Paluh Manan dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting-Ikan Nila” Studi Kasus di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

0 0 28

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polikultur Kepiting Soka – Ikan Nila - Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting-Ikan Nila” Studi Kasus di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

0 0 17

Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting-Ikan Nila” Studi Kasus di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

0 0 11

Aplikasi Sistem Silvofishery Di Desa Lama, Desa Paluh Kurau dan Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Aplikasi Sistem Silvofishery Di Desa Lama, Desa Paluh Kurau dan Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting – Ikan Nila (Studi Kasus: Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 29

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polikultur Kepiting Soka – Ikan Nila - Analisis Usaha Tambak Polikultur Kepiting – Ikan Nila (Studi Kasus: Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 17