Gambar 17 Area Paddock Kandang Lepas di Suaka Rhino Sumatera
Selain itu, saat pengambilan spesimen ditemukan kecenderungan populasi larva dan nimfa caplak tinggi di tempat spot dengan ciri-ciri tertentu, yaitu
mendapat cahaya matahari yang cukup, berada di sepanjang tepian jalur badak, banyak terdapat tumpukan daun-daun kering, dan pada vegetasi yang rendah
Gambar 17. Untuk data keberadaan jenis-jenis caplak di dalam dan di luar area
perkandangan SRS dari jenis A. testudinarium dan H. hystricis, dimana hasil yang ditemukan seperti disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2, populasi H. hystricis
lebih banyak daripada A. testudinarium di dalam area kandang SRS Tabel 1 dan keadaan sebaliknya terjadi di luar area kandang SRS Tabel 2. Dari data
tersebut bisa dikatakan tidak ada pola yang pasti untuk penyebaran jenis-jenis caplak. Hal tersebut berkaitan dengan perilaku caplak yang meletakkan telurnya
secara acak di tanah setelah kenyang menghisap darah inang Bowman et al. 2003.
Pola oviposisi dari caplak belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga sulit untuk memetakan kecenderungan jenis-jenis
caplak dalam menyebarkan telurnya. Menurut Norval dan Lightfoot 1982 keberadaan jenis-jenis caplak dipengaruhi waktu antar musim dan antar tahun
dan area antara habitat dan zona ekologi yang dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti keberagaman inang, dan mikroklimat.
4.3 Predileksi Caplak Dewasa di Tubuh Badak
Caplak pada kenyataannya memiliki kecenderungan tertentu dalam memilih tempat saat menempel di inangnya untuk menghisap darah. Menurut
Fraser et al. 1991 setiap spesies caplak memiliki tempat yang disenangi pada tubuh inang. Caplak Boophilus sp. menyukai daerah kepala, leher dan bahu,
sedangkan caplak Amblyomma sp. menyukai daerah gumba, ventral tubuh, ambing, dan alat kelamin hewan jantan Fraser et al. 1991. Ketchum et al.
2005 melaporkan jenis caplak Amblyomma maculatum menyukai regio kepala dan leher pada sapi gembala ranch di Amerika Utara dengan persentase
sebanyak 69 dari keseluruhan populasi. Fielden dan Reckav 1994 melaporkan jenis Amblyomma marmoreum menyukai regio posterior kaki depan
pada kura-kura Leopard Geochelone pardalis di National Zoological Gardens,
Pretor, Afrika Selatan dengan persentase sebanyak 87 dari keseluruhan populasi. Predileksi caplak dewasa pada tubuh badak sumatera Dicerorhinus
sumatrensis di SRS dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Predileksi Caplak Dewasa famili : Ixodidae pada Tubuh Badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis di SRS
No Nama Badak
Predileksi Kepala
Leher bahu Punggung
Ekor Ventral Tubuh
Kaki 1
Bina +
+++ +
++ 2
Ratu +
++ +
++ 3
Torgamba +
++ +
++ 4
Rosa +
+++ +
++
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa tempat infestasi yang paling disukai yaitu regio leher dan bahu Gambar 18. Badak sumatera memiliki
banyak lipatan kulit pada daerah tersebut, sehingga sangat kondusif bagi caplak untuk berlindung di bawah lipatan-lipatan tersebut, terhindar dari gangguan
mekanis misalnya tersapu dahan semak-semak ketika badak melintasinya maupun biologis misalnya burung. Regio leher dan bahu juga merupakan
daerah yang memiliki pembuluh darah besar seperti vena jugularis yang cenderung dekat ke permukaan kulit superficial sehingga memungkinkan
caplak dalam mengambil darah dengan mudah dan banyak. Berbeda dengan daerah lain seperti punggung dan kepala sangat rentan terhadap gangguan
mekanis ataupun biologis berupa predator misalnya jenis burung tertentu.
A B
D C
Keterangan: A: Kepala, B: Leher Bahu, C: Punggung Ekor, D: Ventral Tubuh Kaki
Gambar 18 Pembagian Regio pada Tubuh Badak Sumatera untuk Pengamatan Predileksi Caplak Dewasa Model: Bina
Faktor yang mempengaruhi predileksi ini belum diketahui secara pasti. Menurut Fielden dan Rechav 1994 caplak memerlukan bagian kulit yang tipis
dan area terlindung pada inang untuk memudahkan dalam proses menghisap darah. Caplak dewasa betina biasanya memilih menempel dan menghisap darah
di area posterior regio leher dan kaki depan agar terhindar dari gangguan mekanis, dan caplak dewasa jantan biasanya memilih daerah sekitarnya dimana
signal feromon masih bisa dideteksi. Ketchum et al. 2005 melaporkan keberadaan caplak Amblyomma maculatum yang lebih memilih tempat yang
banyak memiliki rambut pada sapi gembala di Amerika Utara dikarenakan aman dari gangguan mekanik dan predator.
Menurut Hadi dan Soviana 2000 caplak memiliki organ sensoris yang disebut organ haller. Alat tersebut berfungsi sebagai reseptor kelembaban, kimia,
olfaktori, dan mekanis. Organ haller digunakan caplak untuk mendeteksi adanya inang yang cocok serta menterjemahkan feromon yang dikeluarkan caplak lain.
Bisa dimungkinkan fungsi sensoris kimia dan mekanis yang juga dimiliki oleh organ haller tersebut berperan dalam predileksi caplak di tubuh inangnya. Fungsi
sensoris kimia bisa berfungsi dalam melacak kimia darah yang menjadi makanan caplak, sehingga ditemukan tempat yang tepat, seperti pembuluh darah yang
lebih superfisial dijadikan tempat yang disukai caplak untuk berinfestasi; dan fungsi mekanis bisa berperan dalam mencari tempat berlindung kondusif di inang
yang aman dari gangguan luar mekanis.
4.4 Kaitan Caplak dalam Penularan Penyakit terhadap Badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera