Amblyomma testudinarium Jenis-jenis Caplak

4.1.2 Amblyomma testudinarium

Distribusi dari Amblyomma testudinarum di Indonesia tersebar pada daerah Jawa, Sumatera, Lombok dan Sumba, serta inang yang disukainya adalah Rhinoceros sondaicus atau sejenis badak lainnya Anastos 1950. Saat ini sudah diketahui 129 spesies dari genus Amblyomma. Genus Amblyomma dicirikan dengan bagian mulutnya yang mecolok dengan panjang melebihi basis kapituli, segmen palpus kedua memiliki panjang setidaknya dua kali dari palpus ketiganya. Genus ini memiliki mata dan feston, skutumnya memiliki ornata yang khas, serta tidak memiliki keping adanal. Jenis Aponoma elaphensis mirip dengan genus ini, tapi bisa dibedakan dari ukurannya yang lebih kecil dan tidak memiliki mata. Genus ini tersebar dari daerah subtropis sampai tropis. Genus Amblyomma memiliki inang yang cukup variatif yaitu mamalia, amphibi, dan reptil. Stadium yang belum dewasa bahkan diketahui menginfestasi burung, sebagai satu di antara faktor yang menyebabkan genus ini memiliki distribusi yang cukup luas Bowman et al. 2003, Jongejan Uilenberg 2004. Jenis caplak yang ditemukan pada badak-badak sumatera yaitu Rosa, Torgamba, Bina, dan Ratu Gambar 11 ini mempunyai ciri-ciri morfologi sama dengan yang diuraikan oleh Anastos 1950 Gambar 12 berikut ini. Jantan. Panjang tubuh 5.4–6.4 mm dan lebar 5.1–6.0 mm, tidak termasuk kapitulum. Tubuhnya berbentuk oval meluas, dan mengkerucut di anterior. Skutum berwarna kuning–jingga dan coklat muda, memiliki ornata dibandingkan jenis lainnya; punctata sedikit, besar dan menyebar tidak merata, dengan adanya pertemuan yang jelas dengan feston di bagian anterior; lekuk servicalnya pendek, dalam, dan berbentuk ‘koma’; mata terlihat cukup besar, kuning, dan rata. Feston terlihat menonjol. Permukaan ventral badan berwarna kuning, agak mengkerut dan memiliki beberapa punctata; arah bukaan genital berhadapan dengan koksa II; lubang anal berhadapan dengan bagian batas posterior dari keping spirakel; keping spirakel berbentuk ‘koma’ dan terletak oblique; otot scutes di bagian feston berwarna coklat tua; peltae paralel dengan feston dan terletak secara jelas di postero-internal. Kaki panjang dan kokoh, adanya tanda melingkar yang terlihat samar-samar di bagian ujung distal tiap ruasnya; koksa I memiliki dua taji yang tidak sama, dimana taji eksternal lebih panjang; koksa II dan III masing-masing lebar, memiliki taji yang melingkar; koksa IV memilki satu taji yang panjangnya kira-kira dua kali dari lebarnya; tarsinya pendek, di ujungnya terdapat taji terminal dan sub-terminal; pulvillus kira-kira setengah panjang cakarnya. Kapitulumnya panjang; basis berbentuk persegi panjang dengan sisi-sisinya yang konveks dan pada batas posteriornya berbentuk konkaf; palpusnya panjang, dengan artikel ke-2 sedikit lebih panjang, kira-kira dua kali dari artikel ke-3; hipostom panjang dan ramping; formula pergigiannya 4:4, dengan 8–9 gigi tiap filenya. Gambar 11 Caplak Dewasa A dan Larva B Amblyomma testudinarium A B Keterangan : A – G, Jantan : A, Skutum; B, Koksa I – IV; C, Kapitulum dilihat dari dorsal; D, Spirakel; E, Tarsus I; G, Ventral muscle sentes. H – M, Betina : H, Skutum; I, Koksa I – IV; J, Kapitulum tampak dari dorsal; K, Spirakel; J, Tarsus IV; M, Tarsus I. Gambar 12 Morfologi Amblyomma testudinarium Anastos 1950 Betina. Betina yang telah penuh darah panjangnya 25 mm dengan lebar 18 mm serta lebar 15 mm. Bentuk tubuh yang belum menghisap darah hampir bulat. Skutum berbentuk segitiga, lebih panjang lebarnya dibandingkan panjangnya sendiri, sudut posteriornya tumpul, panjang 3.15 mm dengan lebar 3.9 mm, jumlah dan corak dari ornamennya sangat variatif; punctata tidak sama, tersebar tidak merata, dengan satu bentukan yang cukup besar di batas lateral dekat mata; lekuk servical kecil dan berbentuk ‘koma’; mata berwarna kuning, besar, mencolok. Bagian dorsal abdomen memiliki beberapa punctata yang besar dan adanya rambut pendek yang berwarna putih; bagian dorsal fovea kecil, gelap, dan mencolok.

4.2 Populasi Larva dan Nimfa Caplak di SRS