Karakteristik Sampel HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel

Pada penelitian ini, lansia pemakai GTP dikelompokkan menjadi tiga karakteristik, yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pernikahan. Berdasarkan jenis kelamin, lansia pemakai GTP terdiri atas 15 orang laki-laki 45,5 dan 18 orang perempuan 54,5. Berdasarkan tingkat pendidikan, lansia pemakai GTP dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok yang tidak sekolah terdiri atas 4 orang 12,1, kelompok sekolah dasar SD sebanyak 17 orang 51,5, kelompok sekolah menengah pertama SMP sebanyak 6 orang 18,2, kelompok sekolah menengah atas SMA sebanyak 5 orang 15,2 dan kelompok perguruan tinggi terdiri dari 1 orang 3,0. Berdasarkan status perkawinan, lansia pemakai GTP dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok lansia yang berpasangan terdiri dari 8 orang 24,2 dan kelompok lansia yang tidak berpasangan sebanyak 25 orang 75,8. Tabel 5 No. Variabel n 1. Jenis kelamin Laki-laki 15 45,5 Perempuan 18 54,5 JUMLAH 33 100 2. Tingkat pendidikan Tidak sekolah 4 12,1 SD 17 51,5 SMP 6 18,2 SMA 5 15,2 Perguruan Tinggi 1 3,0 JUMLAH 33 100 3. Status perkawinan Berpasangan 8 24,2 Tidak berpasangan 25 75,8 Tabel 5. Persentase distribusi karakteristik lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 Universitas Sumatera Utara JUMLAH 33 100 4.2 Aspek Kualitas Hidup Lansia Pemakai GTP yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013 Berdasarkan OHIP Aspek kualitas hidup pada lansia pemakai GTP dibagi menjadi empat belas pertanyaan, yaitu kesulitan mengunyah, bau nafas, sakit pada rahang, rasa tidak nyaman mengunyah, khawatir dengan keadaan rongga mulut, tidak nyaman dengan penampilan, menghindari makanan tertentu, menghindari tersenyum, merasa gelisah, gangguan konsentrasi, menghindari keluar rumah, mudah tersinggung, kesehatan yang buruk dan gangguan kepercayaan diri. Pada pertanyaan kesulitan mengunyah didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang 9,1, yang menjawab sangat jarang tidak ada 0, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 4 orang 12,1, sering sebanyak 15 orang 45,5 dan sangat sering sebanyak 11 orang 33,3. Untuk pertanyaan bau nafas didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 orang 12,1, sangat jarang sebanyak 2 orang 6,1, kadang-kadang sebanyak 5 orang 15,2, sering sebanyak 9 orang 27,3 dan yang menjawab sangat sering sebanyak 13 orang 39,4. Pada pertanyaan sakit pada rahang didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 orang 12,1, sangat jarang sebanyak 2 orang 6,1, kadang-kadang sebanyak 2 orang 6,1, sering sebanyak 6 orang 18,2 dan sangat sering sebanyak 19 orang 57,6. Untuk pertanyaan rasa tidak nyaman mengunyah dapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang 9,1, sangat jarang 1 orang 3,0, kadang-kadang sebanyak 6 orang 18,2, sering sebanyak 9 orang 27,3 dan sangat sering sebanyak 14 orang 42,4. Pada pertanyaan khawatir dengan keadaan rongga mulut didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang 9,1, sangat jarang sebanyak 2 orang 6,1, kadang-kadang sebanyak 6 orang 18,2, sering sebanyak 14 orang 42,4 dan sangat sering sebanyak 8 orang 24,2. Untuk pertanyaan tidak nyaman dengan penampilan didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 orang 12,1, sangat Universitas Sumatera Utara jarang sebanyak 3 orang 9,1, kadang-kadang sebanyak 4 orang 12,1, sering sebanyak 11 orang 33,3 dan sangat sering sebanyak 11 orang 33,3. Pada pertanyaan menghindari makanan tertentu didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 2 orang 6,1, yang menjawab sangat jarang tidak ada 0, kadang-kadang sebanyak 5 orang 15,2, sering sebanyak 10 orang 30,3 dan sangat sering sebanyak 16 orang 48,5. Untuk pertanyaan menghindari tersenyum didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 5 orang 15,2, sangat jarang sebanyak 2 orang 6,1, kadang-kadang sebanyak 3 orang 9,1, sering sebanyak 13 orang 39,4 dan sangat sering sebanyak 10 orang 30,3. Pada pertanyaan merasa gelisah didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 6 orang 18,2, sangat jarang sebanyak 3 orang 9,1, kadang-kadang sebanyak 10 orang 30,3, sering sebanyak 12 orang 36,4 dan sangat sering sebanyak 2 orang 6,1. Untuk pertanyaan gangguan konsentrasi didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 9 orang 27,3, sangat jarang sebanyak 4 orang 12,1, kadang-kadang sebanyak 6 orang 18,2, sering sebanyak 9 orang 27,3 dan sangat sering sebanyak 5 15,2. Pada pertanyaan menghindari keluar rumah didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 orang 12,1, sangat jarang sebanyak 2 orang 6,1, kadang- kadang sebanyak 9 orang 27,3, sering sebanyak 9 orang 27,3 dan yang menjawab sangat sering sebanyak 9 27,3. Untuk pertanyaan merasa tersinggung didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang 9,1, sangat jarang sebanyak 3 orang 9,1, kadang-kadang sebanyak 3 orang 9,1, sering sebanyak 15 orang 45,5 dan sangat sering 9 orang 27,3. Pada pertanyaan kesehatan yang memburuk didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 orang 12,1, sangat jarang sebanyak 1 orang 3,0, kadang- kadang sebanyak 7 orang 21,2, sering sebanyak 15 orang 45,5 dan sangat sering sebanyak 6 orang 18,2. Untuk pertanyaan gangguan kepercayaan diri didapati yang menjawab tidak pernah sebanyak 5 orang 15,2, sangat jarang sebanyak 6 orang 18,2, kadang-kadang sebanyak 12 orang 36,4 dan sangat Universitas Sumatera Utara sering sebanyak 7 orang 21,1 sedangkan yang menjawab sangat sering sebanyak 3 orang 9,1. Tabel 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Frekuensi distribusi aspek kualitas hidup lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 berdasarkan OHIP Respon Tidak pernah Sangat jarang Kadang- kadang Sering Sangat sering Jumlah n N n n n D1. Keterbatasan Fungsi 1 Sulit mengunyah 3 9,1 4 12,1 15 45,5 11 33,3 33 2 Bau nafas yang tidak menyenangkan 4 12,1 2 6,1 5 15,2 9 27,3 13 60,6 33 D2. Rasa Sakit Fisik 3 Sakit pada rahang 4 12,1 2 6,1 2 6,1 6 18,2 19 57,6 33 4 Rasa tidak nyaman mengunyah 3 9,1 1 3,1 6 18,2 9 27,3 14 42,4 33 D3. Ketidaknyamanan Psikis 5 Khawatir dengan keadaan rongga mulut 3 9,1 2 6,1 6 18,2 14 42,4 8 24,2 33 6 Tidak nyaman dengan penampilan 4 12,1 3 9,1 4 12,1 11 33,3 11 33,3 33 D4. Ketidakmampuan Fisik 7 Menghindari makanan tertentu 2 6,1 5 15,2 10 30,3 16 48,5 33 8 Menghindari tersenyum 5 15,2 2 6,1 3 9,1 13 39,4 10 30,3 33 D5. Ketidakmampuan Psikis 9 Merasa gelisah 6 18,2 3 9,1 10 30,3 12 36,4 2 6,1 33 10 Gangguan konsentrasi 9 27.3 4 12,1 6 18,2 9 27,3 5 15,2 33 D6. Ketidakmampuan Sosial 11 Menghindari keluar rumah 4 12,1 2 6,1 9 27,3 9 27,3 9 27,3 33 12 Mudah tersinggung 3 9,1 3 9,1 3 9,1 15 45,5 9 27,5 33 D7. Handicap 13 Kesehatan yang memburuk 4 12,1 1 3,0 7 21,2 15 45,4 6 18,2 33 14 Gangguan kepercayaan diri 5 15,2 6 18,2 12 36,4 7 21,2 3 9,1 33 Universitas Sumatera Utara 4.3 Kualitas Hidup Lansia Pemakai GTP yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013 Berdasarkan Faktor Sosiodemografi Pada penelitian ini kualitas hidup lansia pemakai GTP dikategorikan atas kualitas hidup baik, sedang dan buruk. Skor 50 28 dari jumlah skor OHIP-14 yaitu 56 100 dikategorikan sebagai kualitas hidup baik, skor diantara 50-75 28-42 dikategorikan sebagai kualitas hidup sedang dan skor 75 42 dikategorikan sebagai kualitas hidup buruk. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh lansia pemakai GTP yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 6 orang. Lansia pemakai GTP yang memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 5 orang dan lansia pemakai GTP yang memiliki kualitas hidup buruk sebanyak 22 orang. Tabel 7. Tabel 7. Kualitas hidup lansia pemakai GTP di Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 Sampel Skor OHIP-14 Kualitas Hidup Baik Sedang Buruk 1 45 √ 2 43 √ 3 43 √ 4 45 √ 5 43 √ 6 38 √ 7 3 √ 8 30 √ 9 11 √ 10 13 √ 11 7 √ 12 46 √ 13 6 √ 14 1 √ 15 43 √ 16 29 √ 17 44 √ 18 38 √ 19 46 √ 20 43 √ Universitas Sumatera Utara 21 52 √ 22 43 √ Sampel Skor OHIP-14 Kualitas Hidup Baik Sedang Buruk 23 44 √ 24 49 √ 25 44 √ 26 45 √ 27 50 √ 28 51 √ 29 44 √ 30 40 √ 31 45 √ 32 47 √ 33 50 √ Berdasarkan jenis kelamin, lansia dengan jenis kelamin laki-laki yang memiliki kualitas hidup yang buruk berjumlah 5 orang 22,7, sedangkan lansia dengan jenis kelamin perempuan yang memiliki kualitas hidup yang buruk berjumlah 17 orang 77,3. Berdasarkan tingkat pendidikan, lansia dengan tingkat pendidikan tidak sekolah dan SD paling banyak merasakan kualitas hidup yang buruk yaitu keseluruhan pada tidak sekolah sebanyak 4 orang 18,2 dan 15 orang 68,2 pada tingkat pendidikan SD, untuk tingkat pendidikan SMP paling banyak lansia memiliki kualitas hidup yang buruk hanya 2 orang 9,1 dan tingkat SMA sebanyak 1 orang 4,5 sedangkan untuk tamatan perguruan tinggi tidak ada yang merasa kualitas hidup yang buruk. Berdasarkan status perkawinan, lansia yang hidup tanpa pasangan merasakan kualitas hidupnya buruk sebanyak 19 orang 86,4 sedangkan lansia yang hidupnya berpasangan dan memiliki kualitas hidup yang buruk hanya 3 orang 14,6. Tabel 8 Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Kualitas hidup lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 berdasarkan faktor sosiodemografi Faktor Sosiodemografi Kualitas Hidup Jumlah Baik Sedang Buruk n n n Jenis kelamin Laki-laki 6 100,0 4 80,0 5 22,7 15 Perempuan 1 20,0 17 77,3 18 Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Tingkat pendidikan Tidak sekolah 4 18,2 4 SD 1 16,7 1 20,0 15 68,2 17 SMP 1 16,7 3 60,0 2 9,1 6 SMA 3 50,0 1 20,0 1 4,5 5 Tamatan perguruan tinggi 1 16,7 1 Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Status perkawinan Berpasangan 3 50,0 2 40.0 3 13,6 8 Tidak berpasangan 3 50,0 3 60,0 19 86,4 25 Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Uji chi-square pada kelompok jenis kelamin menunjukan ada hubungan yang signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP berdasarkan jenis kelamin dengan kualitas hidup. Berdasarkan tingkat pendidikan, uji chi-square juga menunjukan ada hubungan yang signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP berdasarkan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup. Namun pada kelompok status perkawinan, uji chi-square menunjukan tidak ada hubungan signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP berdasarkan status perkawinan dengan kualitas hidup. Tabel 9 Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Hubungan kualitas hidup lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 berdasarkan faktor sosiodemografi Faktor Sosiodemografi p Jenis kelamin Laki-laki 0,001 Perempuan Tingkat pendidikan Tidak sekolah 0,004 SD SMP SMA Tamatan perguruan tinggi Status perkawinan Berpasangan 0,123 Tidak berpasangan hubungan signifikan 4.4 Kualitas Hidup Lansia Pemakai GTP yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013 Berdasarkan Kondisi Klinis Rongga Mulut Berdasarkan OHIP Berdasarkan bentuk tulang alveolar, lansia dengan bentuk tulang V paling banyak merasakan kualitas hidup yang buruk yaitu 18 orang 81,8, bentuk U sebanyak 3 orang 13,6 dan bentuk bulbous sebanyak 1 orang 4,5. Berdasarkan ketebalan mukosa mulut, lansia dengan ketebalan mukosa yang tipis paling banyak merasa kualitas hidup yang buruk yaitu 18 orang 81,8 sedangkan lansia dengan ketebalan normal hanya 4 orang 18,2 dan tidak ada lansia dengan ketebalan yang tebal. Lansia yang mengalami xerostomia dan memiliki kualitas hidup yang buruk sebanyak 17 orang 77,3 dan yang tidak mengalami xerostomia dan memiliki kualitas hidup yang buruk hanya 5 orang 22,7. Tabel 10 Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Kualitas hidup lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 berdasarkan kondisi klinis rongga mulut Kondisi Klinis Rongga Mulut Kualitas hidup Jumlah Baik Sedang Buruk n n n Bentuk tulang Bentuk U 2 33,3 4 80,0 3 13,6 9 Bentuk V 3 50,0 1 20,0 18 81,8 22 Bentuk bulbous 1 16,7 1 4,5 2 Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Ketebalan mukosa mulut Tipis 2 33,3 3 60,0 18 81,8 23 Normal 4 66,7 2 40,0 4 18,2 10 Tebal Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Xerostomia Iya 2 33,3 4 70,0 17 77,3 23 Tidak 4 66,7 1 20,0 5 22,7 10 Jumlah 6 100 5 100 22 100 33 Uji chi-square pada bentuk tulang alveolar menunjukan ada hubungan yang signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP berdasarkan bentuk tulang alveolar dengan kualitas hidup. Berdasarkan ketebalan mukosa mulut, uji chi-square juga menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP berdasarkan ketebalan mukosa dengan kualitas hidup. Berdasarkan xerostomia, uji chi-square menunjukan tidak ada hubungan signifikan p 0,05 antara kelompok lansia pemakai GTP yang mengalami xerostomia dengan kualitas hidup. Tabel 11 Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Hubungan kualitas hidup lansia pemakai GTP yang dibuat mahasiswa kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU tahun 2013 berdasarkan kondisi klinis rongga mulut Kondisi Klinis Rongga Mulut p Bentuk tulang Bentuk U 0,029 Bentuk V Bentuk bulbous Ketebalan mukosa mulut Tipis 0,064 Normal Tebal Xerostomia Iya 0,100 Tidak hubungan signifikan Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Hubungan Lama Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 7 102

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 9 76

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 1 15

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 3

Hubungan Lama Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 0 7

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 13