Persepsi terhadap kualitas secara kesuluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh
secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Loyalitas merek ini akan mampu memberikan
gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang
lain, terutama jika merek tersebut didapati adanya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain.
Pengelolahan, pemanfaatan merek dengan benar akan meningkatkan loyalitas merek sehingga dapat menjadi aset strategis bagi perusahaan
seperti mengurangi biaya pemasaran, meningkatkan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran, menarik minat pelanggan baru
dan memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan Durianto, et al 2001. Riset mengenai merek menjadi sangat penting, karena pada saat ini
dan masa yang akan datang persaingan pemasaran adalah persaingan antar merek. Merek yang kuat dapat dipastikan akan menguasai pasar, karena
merek merupakan aset yang sangat bernilai yang dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan hidup perusahaan.
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu
2.7.1 Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK
Penelitian terhadap AMDK telah banyak dilakukan, namun penelitian tentang AMDK dari segi loyalitas dan sensitivitas harga belum pernah
dilakukan. Penelitian ini perlu dilakukan karena industri AMDK terus berkembang pesat. Seiiring dengan kebutuhan konsumen untuk
mengkonsumsi AMDK menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Penelitian terhadap AMDK diantaranya dilakukan oleh Enyta 2004, dalam penelitiannya
yang berjudul analisis ekuitas merek AMDK di Kota Bogor. Tujuannya adalah untuk menganalisis tingkat asosiasi merek dan tingkat kesadaran merek yang
34
dihasilkan produk AMDK, selain itu juga untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap kualitas merek produk AMDK dan menganalisis tingkat
loyalitas merek yang dihasilkan pada produk AMDK. Dari penelitian Enyta dapat disimpulkan bahwa merek Aqua secara
umum mendapatkan tempat yang lebih baik pada elemen kesadaran merek brand awareness. Merek Aqua juga memiliki kondisi yang baik pada elemen
loyalitas merek brand loyalty dengan persentase switcherprice buyer yang paling kecil. Secara menyeluruh bahwa penelitian ekuitas merek produk AMDK
ini menyatakan bahwa merek Aqua memiliki ekuitas yang paling kuat diantara merek lainnya. AMDK merek lainnya diusahakan untuk memperkuat ekuitas
mereknya dengan menerapkan strategi pemasaran yang efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Importance and Performance
Analysis dan Brand Switching Pattern Matrix, sedangkan data yang tidak dianalisis dengan instrumen tersebut dianalisis secara deskriptif.
Penelitian tentang AMDK dilakukan oleh Eriani 1999, dengan topik kajian strategi pemasaran AMDK di PT. Indevinas Andalas IA dengan analisis
SWOT. Hasil analisis SWOT diperoleh faktor internal di PT. IA terdiri dari sumber daya perusahaan yaitu manusia, modal dan teknologi, struktur
perusahaan dan budaya perusahaan, sedangkan faktor eksternal di PT. IA terdiri dari lingkungan makro, mikro dan lingkungan industri. Faktor kekuatan
dari hasil analisis SWOT tersebut antara lain lokasi perusahaan, sumberdaya produksi dan pemasaran. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan
berasal dari struktur organisasi, sumberdaya keuangan, personalia pemasaran dan keuangan serta penelitian dan pengembangan.
Menurut hasil penelitian tersebut, strategi pemasaran yang paling dominan dilakukan PT. IA adalah strategi produk dan strategi harga. Strategi
harga yang diterapkan adalah metode going rate pricing yaitu penetapan harga yang mengikuti harga pasar yang yang disesuaikan dengan biaya
35
produksi sedangkan strategi produk yang diterapkan adalah mempertahankan kepercayaan pelanggan dengan terus menjaga mutu produk. Penelitian
lainnya dilakukan oleh Kartika 1998, dengan judul analisis perumusan strategi merek produk AMDK pada PT. Tang Mas di Cimanggis. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis model linear tidak berpangkat penuh, dari hasil penelitianya dapat disimpulkan bahwa penggunaan second brand untuk
segmen pasar yang sama dapat menimbulkan persaingan intern diantara merek penyangga tersebut.
2.7.2 Penelitian Terdahulu Mengenai Loyalitas Konsumen