ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan evaluasi proses kelompok dapat terlaksana.
2.1.6 Model Jigsaw
2.1.6.1 Pengertian Model Jigsaw Model jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dkk. di
Universitas Texas. Arti jigsaw adalah gergaji ukir atau dikenal dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Model jigsaw ini
mengambil pola kerja sebuah gergaji zigzag, yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan bersama Rusman, 2012:217. Belajar dalam kelompok serta melibatkan beberapa kegiatan dapat membuat
siswa lebih memahami materi. Menurut Djamarah 2010:388 model jigsaw merupakan model pembelajaran yang menggabungkan beberapa kegiatan yaitu
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Teknik ini cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Sedangkan Lie dalam Rusman, 2012:218 pembelajaran
model jigsaw adalah model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan
siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Pada model pembelajaran jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan asal, dan latar belakang keluarga yang berangam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Sedangkan kelompok ahli yaitu
kelompok siswa yang terdiri atas anggota kelompok asal yang berbeda, yang ditugaskan untuk mempelajari topik tertentu dan menyelesaikan tugas yang
berhubungan dengan topiknya, kemudian menjelaskan kepada kelompok asal Hamdani, 2011:37-38.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwaJigsaw suatu bentuk pembelajaran kooperatif menghendaki agar para siswa memiliki
tanggung jawab terhadap tugasnya dan saling bekerja sama dalam mendiskusikan sub materi yang diperoleh. Selain itu siswa secara mandiri dituntut memiliki
saling kebergantungan
positif saling
memberitahu terhadap
teman sekelompoknya. Adapun yang membedakan bentuk pembelajaran jigsaw dengan
pembelajaran kooperatif lainnya adalah adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa akan mempelajari materi dalam kelompok ahli kemudian membantu
anggota kelompok asal mempelajari materi itu. Dengan demikian siswa akan menguasai materi secara keseluruhan.
2.1.6.2 Teori yang Melandasi Jigsaw Dalam perkembangannya, pembelajaran jigsaw dilandasi oleh teori belajar
konstruktivisme, teori perkembangan kognitif piaget, dan teori ketergantungan sosial.
2.1.6.2.1 Teori Belajar Konstruktivisme Belajar konstruktivisme berarti belajar membangun sendiri pengetahuan
yang diketahuinya. Menurut Sanjaya 2014:37-41, Teori kontruktivisme menganggap belajar bukan sekedar menghafal berbagai konsep yang terkandung
dalam materi pelajaran, akan tetapi merupakan proses mengkontruksi pengetahuan
melalui pengalaman. Supridjono 2012:30-31 menjelaskan bahwa pengetahuan tidak pernah tunggal, pengetahuan merupakan realitas plural. Realitisme
memandang bahwa pengetahuan adalah apa yang ada, apa yang di ketahui, dan konvertibel satu terhadap lainnya. Selain itu teori konstruktivisme ini menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya Trianto,2011:13.
Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan teori kontruktivisme maka siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya
melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu
bangunan utuh. 2.1.6.2.2 Teori Perkembangan Kognitif
Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal yaitu aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks Supridjono 2012:22.
Sedangkan menurut Trianto 2011:14 Piaget yakin bahwa pengalaman- pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan. Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau
cognition dalam aktifitas belajar. Selain itu dalam teori belajar kognitif lebih mementingkan apa yang ada dalam diri serta mementingkan secara keseluruhan.
Teori ini mengutamakan fungsi kognitif agar terjadi keseimbangan dalam diri
serta tergantung pada kondisi saat ini. Kemudian terbentuknya struktur kognitif sangat di perhatikan, dalam pemecahan masalah lebih didasarkan pada insight
Sanjaya, 2014:114. Jadi kesimpulannya adalah teori belajar kognitif merupakan teori yang
menekankan belajar sebagai suatu aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks meliputi kegiatan dari pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan. Dalam pemecahan masalah lebih didasarkan pada insight. 2.1.6.2.3 Teori Ketergantungan Sosial
Teori Ketergantungan Sosial pertama kali diciptakan oleh Morton Deutsch. Ketergantungan sosial terjadi ketika setiap individu berbaagi tujuan
umum dan mendapatkan dampak serta kegiatan yang lain. Interaksi dengan orang lain adalah initi dari perjuangan manusia. Ketergantungan sosial pada
pembelajaran kooperatif mensyaratkan bahwa pada proses ketergantungan sosial menentukan struktur cara orang berinteraksi dengan yang lainnya. Oleh karena itu
satu unsur kooperatif yang harus disusun dalam kelas adalah keergantungan positif atau kerja sama Djamarah, 2010:364.
2.1.7 Langkah-langkah Model Jigsaw