serta tergantung pada kondisi saat ini. Kemudian terbentuknya struktur kognitif sangat di perhatikan, dalam pemecahan masalah lebih didasarkan pada insight
Sanjaya, 2014:114. Jadi kesimpulannya adalah teori belajar kognitif merupakan teori yang
menekankan belajar sebagai suatu aktivitas yang melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks meliputi kegiatan dari pengalaman-pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan. Dalam pemecahan masalah lebih didasarkan pada insight. 2.1.6.2.3 Teori Ketergantungan Sosial
Teori Ketergantungan Sosial pertama kali diciptakan oleh Morton Deutsch. Ketergantungan sosial terjadi ketika setiap individu berbaagi tujuan
umum dan mendapatkan dampak serta kegiatan yang lain. Interaksi dengan orang lain adalah initi dari perjuangan manusia. Ketergantungan sosial pada
pembelajaran kooperatif mensyaratkan bahwa pada proses ketergantungan sosial menentukan struktur cara orang berinteraksi dengan yang lainnya. Oleh karena itu
satu unsur kooperatif yang harus disusun dalam kelas adalah keergantungan positif atau kerja sama Djamarah, 2010:364.
2.1.7 Langkah-langkah Model Jigsaw
Menurut Rusman 2012:218 Pembelajaran jigsaw mempunyai langkah- langkah seperti berikut
Langkah 1 : Pengelompokan siswa. Siswa dikelompokan dengan anggota 4-6 orang.
Langkah 2 : Pembagian materi. Tiap siswa dalam kelompok diberi materi yang berbeda.
Langkah 3 : Pembentukan kelompok ahli. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugaaaasan yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli.
Langkah 4 : Diskusi kelompok ahli. Kelompok ahli mendiskusikan materi. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang mereka kuasai. Langkah 5 : Presentasi. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
Langkah 6 : Pembahasan. Guru bersama siswa menyamakan persepsi tentang materi yang telah didiskusikan.
Langkah 7 : Penutup. 2.1.7.1
Kelebihan dan Kelemahan Model Jigsaw 2.1.7.1.1
Kelebihan Model Jigsaw Menurut Teti dalam Rusman 2012:219 kelebihan model jigsaw yaitu: 1
Meningkatkan hasil belajar. 2 Meningkatkan daya ingat. 3 Digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi. 4 Mendorong tumbuhnya motivasi
intrinsik kesadaran individu. 5 Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen. 6 Meningkatkan sikap anak yang positif dalam sekolah. 7
Meningkatkan sikap positif pada guru. 8 Meningkatkan harga diri anak. 9 Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif. 10 Meningkatkan
keterampilan hidup bergotong royong. 2.1.7.1.2 Kelemahan Model Jigsaw
Menurut Shoimin 2014:93-94 kelemahan dari model jigsaw yaitu: 1 Jika anggota kelompoknya kurang maka akan menimbulkan masalah.
2 Membutuhkan waktu yang lama dalam penataan ruang. 3 Jika guru tidak
mengingatkan siswa untuk menggunakan keterampilan kooperatif, di khawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
Dari uraian diatas maka solusi untuk mengatasi kelemahan model jigsaw yaitu: 1 Guru mengurangi jumlah anggota kelompok lalu, lalu memasukan
anggota kelompok yang di hapus tadi kedalam kelompok lain. 2 Dalam membentuk kelompok guru mengusahakan memilih siswa dengan posisi tempat
duduk yang berdekatan agar dalam penataan kelompok akan mudah dan tidak lama. 3 Guru dari awal pembelajaran sudah memberitahukan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran akan ada diskusi kelompok, sehingga siswa diminta untuk menerapkan keterampilan dalam diskusi kelompok.
2.1.8. Media Pembelajaran