Pengertian Pahlawan Nasional Pahlawan Nasional

Dalam bahasa Arab keteladanan diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”. Kata “uswah” terbentuk dari huruf-huruf: hamzah, as-sin dan al- waw. Secara etimologi setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf tersebut memiliki persamaan arti yaitu “pengobatan dan perbaikan”. Terkesan lebih luas pengertian yang diberikan oleh Al- Ashfahani, bahwa menurut beliau “al-uswah” dan”al-iswah”sebagaimana “alqudwah” dan “alqidwah” berarti “suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan atau kemurtadan. Keteladanan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan dan dalam proses pendidikan, sebab untuk merealisasikan segala apa yang di inginkan oleh pendidikan yang tertuang dalam konsep dan teori harus diterjemahkan dalam kawasan yang salah satu medianya adalah keteladanan. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain

C. Pahlawan Nasional

1. Pengertian Pahlawan Nasional

Menurut Uka Tjandrasasmita 1991:19 dua buah perkataan “Pahlawan Nasional” mengandung pengertian yang sangat luas jika ditinjau dari berbagai aspeknya. Dalam bahasa Jawa Kuno dan terdapat pada kitab klasik antara lain: Kitab Ramayana, Bharatayudha, Negarakertagama dan sebagainya yang mungkin, perkataan pahlawan berasal dari kata “Phala” yang artinya bu ah atau hasil upah, dengan demikian arti kata “Pahlawan” adalah orang yang telah mencapai hasil atau upah dari kerja atau usahanya. Sesuai dengan tambahan sebutan atau gelar nasional, maka pahlawan nasional berarti seseorang yang telah mencapai hasil usahanya atau memetik buah dalam usahanya untuk kepentingan nasional atau bangsanya. Dalam hal ini pengertian usaha tidaklah diartikan sempit, melainkan usaha dalam arti luas untuk kepentingan bangsanya. Menurut Pasal I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tanggal 14 November 1964 No. 23 tahun 1964 tentang penetapan penghargaan dan pembinaan terhadap pahlawan seperti dikutip oleh Sagimun 1981:244 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pahlawan adalah : a. Warga Negara Indonesia yang tewas atau gugur atau meninggal dunia karena nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa. b. Warga Negara Indonesia yang masih diridhoi dalam keadaan hidup setelah melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa pengorbanannya dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan bangsa dan yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak atau perbuatan yang menyebabkan menjadi cacat nilai perjuangan karenanya. Menurut Uka Tjandrasasmita dalam Sagimun 1985:20 usaha- usaha seseorang atau beberapa orang sehingga layak mendapat julukan pahlawan nasional dapat melalui berbagai kegiatan atau aspek menurut bidangnya masing- masing. Munculnya pahlawan-pahlawan itu juga sesuai dengan situasi peperangan, revolusi, ketidakstabilan masyarakat baik disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, kultural, sosial dan sebagainya. Karena itu dalam saat-saat kritis itulah lazimnya masyarakat atau bangsa nasibnya tergantung pada seseorang atau beberapa orang pemimpin atau bukan, yang dengan cepat dapat menyelamatkan masyarakat dan bangsa itu dari bahaya, ancaman dan kekacauan. Jelaslah bahwa dalam tindakan-tindakan yang cepat dan tepat oleh seseorang atau beberapa orang dalam usaha menyelamatkan situasi krisis yang menimpa masyarakat atau bangsa itu tidak terlepas dari kepemimpinan atau leadership. Dalam sejarah umat manusia baik dalam bentuk kelompok maupun bangsa timbulnya pahlawan-pahlawan itu bukan hanya karena hasil- hasil perjuangan yang bersifat fisik saja, misalnya seseorang pemimpin atau bukan menyelamatkan rakyatnya dari bahaya peperangan saja, tetapi juga dapat timbul pahlawan- pahlawan melalui usaha atau kegiatan dibidang pemikiran untuk mengadakan perubahan besar yang dirasakan untuk kepentingan umum. Mohammad Hatta adalah salah satu pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, melalui usaha dan pemikirannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia kita dapat mengambil nilai-nilai kepahlawanan yang pantas kita terapkan baik dimasa lampau, masa sekarang maupun masa yang akan datang.

2. Jenis-jenis Pahlawan Nasional

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU SEJARAH TENTANG EKSISTENSI MUSEUM KARTINI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH TAHUN AJARAN 2011 2012 DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN

3 16 102

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER SEJARAH LOKAL DAERAH SEKITAR KOTA TEGAL TERHADAP KESADARAN SEJARAH SISWA SMA NEGERI SE KOTA TEGAL

2 23 149

PEMANFAATAN SEJARAH LISAN SEBAGAI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 3 TEGAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 5 144

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TENTANG PANGERAN DIPONEGORO SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL.

3 11 25

MENINGKATKAN PERSEPSI SISWA TENTANG PEANFAATAN SITUS DAN PENINGGALAN SEJARAH KOTA MEDAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT SISWA BELAJAR SEJARAH DI SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 28

Persepsi guru dan siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 0 236

Model Media Wayang Golek Cepak Tegal dalam Pembelajaran Sejarah dengan Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa SMA Negeri 4 Kota Tegal.

0 0 10

Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis Relasi Antar Etnis Untuk Meningkatkan Rasa Solidaritas Kebangsaan pada Siswa SMA Negeri 1 Kota Kediri.

0 0 23

Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Pahlawan Nasional Untuk Meningkatkan Semangat Kebangsaan Melalui Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 4 Kota Tegal Tahun Ajaran 2012 2013 | Chaerulsyah | Prosiding Ilmu Pendidikan 7849 16437 1 SM

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUECRITICAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 20162017

0 0 20