Sekuritisasi Aset Saham Instrumen Pasar Modal

4 Bagi reksadana terbuka memberikan jaminan likuiditas kepada para pemodal, karena manajer investasi wajib membeli kembali sahamunit penyertaan yang dikeluarkan. 5 Adanya pilihan jenis investasi sesuai dengan kehendak dari para investor. B. Obligasi Suta 2000 memberikan penjelasan tentang obligasi yang merupakan bukti utang dari perusahaan. Penerbit obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik mengenai jatuh tempo pelunasan utang, bunga yang dibayarkan, besarnya pelunasan dan ketentuan-ketentuan tambahan lainnya. Ada beberapa keuntungan dari perusahaan bila menerbitkan obligasi, antara lain tidak ada campur tangan pemilik dana terhadap perusahaan dan tidak ada controlling interest oleh pemilik obligasi terhadap perusahaan seperti halnya perusahaan menerbitkan saham. Kemudian dana obligasi dapat digunakan dalam jangka panjang. Untuk dapat berkembang, pasar obligasi harus mampu memberikan tingkat return yang lebih menarik dibandingkan dengan investasi lain dan kemasan produknya obligasi harus dapat menarik investor. Yang menjadi hambatan dalam pengembangan tersebut, antara lain : 1 Tingkat suku bunga yang tinggi dan biaya obligasi yang relatif mahal. 2 Lemahnya infrastruktur perdagangan obligasi. 3 Terbatasnya variasi instrumen di bursa efek.

C. Sekuritisasi Aset

Sekuritisasi aset dapat didefinisikan sebagai suatu transformasi aset-aset yang biasanya tidak dapat dipasarkan seperti utang dengan jaminan hipotik, utang dengan jaminan atas barang bergerak, tagihan-tagihan berdasarkan kartu kredit, menjadi surat berharga yang dapat diperdagangkan sesuai dengan kebutuhan pemodal institusional. Salah satu bentuk sekuritisasi aset yang saat ini berkembang dengan pesat adalah ABS Asset-Backed Securities atau biasa disebut efek beragun aset. Tujuan diciptakannya efek beragun aset adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan yang memerlukan pembiayaan untuk memperoleh sumber dana yang liquidcash. Melalui penerbitan efek beragun aset, perusahaan tersebut dapat menjual piutang-piutang yang belum jatuh tempo kepada pihak lain. Suatu transaksi sekuritisasi aset pada umumnya akan melibatkan beberapa pihak, seperti originator kreditur awal yang biasanya merupakan bank atau lembaga pembiayaan, manajer investasi, bank kustodian, penyedia jasa, lembaga pemeringkat, penjamin emisi efek dan pemodal institusional Suta, 2000.

D. Saham

Menurut Anoraga dan Pakarti 2006, saham didefinisikan sebagai surat berharga bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1 Deviden, adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham. 2 Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya. 3 Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Dari berbagai saham yang dikenal di bursa, maka saham dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu saham biasa commom stock dan saham preferen preferred stock. Saham biasa merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, sedangkan saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris Anoraga dan Pakarti, 2006. 2.6. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Kegiatan pasar modal tidak terlepas dari indeks harga saham. Menurut Suta 2000, harga saham merefleksikan seluruh informasi yang tersedia dan hal ini mengurangi kebutuhan yang mahal dan pengamatan yang rumit untuk mendapatkan informasi tambahan. Informasi yang tersedia dan efisien akan menghasilkan harga saham yang akurat dan hal ini akan memicu investasi yang lebih baik sebagai akibat dari perilaku investor yang lebih rasional dan selanjutnya akan menyebabkan pengalokasian dana perusahaan yang lebih baik dan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Secara sederhana, indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya Anoraga dan Pakarti, 2006. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Penentuan indeks harga saham bisa dibedakan menjadi dua, yaitu yang disebut dengan indeks harga saham individu dan indeks harga saham gabungan IHSG. Indeks harga saham individu hanya menunjukkan perubahan dari satu harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak bisa mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan, kenaikan atau penurunan. Bisa dikatakan bahwa indeks individual saham merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap harga dasarnya. Sedangkan IHSG menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG bisa dipakai untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa Anoraga dan Pakarti, 2006.

2.4. Penelitian Sebelumnya