Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Elastisitas Permintaan Silang

Penawaran bersifat elastis unit jika memiliki nilai sama dengan satu. Pada kondisi ini jumlah yang ditawarkan berubah dengan persentase yang sama dengan perubahan harga Es = 1.

4.4.4.2. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga

Menurut Lipsey 1995, elastisitas permintaan dipergunakan untuk mengukur ketanggapan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri. Elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ed = Koefisien Regresi Xd . Yd rata - rata Xd rata - rata ..........................................................8 Keterangan: Xd = Harga komoditi yang diminta Yd = Kuantitas komoditi yang diminta Permintaan bersifat elastis jika memiliki nilai lebih besar dari satu, lebih kecil dari tak terhingga. Pada kondisi ini jumlah yang diminta berubah dalam persentase yang lebih besar daripada perubahan harga Ed = ∞ ed 1. Permintaan bersifat inelastis jika memiliki nilai lebih besar daripada nol, lebih kecil daripada satu. Pada kondisi ini jumlah yang diminta berubah dengan persentase yang lebih kecil daripada perubahan harga Ed = 1 ed 0. Permintaan bersifat elastis unit jika memiliki nilai sama dengan satu. Pada kondisi ini jumlah yang diminta berubah dengan persentase yang sama dengan perubahan harga Ed = 1.

4.4.4.3. Elastisitas Permintaan Silang

Besarnya reaksi permintaan terhadap perubahan harga-harga dari komoditi lain disebut elastisitas permintaan silang. Elastisitas silang dapat bervariasi dari minus tak hingga sampai positif tak hingga. Apabila elastisitas silang bernilai positif, maka barang tersebut bersifat substitusi. Kenaikan harga barang substitusi berakibat meningkatnya jumlah yang diminta untuk barang ini dan untuk barang substitusinya berkurang. Apabila elastisitasnya bernilai negatif, maka barang tersebut bersifat komplemen. Kenaikan harga barang komplemen berakibat turunnya jumlah yang diminta untuk barang ini juga untuk barang komplemennya. Adapun rumus untuk menghitung elastisitas permintaan silang adalah sebagai berikut: Ec = Koefisien Regresi Z . Yd rata - rata Z rata - rata .............................................................9 Keterangan: Z = Harga komoditi lain Yd = Kuantitas komoditi yang diminta

V. GAMBARAN UMUM USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI

Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007, Kabupaten Sukabumi memiliki sekitar 19.000 petani yang bergerak di usaha pembenihan maupun pendederan ikan, dimana sekitar 70 persen petani pembenih tersebut terlibat di dalam usaha pembenihan dan pendederan ikan nila. Para petani pembenih ikan nila ini tersebar di 45 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi dengan Kecamatan Cisaat sebagai sentra usaha perbenihan ikan nila dengan jumlah sekitar 7.980 atau 60 persen dari total petani yang mengusahakan pembenihan ikan nila di Kabupaten Sukabumi. Usaha pembenihan ikan nila ini dilakukan sepanjang tahun dan secara tradisional di kolam air tenang dan sawah perikanan secara mina padi. Pengelompokkan petani pembenih ikan nila di Kabupaten Sukabumi dilakukan atas dasar penggunaan benih, yaitu ukuran 3 cm, 3-5 cm dan 5-8 cm. Secara umum usaha pembenihan ikan nila di Kabupaten Sukabumi masih tergolong tradisional. Hal ini dilihat berdasarkan padat tebar benih, jumlah debit air yang digunakan dan pemberian pakan. Padat tebar benih yang digunakan masih rendah, sekitar 30 ekorm 2 untuk benih ukuran 3 cm, 15 ekorm 2 untuk benih ukuran 3-5 cm dan 4 ekorm 2 untuk benih ukuran 5-8 cm. Debit air yang digunakan relatif kecil, yaitu 5 literdetik untuk pemeliharaan di kolam dan 5 literdetikhektar untuk pemeliharaan di sawah secara mina padi. Pemberiaan pakan masih belum intensif, dimana untuk semua usaha pembenihan ikan nila secara umum masih mengandalkan pakan alami. Pemberian pakan tambahan masih berupa sisa-sisa makanan limbah rumah tangga maupun pakan lokal yang terbuat dari bekatul, singkong, ubi serta bahan-bahan lainnya yang dinilai layak oleh petani. Benih ikan yang berasal dari Kabupaten Sukabumi ini dipasarkan tidak hanya di dalam daerah, namun sampai ke luar daerah seperti Banten, Cianjur, Bogor, beberapa daerah di pantai utara Jawa Barat. Sekitar 70-80 persen permintaan benih ikan nila ini berasal dari luar Kabupaten Sukabumi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, 2007