sebelumnya mengakibatkan rata-rata jumlah benih ikan nila ukuran 3-5 cm naik sebesar 0,14855 ribu ekor.
Tanda yang didapatkan pun sesuai dengan yang diharapkan, yaitu bernilai positif +. Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm tidak
berpengaruh signifikan. Hal ini dikarenakan kebutuhan petani akan benih ikan nila ukuran 3-5 cm berbeda-beda setiap bulannya. Selain itu, banyak permintaan
benih ikan nila ukuran 3-5 cm dari luar daerah juga menyebabkan kuantitas permintaan benih satu bulan sebelumnya menjadi tidak signifikan mempengaruhi
permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm.
7.4.2. Kuantitas Permintaan Benih Ikan Nila Ukuran 3 cm Qad
Kuantitas permintaan benih ikan nila signifikan mempengaruhi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini terlihat dari nilai Probabilitasnya, yaitu
sebesar 0,000 α. Koefisien regresi yang didapat sebesar 3,5793. Artinya
dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, untuk tiap kenaikan seribu ekor benih ikan nila ukuran 3-5 cm mengakibatkan rata-rata jumlah benih ikan nila ukuran 3-5 cm
naik sebesar 3,5793 ribu ekor. Tanda yang didapatkan pun sesuai dengan yang diharapkan, yaitui bernilai positif +.
Benih ikan nila ukuran 3 cm merupakan input produksi bagi usaha pendederan benih ikan nila 3-5 cm. Kenaikan permintaan benih ikan nila ukuran
3 cm akan menaikkan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya hubungan permintaan turunan derived demand diantara
kedua jenis ukuran benih ikan nila ini. Oleh karena itulah, faktor ini menjadi signifikan mempengaruhi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm.
7.4.3. Kuantitas Permintaan Benih Ikan Nila Ukuran 5-8 cm Qcd
Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 5-8 cm tidak signifikan mempengaruhi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini terlihat dari
nilai Probabilitasnya, yaitu sebesar 0,775 α. Koefisien regresi yang didapat
sebesar -0,0668. Artinya dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, untuk tiap
penurunan seribu ekor benih ikan nila ukuran 5-8 cm mengakibatkan rata-rata jumlah benih ikan nila ukuran 3-5 cm turun sebesar 0,0668 ribu ekor. Faktor ini
menjadi tidak signifikan dikarenakan fluktuasi permintaan benih ikan nila ukuran 5-8 cm tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas benih ikan nila
ukuran 3-5 cm yang diminta. Tanda yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena
bernilai negatif -. Hipotesis awal untuk kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 5-8 cm diduga bernilai positif +. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
benih ikan nila ukuran 5-8 cm merupakan produk turunan dari benih ikan nila ukuran 3-5 cm, sehingga kenaikan kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 5-
8 cm akan menaikkan kuantitas permintaan benih nila ukuran 5-8 cm. Pada kasus di Kabupaten Sukabumi terlihat bahwa kuantitas permintaan benih ikan nila
ukuran 5-8 cm berbanding terbalik dengan kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya preferensi petani yang
sangat tinggi terhadap penggunaan benih ikan ukuran 3-5 cm dibandingkan benih ikan nila ukuran 5-8 cm. Benih ikan nila ukuran 3-5 cm dinilai sudah layak oleh
petani untuk langsung dibudidayakan sampai taraf ikan konsumsi, sehingga kuantitas permintaan akan benih ikan nila ukuran 5-8 cm semakin menurun.
7.4.4. Kuantitas Permintaan Ikan Nila Konsumsi Qp
Kuantitas permintaan ikan nila konsumsi berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini terlihat dari nilai
Probabilitasnya, yaitu sebesar 0,000 α. Koefisien regresi yang didapat sebesar
-1,7607. Artinya dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, untuk tiap penurunan satu kilogram ikan nila konsumsi mengakibatkan rata-rata jumlah benih ikan nila
ukuran 3-5 cm turun sebesar 1,7607 ribu ekor. Faktor ini berpengaruh signifikan dikarena secara hukum permintaan turunan, kuantitas permintaan akan benih ikan
nila ukuran 3-5 cm ikan dipengaruhi oleh kuantitas permintaan akan ikan nila konsumsi.
Tanda yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena bernilai negatif -. Hipotesis awal untuk kuantitas permintaan ikan nila konsumsi
ini diduga bernilai positif +. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ikan nila konsumsi merupakan produk turunan dari benih ikan nila ukuran 3-5 cm, sehingga
kenaikan kuantitas permintaan ikan nila konsumsi akan menaikkan kuantitas permintaan benih nila ukuran 3-5 cm. Adapun kuantitas permintaan ikan nila
konsumsi di Kabupaten Sukabumi Tahun 2000 sampai dengan 2006 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Permintaan Ikan Nila Konsumsi di Kabupaten Sukabumi Tahun 2000
sampai dengan 2006.
Tahun Permintaan kg
Peningkatan
2000 148.412 -
2001 153.002 2,99
2002 164.058 6,74
2003 169.008 2,96
2004 165.481 -
2,09 2005 160.426
- 3,05
2006 158.758 -
1,04 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, 2007 Diolah
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa sejak tahun 2004 sampai dengan 2006 permintaan ikan nila konsumsi di Kabupaten Sukabumi mengalami
penurunan. Penurunan ini diduga akibat persaingan dari jenis ikan konsumsi lainnya serta diversifikasi pangan untuk produk pangan olahan seperti ikan
kalengan dan nugget yang harganya kini semakin terjangkau. Pada kasus di Kabupaten Sukabumi terlihat bahwa dalam model
permintaannya, kuantitas permintaan ikan nila konsumsi berbanding terbalik dengan kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Menurut Dinas
Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi 2007, hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya kuantitas permintaan dari luar Kabupaten Sukabumi akan benih ikan nila
ukuran 3-5 cm yang relatif besar. Permintaan akan benih ikan nila terutama dari luar daerah yang secara umum lebih besar daripada ikan nila konsumsi ini
menyebabkan petani pembudidaya ikan nila lebih berorientasi pada usaha pembenihan yang relatif lebih singkat dan menguntungkan.
7.4.5. Harga Benih Ikan Nila Ukuran 3 cm Pa