gelatin tersebut diletakkan goytri dan ketika goytri jatuh ke dasar gel gelatin, maka suhu tersebut merupakan suhu titik leleh.
3.4.11. Titik isoelektrik protein Wainewright, 1977
Sebanyak 0,2 gr sample ditambah dengan 40 ml aquades sebagai pelarut dengan kisaran pH 4,5-10,5 interval 0,5. Pengaturan pH dilakuakan dengan
menambahkan NaOH 0,5 N untuk menaikkan pH dan HCl 0,5 N untuk menurunkan pH. Setelah kondisi tercapai dilanjutkan dengan pengadukan
selama 30 menit untuk menyempurnakan ekstraksi. Larutan yang dihasilkan dipisahkan dengan bagian yang tidak larut dengan cara disentrifuse, kemudian
disaring menggunakan kertas saring Whatman. Filtrate dianalisis kadar nitrogennya dengan metode mikrokjeldahl. Kadar nitrogen terlarut yang paling
rendah ditentukan sebagai daerah isoelektrik pI.
3.4.12. Derajat keasaman pH British Standard 757, 1975
Sampel sebanyak 0,2 gram ditimbang dan didispersikan ke dalam 20ml aquades pada suhu 80
o
C. sampel dihomogenkan dengan magnetic stirrer, kemudian diukur derajat keasamannya pada suhu kamar dengan pH meter.
3.4.13. Kandungan logam berat Hg Hutagalung, 1997
Sampel sebanyak 2 gr dimasukan kedalam teflon beker yang memepunyai tutup, ditambahkan 1,5 ml HClO
4
dan 3,5 ml HNO
3
tutup dan biarkan selama 24 jam. Selanjutnya panaskan diatas penangas air pada suhu 60-70
o
C, selama 2-3 jam sampai larutan jernih. Tambahkan 3 ml air suling bebas ion,
panaskan kembali hingga larutan hampir kering selanjutnya didinginkan pada suhu ruang. Kemudian ditambahkan 1 ml HNO
3
pekat dan diaduk-aduk pelan- pelan. Selanjutnya ditambahkan 9 ml air suling bebas ion. Kemudian dilakukan
pengukuran menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometri menggunakan nyala udara-asetilen.
3.4.14. Komposisi asam amino Nur et al, 1992
Sebanyak 0,2 gram sampel disiapkan dalam tabung reaksi tertutup dan ditambahkan 5ml HCl 6N. Sampel dimasukan dalam oven dengan suhu 100
o
C selama 24 jam, selanjutnya sampel disaring dalam kertas saring Whatman 40.
Hasil hidrolisis dipipet sebanyak 20 µl larutan pengering aseton. Lalu
dikeringkan dengan pompa vakum bertekanan 50 torr. Sampel yang telah dikeringkan ditambahkan larutan derivat methanol, phenyl iso tiocyanat dan
TEA sebanyak 30 µl dan dibiarkan selama kurang lebih 20 menit. Sampel selanjutnya diencerkan dengan 200 µl larutan pengencer natrium asetat 1 M.
Sampel siap dianalisis dengan menggunakan HPLC Water Asiociates. Kondisi HPLC pada saat dilakukan analisis:
Temperatur kolom : 38
C Kolom
: Pico tag 3,9 X 150 nm coulomb Kecepatan alir : Sistem linier gradient
Batas tekanan : 3000 psi Program
: Gradien Fase gerak
: Asetonitril 60 Buffer Natrium Asetat 1 M, pH 5,75
Detektor : UV, panjang gelombang 254 nm
Konsentrasi asam amino dapat ditentukan dengan rumus: Asam Amino =
100 x
BC BSxBMxFp
x AS
AC Keterangan :
AC = Luas area sampel AS = Luas area standar
BC = Berat sampel µg BS = Berat standar µg
BM = Berat molekul masing-masing asam amino Fp = Faktor pengenceran
3.5 Rancangan Percobaan