Unsur tata cara Umum

58 penahanan a. Identitas tersangkaterdakwa, nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin dan tempat tinggal b. menyebutkan alasan penahanan. Misalnya untuk kepentingan penyidikan atau pemeriksaan sidang pengadilan. c. syarat kepentingan dan keadaan. d. syarat tanpa penahanan maka penyidikan akan terkendala e. uraian singkat kejahatan yang disangkakan atau yang didakwakan. f. menyebutkan dengan jelas di tempat mana ia ditahan 2 Surat perintah penahanan yang ditandatangani oleh pejabat, tembusannya wajib disampaikan kepada keluargadanatau penasihat hukum tersangka. 3 Mengikuti Tata Cara Penahanan yang mendapat Perlakuan Khusus.

4. Unsur jangka waktu

penahanan 1 Tidak melewati Jangka waktu penahanan di tingkat penyidik 20 hari dan perpanjangan 40 hari 2 Jangka Waktu Penahanan di tingkat penuntut umum untuk jangka waktu paling lama 20 hari. perpanjangan waktu penahanan paling lama 40 hari 3 Tidak melewati Jangka waktu penahanan anak paling lama 7 tujuh hari dan perpanjangan oleh Penuntut Umum paling lama 8 delapan hari. 4 Tidak melewati Jangka waktu penahanan pengadilan HAM, penyidikan paling lama 90 hari. 5 Tidak melewati Jangka waktu penahanan Jangka Waktu Perkara Terorisme untuk kepentingan penyidikan dan penuntutan, penyidik diberi wewenang untuk melakukan penahanan paling lama 6 bulan

C. Tata cara mengajukan praperadilan penahanan

Tata cara mengajukan praperadilan dalam perkara penahanan, diatur dalam Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 KUHAP. Selain itu, PP No. 27 Tahun 1983 juga menjadi salah satu pedoman dalam pelaksanaannya, sebagaimana diatur ketentuan Pasal 7 sampai dengan Pasal 15. Dalam praktiknya, selama KUHAP berlaku, pengajuan praperadilan dilakukan dengan menggunakan prosedur seperti halnya ketika seseorang mengajukan perkara perdata dalam bentuk gugatanperlawanan. 402 Dalam perkara praperadilan dikenal pula dua pihak, yakni pihak yang mengajukan praperadilan atau lazimnya disebut sebagai pemohon, dan sebaliknya pihak termohon. Pihak termohon dalam praperadilan adalah selalu negara, yang diwakili pejabat seperti Kepolisian, Kejaksaan atau instansi lain yang berwenang melakukan penahanan. Dalam hal praperadilan tentang sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penyitaan dan penggeledahan, pihak yang berhak mengajukan permohonan praperadilan adalah tersangka, keluarga atau kuasanya. Hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 79 KUHAP. Demikian pula jika terkait dengan ganti kerugian atas alasan penangkapan atau penahanan yang tidak sah, maka permohonan diajukan oleh tersangka, ahli waris atau kuasanya. 402 Lihat BPHN, Hukum tentang Perbandingan Antara Penyelesaian Putusan Praperadilan dengan Kehadiran Hakim Komisaris dalam Peradilan Pidana, Hasil Penelitian 2007. hal 49. 59

a. Pendaftaran permohonan

KUHAP tidak mengatur tata cara pengajuanpenyampaian permohonan pemeriksaan praperadilan, apakah dapat dikirim melalui kantor pos atau harus diserahkan langsung kepada ketua pengadilan atau kepada panitera yang bersangkutan. Namun pada praktiknya, permohonan praperadilan yang hendak diperiksa wajib ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri pada daerah hukum terjadinya penangkapan, penahanan, penggeledahan, atau penyitaan itu dilakukan. Prosesnya melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri yang bersangkutan untuk dilakukan pendaftaran. Permohonan praperadilan pada pokoknya berisi: 403 1. Identitas lengkap pemohon dan termohon, 2. Harus berisi fakta-fakta bahwa pemohon telah mengalami kerugian akibat tindakan salah yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tersebut termohon, 3. Misalnya karena penangkapan penahanan, dll yang disertai apa alasan-alasannya dalam perkara perdata disebut posita. Setelah panitera menerima permohonan dan diregister dalam perkara praperadilan yang dipisahkan registernya dengan perkara pidana biasa, Ketua Pengadilan Negeri sesegera mungkin menunjuk hakim tunggal dan panitera yang akan memeriksa permohonan. Meski tidak disebutkan secara tegas kapan jangka waktu Ketua Pengadilan Negeri menunjuk hakim dan panitera yang memeriksa permohonan praperadilan, sebagaimana diatur dalam Pasal 78 ayat 2 KUHAP, namun merujuk pada Pasal 82 ayat 1 huruf a KUHAP, maka penunjukkan tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu tiga hari setelah permohonan tersebut diregister di pengadilan negeri. Sesuai dengan penetapan tiga hari sidang setelah permohonan praperadilan diterima. Ketentuan pasal di atas memberikan arti bahwa proses beracara praperadilan termasuk dalam kategori peradilan dengan acara tepat. Oleh karena itu, setelah didaftarkan, panitera harus segera melakukan pencatatan dalam buku register. Panitera selanjutnya akan meminta Ketua Pengadilan Negeri untuk segera menetapkan hakim dan panitera yang akan bertindak memeriksa permohonan. Jika Ketua Pengadilan Negeri telah menetapkan satuan tugas khusus yang secara permanen menangani perkara praperadilan, maka segera dilimpahkan pada satuan tugas tersebut.

b. Syarat pengajuan praperadilan penahanan

Dalam konteks penahanan, berdasarkan ketentuan Pasal 79 KUHAP, permohonan praperadilan mengenai sah tidaknya penahanan diajukan oleh tersangka, keluarganya, atau kuasa hukumnya kepada Ketua Pengadilan Negeri, dengan menyebutkan alasan-alasan. Pemohon harus menguraikan bahwa Penahanan yang dilakukan oleh Penyidik atau Penuntut Umum setidaknya bertentangan dengan: 1. Lembaga yang berwenang menahan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 KUHP, 2. Alasan-alasan penahanan yang dikenakan terhadapnya tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 21 ayat 1 KUHAP jo. Pasal 21 ayat 4 KUHAP, 3. Surat Perintah Penahanan tidak diberikan kepadanya danatau tembusannya tidak diberikan kepada keluarganya berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat 2 KUHAP jo. Pasal 21 ayat 3 KUHAP, 403 Lihat Pasal 77 ayat 1 KUHAP.