3. Pada tahap pendayaan, masyarakat diberikan peluang yang disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan berkelanjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara bertahap, sesuai dengan kapasitas
dan kapabilitasnya serta diakomodasi aspirasinya dan dituntun untuk melakukan self evaluation terhadap pilihan dan hasil pelaksanaan atas pilihan tersebut.
Menurut Suharto:67-68, pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan masyarakat dapat dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang disingkat
menjadi 5P, yaitu: 1.
Pemungkinan, menciptakan suasana atau iklim memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat
dari sekat-sekat kultural dan strukturak yang menghambat. 2.
Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan
harus menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian.
3. Perlindungan, melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak
tertindas oleh kelompok yang kuat, menghindari persaingan yang tidak seimbang apalagi tidak sehat antara yang kuat dan yang lemah dan mencegah terjadinya
eksploitasi kelompok yang kuat dan kelompok yang lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang
menguntungkan masyarak kecil.
4. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
5. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tidak terjadi keseimbangan
distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap
orang memperoleh kesempatan berusaha.
II.1.3 Kebijakan-kebijakan Pemberdayaan
Gagasan pemberdayaan berangkat dari realitas obyektif yang merujuk pada kondisi struktural yang timpang dari sisi alokasi kekuasaan dan pembagian akses sumberdaya
masyarakat. Pemberdayaan sebenarnya merupakan sebuah alternatif pembangunan yang sebelumnya dirumuskan
menurut cara pandang developmentalismemodernisasi
Universitas Sumatera Utara
http:www.ireyogya.orgsutoropemberdayaan masyarakat desa.pdf. diakses pada tanggal 24 januari 2013.
Adapun kebijakan-kebijakan tentang pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
a Kebijakan Pemerintah tentang pemberdayaan masyarakat secara tegas tertuang
didalam GBHN Tahun 1999, serta Undang-undang Nomor: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Didalam GBHN Tahun 1999, khususnya didalam “Arah
Kebijakan Pembangunan Daerah”, antara lain dinyatakan “mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat, serta seluruh potensi
masyarakat dalam wadah NKRI “. b
Sedangkan didalam Undang-undang. Nomor: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, antara lain ditegas-kan bahwa “Hal-hal yang mendasar dalam Undang-
undang ini adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkembangkan prakarsa dan kreativitas, serta meningkatkan peran serta
masyarakat “. c
Mencermati rumusan kebijakan Pemerintah didalam dua dokumen kebijakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa “kebijakan pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan otonomi daerah”. Setiap upaya yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan secara langsung mendukung
upaya pemantapan dan penguatan otonomi daerah, dan setiap upaya yang dilakukan dalam rangka pemantapan dan penguatan otonomi daerah akan memberikan dampak
terhadap upaya pemberdayaan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
d Dalam Undang-undang Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional PROPENAS Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah BAPPEDA dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial
masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik”.
e Dalam rangka mengemban tugas dalam bidang pemberdayaan masyarakat, Badan
Pemberdayaan Masyarakat telah menetapkan visi, misi, kebijakan, strategi dan program pemberdayaan masyarakat.
II.2 Pengerian Usaha Kecil dan Menengah UKM