14
b.  Perusahaan  daerah  yang  memberi  otorita  untuk  mengelola  pelayanan umum di bidang perpasaran
Adapun  kegiatan  yang  biasanya  dialksanakan  oleh  pengelola  ini  antara lain:
a.  Memelihara kebersihan b.  Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar
c.  Mengusahakan  kelancaran  distribusi  bahan-bahan  pokok  kebutuhan sehari-hari.
C.  Bank Bank  berperan  khususnya  dalam  pembayaran  pembangunan  dan
pemodalan  bagi  para  pedagang.  Misalnya  pembangunan  pasar  Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang
kecil disalurkan melalui BRI, dll D.  Swasta
Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana  yang  membiayai  pembangunan  pasar,  dengan  prinsip
pembangunan  fasilitas  pasar  dibiayai  dengan  dana  dari  masyarakat  yang akan  kembali  kepada  masyarakat  dalam  bentuk  lain.  Secara  umum pasar
merupakan  suatu  kebutuhan  masyarakat  melalui  peranannya  sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.
II.2. Pelaku dan Kegiatannya
Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari : a.  Kelompok pengunjung
Yaitu  sekelompok  orang  atau  perorangan  yang  mengunjungi  fasilitas  ini untuk  mencari  dan  membeli  barang  kebutuhannya.  Kegiatan  pengunjung
disini  ada  yang  datang  dengan  tujuan  membeli  barang,  melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya berjalan-jalan.
b.  Kelompok pedagang Yaitu  sekelompok  orang  atau  perorangan  yang  melakukan  kegiatan
menjual  barang  kebutuhan  atau  jasa,  sebagai  pengecer  akhir,  yang
Universitas Sumatera Utara
15
memanfaatkan  ruang  toko  atau  pertokoan  dengan  sistem  sewa  kepada pihak pengelola
c.  Kelompok Pengelola Yaitu  sekelompok  orang  atau  badan  yang  mengelola  dan  bertanggung
jawab  atas  segala  kegiatan  yang  berlangsung  dalam  pusat  perbelanjaan serta  mengatur  semua  jalannya  kegiatan  tersebut,  termasuk  administrasi
penyewaan  ruang  kepada  para  pedagang  atau  pemilik  usaha,  sehingga dapat  dicapai  suatu  kelancaran  kegiatan,  kenyamanan,  kemudahan  dan
keamanan
Universitas Sumatera Utara
16
II.3. Lokasi
Lokasi  proyek  Tugas  Akhir  “Redevelopment  Kawasan  Pasar  Marelan”  ini terletak  di  Kelurahan  Rengas  Pulau,  Kecamatan  Medan  Marelan,  Kota  Medan,
Sumatera Utara.
II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan  lokasi  yang  tepat  merupakan  salah  satu  faktor  penentu keberhasilan dari hampir semua proyek arsitektur. Namun dalam proyek ini, lokasi
sudah  ditentukan,  karena  merupakan  redevelopmen  dari  kompleks  pasar  yang sudah  ada.  Sehingga  tidak  diperlukan  adanya  kriteria  tertentu  dalam  pemilihan
Gambar 2.1. Peta Kota Medan Gambar 2.2. Peta Lokasi Kecamatan
Gambar 2.3. Peta Kawasan
Universitas Sumatera Utara
17
lokasi.  Adapun  hal  yang  diperlukan  mengenai  permasalahan  lokasi  ini  adalah alasan  apa  yang  bisa  disampaikan  sehingga  lokasi  tersebut  memang  memenuhi
kelayakan  untuk  di-redevelopmen  sebagai  proyek  pasar  dan  pusat  perbelanjaan yang  lebih  modern  dan  masih  mempertahankan  konsep  berbelanja  secara
tradisional.
II.3.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi  5  wilayah  pengembangan  dan  pembangunan  WPP,  berikut  akan
disajikan arah pengembangan dari masing-masing WPP :
Tabel Wilayah Pembangunan dan Pengembangan kota Medan WPP
Cakupan Kecamatan
Pusat Pengembangan
Peruntukan Lahan
Program Pembangunan
A M. Belawan
M. Marelan M. Labuhan
BELAWAN Pelabuhan,
Industri, Permukiman,
Rekreasi, Maritim.
Jalan baru,
jaringan air minum, septic  tank,  sarana
pendidikan dan
permukiman. B
M. Deli TJ. MULIA
Perkantoran, Perdagangan,
Rekreasi Indoor,
Permukiman. Jalan
baru, jaringan air minum,
pembuangan sampah,
sarana pendidikan.
C M. Timur
M. Perjuangan M. Tembung
M. Area M. Denai
M. Amplas AKSARA
Permukiman, Perdagangan,
Rekreasi. Sambungan
air minum, septic tank,
jalan  baru,  rumah permanen,  sarana
pendidikan dan
kesahatan. D
M. Johor M. Baru
M. Kota M. Maimoon
INTI KOTA CBD,
Pusat Pemerintahan,
Hutan Kota,
Pusat Perumahan
permanen, pembuangan
sampah, sarana
Universitas Sumatera Utara
18
M. Polonia Pendidikan,
Perkantoran, Rekreasi
Indoor, Permukiman.
pendidikan.
E M. Barat
M. Helvetia M. Petisah
M. Sunggal M. Selayang
M. Tuntungan SEI
SIKAMBING Permukiman,
Perkantoran, Perdagangan,
Konservasi, Rekreasi,
Lapangan Golf,
Hutan Kota.
Sambungan air
minum, septic tank, jalan  baru,  rumah
permanen,  sarana pendidikan
dankesehatan.
Tabel 2.1 Pembagian WPP Kota Medan Sumber: RUTRK Medan 2005
Kawasan Pasar  Marelan  berada  pada WPP A. Arah  pengembangan  pada wilayah  ini  adalah  sebagai  wilayah  Pelabuhan,  Industri,  Permukiman,  Rekreasi,
dan  Maritim.  Keberadaan  Pasar  Marelan  sangat  tepat  karena  berada  di  wilayah yang  berorientasi  pada  wilayah  Perdagangan  dan  dekat  dengan  permukiman
penduduk.
Retail + Permukiman
Gambar 2.4. Pertimbangan Pemilihan Lokasi Retail + Permukiman
Permukiman Penduduk Permukiman penduduk
SITE
Universitas Sumatera Utara
19
II.3.1.2. Pencapaian
Lokasi site berada di jalan Marelan Raya, sangat efisien untuk pencapaian karena  banyak  dilalui  oleh  angkutan  umum,  kendaraan,  maupun  truk  barang.
Untuk para pejalan kaki, site sangat mudah  dijangkau karena  banyak dilalui oleh berbagai jenis angkutan umum.
Site Kawasan Pasar Marelan ini dilalui oleh 2 jalur utama: 1.  Jalan Marelan Raya
2.  Jalan Rahmad Buddin
II.3.1.3. Area Pelayanan Pasar Marelan
Berdasarkan  jenis  pasar  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya,  maka  dapat dikatakan  bahwa  Pasar  Marelan  adalah
pasar  kecamatan ,  tepatnya  adalah
Pasar  Kecamatan  Medan  Marelan .  Sehingga  berdasarkan  hal  tersebut,  dapat
dikatakan Pasar Marelan memiliki kriterial sebagai berikut :
Gambar 2.5. Peta Pencapaian Lokasi Jalan Rahmad Buddin
Jalan Marelan Raya
Jalan M.Basir Gang rusdi
Site Site
Jalur Utama
KETERANGAN:
Jalur Skunder
Universitas Sumatera Utara
20
-  Fasilitas  pelayanan  :  pertokoan,  perpasaran,  kantor-kantor  pelayanan umum dan civic center.
-  Poupulasi pelayanan : 20.000 – 70.000 jiwa -  Skala radius pelayanan : 0 - 1,5 km
-  Perkiraan kepadatan : 80-100 ha -  Status pasar lingkungan
Pasar Marelan
Gambar 2.6. Peta Area Pelayanan
Pasar Simpang Atap Super Market Irian
Pasar Pagi Titipapan
Universitas Sumatera Utara
21
II.3.2. Analisa Pemilihan Lokasi
Pada  site  ini,  lokasi  merupakan  lokasi  tunggal,  dikarenakan  ini  termasuk ke  dalam  proses  redevelopmen.  Sehingga  tidak  akan  ada  site  lainnya  sebagai
pembanding. Terdapat beberapa kriteria agar sebuah lokasi dapat menjadi lokasi sebuah pasar dan pusat perbelanjaan, antara lain :
1.  Dekat  dengan  pemukiman  penduduk,  sehingga  mempunyai  konsumen yang tetap.
2.  Lokasi harus dapat menjangkau masyarakat banyak 3.  Dilalui  oleh  lintasan  angkutan  umum,  sehingga  dapat  diakses  oleh  para
pejalan kaki 4.  Memiliki  sarana  dan  utilitas  yang  baik  di  sekitar  kawasannya.  Sehingga
nantinya tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Gambar 2.7. Analisa Pemilihan Lokasi Merupakan kawasan permukiman
penduduk sehingga pasar ini memiliki pelanggan yang tetap.
Dilalui oleh Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad
Buddin yang banyak dilalui oleh banyak Jenis
Angkutan Umum.
Universitas Sumatera Utara
22
II.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi II.2.3.1 Luas lahan
Pasar  Marelan  yang  ada  saat  ini  bukan  seutuhnya  dikelola  oleh Perusahaan  Daerah  Kota  Medan  tetapi  juga  sebagiannya  dikelola  oleh
pihak Swasta. Luas gabungan dari keduanya mencapai ± 18.958 m
2
, tetapi yang dikelola pleh PD. Pasar hanya seluas 2400 m
2
.
Site  ini  terletak  pada  kecamatan  Medan  Marelan.  Termasuk kedalam  wilayah  pengembangan  yang  berorientasi  sebagai  area
Pelabuhan,  Industri,  Permukiman,  Rekreasi,  Maritim.  Adapun  site  ini memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu antara lain :
Gambar 2.8. Dimensi Site 62 M
58 M 95 M
69 M
61 M 180
180 M
126 M
Universitas Sumatera Utara
23
-  Kelebihan: 1.  Berada  pada  salah  satu  jalan  utama  di  kecamatan  Medan  Marelan
yaitu jalan Marelan raya. 2.  Pencapaian  yang  mudah  karena  banyak  dilalui  oleh  berbagai  jenis
kendaraan maupun angkutan umum. 3.  Dekat  dengan  pemukiman  penduduk,  sehingga  target  pasar  dapat
dengan mudah terpenuhi, karena tersedianya jumlah  pembeli yang memadai.
4.  Dekat  dengan  lahan  pertanian  sehingga  kebutuhan  pasar  dapat terpenuhi dengan baik.
-  Kelemahan 1.  Memiliki  arus  lalu  lintas  yang  padat  sehingga  sangat  sulit
memarkirkan kendaraan di sekitar site. 2.  Lahan  parkir  yang  sangat  terbatas  mengakibabkan  banyak
kendaraan di badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. 3.  Tidak  tersedianya  pemberhentian  angkutan  umum  maupun  selter
becak  yang  tetap  mengakibabkan  mereka  berhenti  dan  menunggu penumpang di sembarang tempat.
4.  Utilitas  bangunan  yang  tidak  terawat  menimbulkan  bau  yang  tidak sedap. Dan kadang menimbulkan banjir dan genangan air.
II.3.3.2. Peraturan Site 1.  Land Use RDTRK
: rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini
dibuat  agar  penggunaan  lahan  pada  suatu  kawasan  dapat  terencana  dan teratur.
2.  GSB  =  Garis  Sempadan  Bangunan :  Mengatur  jarak  batas  bangunan
dengan  batas  kapling,  bisa  batas  depan,  samping  atau  belakang.  Sering garis  sepadan  ini  hanya  depan  atau  jalan  saja,  12  x  lebar  jalan  atau
12xlebar jalan + 1.
Universitas Sumatera Utara
24
GSB  ideal  yang  seharusnya  ideal  untuk  sebuah  site  adalah  seperti  yang diutarakan dalam penjelasan di atas, yaitu :
GSB sebelah Utara Jl.M.Basir 12x 0m + 1 = 0m
GSB sebelah Timur Gg.Rusdi: 12x 0m + 1 = 0m
GSB sebelah barat Jl.Marelan Raya 12x 0m+1=0m
GSB sebelah Selatan 12x 0m + 1 =0m
Namun  GSB  yang  terdapat  pada  kawasan  perancangan  pada  saat  ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.9. GSB Eksisting GSB 2 – 8m
GSB 1.5 – 6m GSB 1.5-10m
GSB 1 - 3.5m
GSB 3 – 8m
GSB 1 – 2m
GSB 2 – 15m
Universitas Sumatera Utara
25
3.  BC  =  Building  Coverage  Koefisien  Dasar  Bangunan. Yakni
perbandingan  tapak  dengan  kawasan  terbangun.  Koefisien  ini  akan semakin  kecil  untuk  kawasan  perbelanjaan  atau  kawasan  mahal,  bisa
berubah  tergantung  fungsi  dan harga  tanah  atau  lahan.  Sebagai  kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di
sekitar dan pada site adalah sekitar 80  - 90 Maka koefisen dasar bangunan adalah : 90  x 18.958 m2 = 17.062 m2
4.  FAR  =  Floor  Area  Ratio  Koefisien  Lantai  Bangunan
.  Yaitu perbandingan  luas  tapak  dan  klasifikasi  yang  telah  ditetapakan  total  luas
lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100 untuk bangunan bertingkat. Untuk  daerah  di  sekitar  Pasar  Sei  Sikambing,  maka  koefisien  lantai
bangunan  sekitarnya  adalah  2-3  lantai.  Dengan  KDB  sekitar  90    maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200  - 300 .
II.3.3.3. Ketinggian Bangunan
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka dapat diketahui ketinggian bangunan di kawasan Pasar marelan. Penyajiannya adalah sebagai berikut:
1.  Ketinggian Bangunan Pasar marelan Ketinggian  bangunan  Pasar  Marelan  adalah  bangunan  1  lantai.  Mulai
dari kios hingga loods semuanya hampir sama ketinggiannya. 2.  Ketinggian Bangunan di sekitar Pasar Marelan
Bangunan  di  sekitar  pasar  Marelan  rata-rata  adalah  bangunan  rumah toko dan permukiman penduduk. Ketinggiannya bervariasi, mulai dari 1
hingga yang paling tinggi adalah 3 lantai. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
26 Gambar 2.8. Peta Ketinggian Bangunan
Keterangan :
Ketinggian 3 lantai Ketinggian 2 lantai
Ketinggian 1 lantai
Universitas Sumatera Utara
27
II.3.3.4. Eksisting
Tapak  terletak  di  Jl.  Marelan  Raya,  di  samping  Jl.  M.Basir.  Tapak  terletak  di Kecamatan  Medan  Marelan  dengan  KDB  di  kawasan  tersebut  sebesar  73,
dengan  luasan  site  sekitar  18.958  m
2
.  Berikut  akan  dijelaskan  kondisi  tapak  di sekitar site.
Gambar 2.9. Kondisi Eksisting Sumber: Survey Lapangan
Keadaan lalulintas disekitar site yang cukup padat dsebabkan site dilalui
oleh 2 jalan utama,yakni Jl.Marelan Raya dan Jl.Rahmad Buddin
Disekitar site dipenuhi rumah toko dengan ketinggian 2-3 lantai
Kondisi PKL ditepi Jl.M.Basir.Masalah PKL merupakan masalah yang banyak ditemui
dipasar ini.
Keadaan PKL disekitar site yang kurang tertata mengakibatkan kemacetan.
Universitas Sumatera Utara
28
II.4. Tinjauan Fungsi II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna  pasar  ini  dapat  dikelompokkan  secara  umum  menjadi beberapa  bagian  demikian  juga  dengan  kegiatan  yang  terjadi  juga  dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar. Penggunanya antara lain : •
Pengunjung  yaitu  masyarakat  baik  yang  berasal  dari  daerah  sekitar dalam kota, maupun dari luar kota bisa pengunjung pasar.
• Pedagang  pasar  yaitu  pihak  yang  menjajakan  barang  dagangan  di
pasar. •
Pengelola  yaitu  pihak  yang  bertugas  mengawasi,  mengelola,  dan memberikan  pelayanan  fasilitas  kepada  para  pedagang  baik  di
pasar. Kegiatannya antara lain :
• Berdagang  yang  merupakan  fungsi  utama  dari  komplek  bangunan
ini. Merupakan  kegiatan  menjajakan  barang  kepada  para
pengunjung, baik dalam bentuk kios, lods, retail, maupun pameran. •
Pembelian  yang  merupakan  feedback  dari  kegiatan  berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diinginkan.
Secara lebih lengkap akan dibahas mengenai kronologis kegiatan dan pelaku yang terdapat di komplek bangunan ini :
II.4.2. Dekripsi Kegiatan pasar Marelan
Dikarenakan  oleh  lokasi  pasar  yang  berada  pada  pusat  Kecamatan Marelan, maka pasar termasuk daerah yang hidup mulai dari pagi jam 04.00
sd 18.00 WIB. Sedangkan untuk wilayah sekitarnya terdapat pedagang kaki lima  yang  beroperasi  hingga  malam  hari,  seperti  pedagang  VCDCD  serta
pedagang makanan. -  Pada  pukul  04.00  WIB  barang  dagangan  mulai  berdatangan  ke  pasar
Marelan. Kebanyakan merupakan barang dagangan yang berupa sayur dan daging.
-  Pada  pukul  06.30  WIB,  pembeli  mulai  berdatangan.  Sehingga  suasana pasar mulai ramai.
Universitas Sumatera Utara
29
-  Pukul  06.30-18.00  WIB  merupakan  waktu  dimana  kegiatan  berdagang dilaksanakan.
- pukul 18.00 pasar ditutup
II.4.2. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Dalam perancangan pasar, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu  diperhatikan  antara  lain  fleksibillitas,  keamanan  pengunjung,
kenyamanan  pengunjung  yang  dihubungkan  dengan  keadaan  termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :
1.  Fleksibilitas Secara harfiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan
untuk  menyesuaikan  diri.  Kemudahan  penyesuaian  kios  dan  los untuk  dapat  menampung  lebih  banyak  jumlah  pedagang.  Hal  ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a.  Pemilihan sistem struktur
b.  Pembagian ruang c.  Ketinggian ruang
d.  Tata letak stan, kios, dan lods 2.  Kenyamanan
Kenyamanan  merupakan  kepuasan  atau  kenikmatan  dalam melakukan
aktivitasnya. Kenyamanan
untuk ruang
pusat perbelanjaan  dan  pasar  dipengaruhi  faktor  keadaan  termal  dan
pencahayaan ruang pameran. 3.  Sirkulasi
Perencanaan  dan  perancangan  sistem  sirkulasi  pada  bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki,
jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi servis bangunan.
Universitas Sumatera Utara
30
Kebutuhan  ruang  dari  pasar  tradisional  dapat  dikelompokkan  menjadi empat  bagian,  yaitu  ruang  utama,  pendukung,  pelengkap,  dan  servis,  dimana
pembagian masing-masing kelompok diuraikan sebagai berikut: 1.  Ruang Utama, termasuk didalamnya kios dan lods.
2.  Ruang  Pendukung,  yakni  Kantor  Pengelola  dan  Pusat  Jajanan Serba Ada Pujasera.
3.  Pelengkap,  yakni  Ruang  Terbuka  Hijau,  Toilet,  Mushalla,  ATM Center, Pelayanan Kesehatan, dan Tempat Penitipan Anak.
4.  Servis,  yakni  Loading  deck,  Ruang  kontrol  Panel,  Tempat  Sampah Sementara, Ruang Genset, Pos Jaga, Parkir.
Berdasaran data dan  survey  yang  dilakukan, diperolehlah jumlah  pedagang yang  terdapat  di  Kawasan  Pasar  Marelan.  Pasar  yang  merupakan  milik  swasta
terdiri dari kios, lods, dan PKL. Kios berukuran 2 x 2m dan lods berukuran 1 x 2m.
Pedagang di dalam area pasar No.                   Jenis Dagangan
Jumlah
1. Sayur Mayur
56 2.
Ikan 56
3. Ayam
15 4.
Rempah-Rempah 7
5. Kain
13 6.
Emas 2
7. Buah-Buahan
2 8.
Bumbu 15
9. Ikan Asin
6 10.
Kue 3
11. Daging
8 12.
Makanan Minuman 7
13. Gilingan
4 14.
Sepatu Tas Sandal 2
15. Barang Sampah
16
Universitas Sumatera Utara
31
16. Mainan Anak
1 17.
Kelapa 3
18. Pecah Belah
2
Jumlah 218
Pedagang di luar area pasar Jl.Marelan Raya PKL
No.  Barang Dagangan Jumlah
1. Sayur - mayur
46 2.
Ayam 1
3. Kain
5 4.
Buah - Buahan 12
5. Ikan Asin
2 6.
MakananMinuman 4
7. Gilingan
1 8.
Kelapa 8
JumlahTotal 79
Jl.M. Basir No.  Jenis Dagangan
Jumlah
1. Sayur - Mayur
27 2.
Ikan 8
3. Ayam
7 4.
Rempah - Rempah 1
5. Kain
3 6.
Buah - Buahan 5
7. Ikan Asin
5 8.
Daging 1
9. MakananMinuman
2 10.
Gilingan 1
11. Sepatu Tas  Sandal
1
Universitas Sumatera Utara
32
12. Kelapa
6
JumlahTotal 67
Jl.Rahmad Buddin No.  Jenis Dagangan
Jumlah
1. Sayur - Mayur
52 2.
Kue 3
JumlahTotal 55
Tabel 2.4. Tabel jenis Dagangan Pasar Marelan Sumber: PD. Pasar
II.5. Studi Banding Fungsi Sejenis II.5.1. Pasar Beringharjo Yogyakarta
Pasar  Beringharjo  merupakan  salah  satu  pasar  tradisional  yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diatur dengan jelas pengelompokan
jenis  barang  dagangan  yang  dijual.  Sehingga  hal  ini  lebih  memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan.
Faktor  kebersihan  juga  merupakan  salah  satu  hal  yang  dapat diambil  dari  pasar  ini  sebagai  contoh  studi  banding,  karena  desain  pasar
yang  akan  dihasilkan  adalah  suatu  pasar  tradisional  yang  bebas  dari
Gambar 2.10. Peta Satelit Pasar Beringharjo Sumber: Website
Gambar 2.11. Tampak Depan Pasar Beringharjo Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
33
stereotip  ”bau  dan  kotor”.  Karena  kedua  hal  diatas,  dianggap  telah  terlalu melekat pada pasar tradisional.
Pembangunan  pasar  ini  merupakan  salah  satu bagian  dari  rancang bangun  pola  tata  kota  Kesultanan  Ngayogyakarta  Hadiningrat,  yang  biasa
disebut  pola  Catur  Tunggal  dengan  cakupan  empat  hal,  yakni  keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai
tempat  ibadah,  dan  pasar  sebagai  pusat  transaksi  ekonomi.  Secara penempatan,  Pasar  Beringharjo  berada  di  bagian  luar  bangunan  Keraton
Yogyakarta njobo keraton, tepatnya di utara Alun-alun Utara. Berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  kantor  Dinas  pasar
Beringharjo Yogyakarta, luas tanah pasar Beringharjo Timur 12,502 M2, luas bangunan  pasar  27,721,49  M2,  dan  luas  lahan  dasaran  10,696,32  M2.
Dengan  luas  yang  sebanyak  itu  pasar  Beringharjo  Timur  menanpung pedagan  sejumlah  2.730  orang.  Dari  sejumlah  pedagang  tersebut,
kebanyakan  pedagang  berasal  dari  Yogyakarta,  tetapi  sebagian  para pedagang  juga  berasal  dari  luar  jogja,  seperti  Bandung,  Jakarta,  Jawa
Timur, dan lain-lain. Pasar Beringharjo Timur di buka setiap hari pada waktu 05:00  sampai  dengan  17:00  WIB.  Para  pedagang  pasar  Beringharjo  Timur
menjual  berbagai  macam  kebutuhan  sehari-hari,  seperti  sayur-sayuran, buah-buahan,  emping,  krupuk,  daging,  ayam  dan  lain-lain.  Selain  itu
terdapat penjual tas dan sepatu.
Gambar 2.12. Interior Pasar Beringharjo Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
34
Pasar  Beringharjo  Timur  mempunyai  terdapat  fasilitas-fasilitas  yang  cukup memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
• Tempat parkir
• Mushola
• Kamar mandi atau WC sejumlah 15 unit
• Kios
• Tempat dagang losd sebanyak 3.006 unit
• Tempat penitipan anak
• Kantor pengelolaan pasar
• Tempat layanan kesehatan
• Alat pemadam kebakaran
II.5.2. Pasar BSD Bumi Serpong Damai Jakarta
Pasar  tradisional  BSD  merupakan  salah  satu  contoh  pasar  hasil redevelopmen  pemerintah  yang  bisa  dikatakan  cukup  berhasil.  Pasar  ini  tidak
memiliki  bentuk  yang  luar  biasa,  namun  berhasil  membuat  suatu  bentuk sederhana,  dimana  masyarakat  yang  berbelanja  merasa  cukup  nyaman  dan
efektif.
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website, pasar BSD  ini  dianggap  salah  satu  pasar  tradisional  yang  baik.  Hal  itu  dimulai  dari
Gambar 2.13. Peta Satelit Pasar BSD Sumber: Website
Gambar 2.14. Tampak Depan Pasar BSD Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
35
sistem  sirkulasi  kendaraan  dan  ketersediaan  lahan  parkir  untuk  kendaraan. Kemudian  masuk  kedalam  penataan  kios-kios  yang  rapi,  terorganisasi  dan
fungsional.  Sehingga  pengunjung  yang  datang  sama  sekali  tidak  kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas.
Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir,
sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada  studi  banding  ini,  penulis mengharapkan  mendapatkan  suatu  sistem
utilitas  dari  pasar  tradisional  yang  efesien  yang  ada  pada  pasar  ini,  sehingga dapat  diterapkan  dalam  desain  nantinya.  Selain  itu  pengelolaan  parkir  dan
sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini.
Gambar 2.15. Situasi Loods di  Pasar BSD Sumber: Website
Gambar 2.16. Kondisi atap dan Sirkulasi Di Pasar BSD Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
BAB III ELABORASI TEMA
Universitas Sumatera Utara
BAB III ELABORASI TEMA
Universitas Sumatera Utara
35
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. Pengertian
Pendekatan  tema  Pengembangan  Kawasan  Pasar  Marelan  adalah melalui pendekatan Arsitektur Hijau Green Architecture.
Kata Green, berasal dari bahasa Inggris yang berarti “Hijau”, hijau adalah suatu simbol warna yang mewakili daun tumbuhan yang berklorofil, atau mewakili
lingkungan dan alam. Kata  Green  dalam  arsitektur  pada  awalnya  dianggap  sebagai  hal  yang
tabu  sama  seperti  ketika  kata  postmodernisme  dan  dekonstruksi  muncul beberapa  tahun  lebih  awal.  Pada  saat  kemunculan  istilah  green  menimbulkan
kesalahpahaman. Hal ini memancing respon untuk membicarakan masalah green itu sendiri.
Namun  setelah  muncul  beberapa  kelompok  atau  lembaga  yang melakukan  pendekatan  dalam  Green  Movement  dengan  menekankan  dan
mengaplikasikannya  sesuai  dengan  kemampuan  dan  interesnya  masing-masing. Salah  satunya  dengan  merancang  sebuah  rumah  sementara  yang  menunjukkan
manusia tidak menjadi asing dengan lingkungannya yang dilakukan oleh Walden Pond.  Namun  secara  umum  dapat  dikatakan  bahwa  Green  Architecture  adalah
gerakan  untuk  pelestarian  alam dan  lingkungan  dengan  mengutamakan  efisiensi energi arsitektur ramah lingkungan.
Ciri-ciri Green Architecture diantaranya: •
Peka terhadap lingkungan. •
Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin. •
Mengusahakan pencahayaan alami. •
Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri. •
Mengusahakan penghawaan alami. •
Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.
Universitas Sumatera Utara
36
Dalam  penerapan  Green  Architecture  lainnya  dapat  dilakukan  dengan berbagai  cara.  Misalnya:  penentuan  tapak  bangunan,  pengolahan  limbah  yang
muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Terdapat  6  prinsip  Green  Architecture  sesuai  dengan  teori  yang
dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale tentang Green Architecture, yakni: 1.  Konservasi energi
• Meminimalkan penggunaan energi.
• Perlindungan terhadap sumber daya alam.
• Pendayagunaan  alam  sebagai  sumber  energi  sebagai  keperluan
studi dan rekreasi. •
Memanfaatkan limbah dengan sebaik-baiknya. •
Penentuan  lokasi  yang  tepat  guna  dengan  cara  memilih penggunaan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dan
fungsi bangunan atau proyek. 2.  Bekerja sama dengan iklim
• Bekerja sama dalam pengunaan energi dari alam.
• Memanfaatkan energi yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
• Pencahayaan alami pada siang hari.
• Penghawaan alami.
3.  Meminimalisir sumber-sumber daya baru •
Penggunaan material daur ulang. •
Penggunaan material yang dapat diperbaharui. •
Merancang bangunan dari sisa bangunan sebelumnya. •
Penggunaan material yang ramah lingkungan. 4.  Ramah menghargai pengguna di dalamnya
• Menyadari  bahwa  pengguna  atau  pemakai  dari  bangunan  harus
diperhatikan  kebutuhannya.  Untuk  itu  dilakukan  pendekatan  yang memperhatikan  kenyamanan  penggunanya  namun  tetap  selaras
dengan prinsip-prinsip Green Architecture.
Universitas Sumatera Utara
37
5.  Menghargai site •
Seminimal mungkin merubah tapak yang sudah ada.  Memberi pori- pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
• Interaksi bangunan terhadap site.
6.  Holistik •
Seluruh  prinsip-prinsip  Green  Architecture  digabungkan  dalam  suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang akan dibangun.
Green  Architecture  merupakan  salah  satu  aliran  dalam  arsitektur  yang memperhatikan  keberlangsungan  lingkungan  hidup  di  dalam  melakukan  proses
desain.  Green  Architecture  muncul  sebagai  suatu  solusi  untuk  melestarikan lingkungan  hidup  yang  semakin  rusak  akibat  pembangunan  yang  tidak
memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Tujuan dari Green Architecture adalah menghasilkan suatu bangunan yang
bersahabat  dengan  lingkungannya  dengan  tingkat  efisiensi  yang  tinggi.  Hal  ini dapat  dicapai  dengan  menerapkan  konsep-konsep  Green  Architecture  pada
bangunan yang akan dirancang. Dengan  menerapkan  prinsip  Green  pada  bangunan,  maka  akan  dapat
menjawab beberapa  isu  global  mengenai  kerusakan  lingkungan  dan  pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.
III.2. Interpretasi Tema
Dengan  maraknya  permasalahan  golobal  yang  ada  saata  ini  ,  banyak negara  menghadapi  masalah-masalah  lingkungan  hidup.  Hal  ini  banyak
disebabkan  karena  kerusakan  lingkungan  yang  akibatnya  fatal  bagi  kehidupan manusia. Sala satu contohnya adalah kerusakan fisik bumi seperti rusaknya hutan
yang  mengakibatkan  ketersediaan  lahan  hijau  berkurang,  otomatis  oksigen  yang diproduksi akan mengalami gangguan.
Untuk memecahkan permasalahan diatas maka ada beberapa solusi yang bisa  dilakukan,  yakni  mengembangkan  konsep-konsep  kota  yang  berwawasan
hijau  Green  City.  Selain  itu  polusi  yang  timbul juga  menimbulkan  dampak  yang
Universitas Sumatera Utara
38
buruk  terhadap  lingkungan  hidup.  Dengan  kata  lain  keberlangsungan  suatu  kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut.
Di  beberapa  negara  maju  telah  dikeluarkan  beberapa  peraturan  yang berkaitan  tentang  lingkungan  hidup  seperti  pembangunan  suatu  kawasan  yang
harus  ramah  lingkungan,  kontrol  terhadap  emisi  yang  dikeluarkan  kendaraan bermotor,  hingga  pembatasan  jumlah  kendaraan  bermotor  yang  mengakibatkan
polusi  terhadap  lingkungan.  Departemen  Lingkungan  hidup  merupakan  lembaga yang  harus  bertugas  untuk  melakukan  pengawasan  terhadap  perencanaan  dan
pembangunan kawasan perkotaan.
Green Architecture Dalam Konteks Kota Medan
Pemerintah  kota  Medan  telah  menetapkan  Rencana  Strategik  Restra Kota Medan sesuai dengan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi:
“Mewujudkan  Kota  Medan  sebagai  Kota  Metropolitan  bercirikan  Masyarakat Madani  yang  menguasai  Iptek,  dan  bermuatan  Imtaq  serta  berwawasan
Lingkungan Hidup” Selai  visi  tersebut,  terdapat  beberapa isu lingkungan  hidup  di kota  Medan
yang  menyebabkan  diperlukannya  konsep  pendekatan  “Green”  terhadap perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya.
Isu-isu  tersebut  diantaranya:  pencemaran  akibat  limbah  industri,  rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran, sampah perkotaan, krisis persediaan air
tawar,  degradasi  tanah  dan  lahan  pertanian,  pencemaran  udara,  konflik  sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau.
Dengan  mempertimbankan  isu  tersebut,  maka  dalam  pengembangan Kawasan Pasar Marelan akan diterapkan konsep Green Architecture.
Penerapan  tema  Green  Architecture  pada  bangunan  dapat  dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
• Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan lahan hijau dengan
lahan terbangun yang sesuai. Sesuai
dengan peraturan
Menteri Pekerjaan
Umum No.
06PRTM2007  tanggal  16  Maret  2007  tentang  Pedoman  Umum
Universitas Sumatera Utara
39
Rencana  Tata  Bangunan  dan  Lingkungan  dijelaskan  bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah 40:60
.  Hal  tesebut  tercantum  dalam  KDH  koefisien  Dasar  Hijau  yaitu persentase  perbandingan  antara  luas  seluruh  ruang  terbuka  diluar
bangunan  gedung  diperuntukkan  bagi  pertamanan  penghijauan  dan luas tanah perpetakan daerah perencanaan yang dikuasai.
• Mengembangkan Tata Vegetasi yang baik
Tata  vegetasi  suatu  kawasan  juga  sangat  mempengaruhi  kondisi lingkungan  bangunan  yang  terdapat  pada  kawasan  tersebut.  Dengan
adanya  tata  vegetasi  yang  baik  diharapkan  dapat  memperbaiki  iklim makro  dan  mengurangi  polusi  udara  terutama  pada  bangunan  tempat
manusia  beraktivitas.  Dengan  adanya  tata  vegetasi  yang  baik  dapat mengurangi  emisi  gas  karbondioksida  yang  secara  otomatis  akan
mengurangi dampak pemanasan global. •
Mengembangkan bangunan hijau Green Building Dalam konsep green building pada bangunan dapat dilakukan berbagai
cara sebagai berikut: -
Membuat atap Hijau Roof-Garden -
Menempatkan  bukaan  sebagai  tempat  masuknya  cahaya  dan udara pada tempat yang tepat
- Menggunakan teknologi Photovoltaic, water filtration, air filtration,
dan sebaginya. -
Menghadirkan taman pada bangunan. -
Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan -
Melakukan penanganan limbah yang efektif -
Menggunakan  perabot  dalam  bangunan  yang  hemat  energi  dan hemat pemakaian air
- Menerapkan sistem utilitas pada bangunan yang hemat energy.
• Melakukan Proses recycle dan reuse untuk air dan limbah
Untuk  mewujudkan  konsep  green  pada  bangunan  perlu  dilakukan proses pendaur ulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah.
Universitas Sumatera Utara
40
III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
Pasar tradisional merupakan salah satu topik yang sangat hangat saat ini. Banyaknya  masalah  yang  disebabkan  ketika  beroperasi  seperti  kemacetan
hingga  limbah,dan  sebab  itu  perlunya  perhatian  khusus  dalam  pemecahan masalahnya. Sebagai salah satu tempat publik, dimana berlangsungnya transaksi
jual  beli  maka  diperlukan  suatu  pasar  yang  nyaman  bagi  pengguna  maupun pengunjung serta ramah terhadap lingkungan.
Selain itu isu krisis energi dan isu kerusakan lingkungan yang ada saat ini mengharuskan  Kota  Medan  memerlukan  banguan-bangunan  yang  hemat  energi
dan  dapat  memanfaatkan  sumber  energi  alamiah.  “Pengembangan  Kawasan Pasar  Marelan”  merupakan  suatu  alternatif  pemecahan  masalah  untuk
memperbaiki kondisi pasar yang ada saat ini. Dengan  menerapkan  kosep  Green  Architecture,  desain  yang  ada  akan  mampu
memecahkan  berbagai  permasalahan  lingungan,  seperti  penghematan  energi sampai pengolahan limbah.
Sesuai dengan rencana pemerintah yang ingin memperbaiki kondisi pasar tradisional  menjadi  tempat  yang  dapat  menjadi  alternatif  bukan  hanya  untuk
masyarakat  menengah  ke  bawah  melainkan  juga  dapat  menjadi  alternatif  bagi masyarakat menegah ke atas.
Dengan  adanya  Pengembangan  Pasar  Marelan    yang  menerapkan konsep green architecture ini, diharapkan akan dapat menciptakan suatu suasana
yang  alami,  yang  dapat  membuat  nyaman  para  pengguna  baik  itu  pedagang maupun  pembeli.  Serta  dapat  memberi  kontribusi  dalam  pemecahan
permasalahan lingungan.
Universitas Sumatera Utara
41
III.4. Studi banding Tema Sejenis III.4.1.
Heping Park, Tianjin, Cina
Ini  adalah  proyek  Perkins  Will  untuk  Heping  Park  di  Tianjin,  China. Melukiskan  pita  tumbuh-tumbuhan  yang  melukiskan  zona  atap.  Proyek
diberi tanda oleh 3 menara besar. Seperti halnya ruang parkir, ruang hijau di buat  dengan  menciptakan  suatu  langit-langit  dengan  benih  tumbuh-
tumbuhan setinggi level jalan. Pengembangan kembali rencana Lingkungan meliputi konstruksi kediaman  bertingkat  baru  yang akan menekankan suatu
yang lebih tinggi mutu hidup sampai pengintegrasian ruang hijau. Pita ruang hijau  yang  menggelombang  ke  seberang,  memudahkan  cahaya,  ventilasi,
dan akses ke parkiran bawah.
Pada  proyek  ini  terlihat  jelas  bagaimana  ruang-ruang  terbangun digantikan  oleh  ruang  ruang  hijau  pada  atap  Green  Roof,  terlihat  jelas
bagaimana  bangunan  juga menjadi  tempat  hidup  tumbuh-tumbuhan.  Selain itu  Green  roof  ini  juga  berfungsi  sebagai  ruang-ruang  publik,  sehingga
pemanfaatan lahan menjadi sangat efektif.
Gambar 3.1. Bentuk Bangunan Heping Park Sumber: Website
Gambar 3.2. Layout Denah dan Sirkulasi Heping Park
Sumber: Website Gambar 3.3. Roof Garden Sebagai
Public Space Heping Park Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
42
III.4.2. Green Rings City of Gwanggyo Korea Selatan
Grup  arsitektur  asal  Belanda,  MVRDV.  Telah  memenangkan kompetisi untuk merancang sebuah bangunan pusat kota untuk Gwanggyo,
sebuah  kota  baru  yang  akan  dibangun  di  selatan  Seoul,  Korea. Direncanakan  untuk  menjadi  swasembada  kota  bagi  77.000  jiwa  penduduk
korea. Arsitek  mengatakan  bahwa  semua  elemen  dari  pusat  kota  akan
desain seperti cincin, dan “dengan mendorong cincin ini ke arah luar, setiap bagian  dari  bangunan  akan  menerima  teras  untuk  kehidupan  diluar
ruangan.”
Program  dan  kebutuhan  ruang  berbeda,  membutuhkan  peletakan serta  ukuran  ruang  yang  berbeda-beda.  Pemecahan  masalahnya  adalah
dengan  memfasilitasi  semua  elemen  dengan  membentuknya  kedalam bentuk  cincin.  Setiap  bagian  dari  cincin-cincin  tersebut  akan  ditanami
tumbuh-tumbuhan yang juga berfungsi sebagai teras outdoor. Bangunan  ini  nantinya  akan  difungsikan  sebagai  Residensial
200.000m
2
,  Perkantoran  48.000m
2
,  retail  sebesar  200.000m
2
,  serta  pusat rekreasi dan sarana edukasi sebesar 200.000m
2
.
Gambar 3.4. Potongan Bangunan Green Ring City Sumber: Website
Gambar 3.5. Bentuk Bangunan Green Ring City Sumber: Web
Universitas Sumatera Utara
43
III.4.3. River Frontage Green Building Uzbekistan
Ini adalah konsep dari bangunan perumahan yang akan dibangun di Uzbekistan,  bangunan  ini  sungguh  mengagumkan.  Dengan  konsep
bangunan  hijau,  dan  outdoor  looks,  yang  tidak  hanya  indah  di  mata,  tetapi juga  memberikan  kualitas  tinggi  kalangan  masyarakat.  Selain  perumahan,
bangunan ini juga akan digunakan sebagai gedung kantor dan spa. Bangunan  ramah  lingkungan  ini  dirancang  oleh  arsitek  llewelyn-
Davies.  Pemandangannya  sangat  menarik,  penuh  dengan  tampilan  hijau. Dengan  bentuk  geometris  hampir  seperti  labirin,  seperti  kita  menemukan
sesuatu selama di dalam gedung dan menciptakan suasana segar.
Gambar 3.6. Eksterior Bagunan River Frontage Sumber: Web
Gambar 3.7. Pintu Masuk River Frontage Sumber: Web
Universitas Sumatera Utara
44
III.4.4. Fukuoka ACROS Jepang
Di Kota Fukuoka di Jepang, mereka memiliki sebuah bangunan yang disebut  “Fukuoka  ACROS”  terlihat  sangat  berbeda  dari  dua  sisi:  satu  sisi
seperti sebuah bangunan kantor konvensional dengan dinding kaca, namun di sisi lain terdapat atap yang besar dan bertingkat dengan sebuah taman.
Bangunan  kompleks  perkantoran  ini  merupakan  pemecahan terhadap  masalah  urban  ruang  terbuka.  Dengan  kepadatan  pembangunan
fisik  yang  tinggi,  arsitek  mencoba  menghadirkan  bangunan  yang  dapat mengakomodasi  fungsi  privat  sekaligus  publik.  Di  sebelah  utara  yang
menghadap jalan utama, dibuat fasade bangunan yang modern. Di sebelah selatan yang menghadap ruang terbuka, dibuat atap teras yang menyerupai
sengkedan.  Setiap  lantai  mempunyai  taman  yang  berfungsi  untuk  meditasi dan  relaksasi.  Desain  yang  menampilkan  unsur  tanaman  ke  dalam
bangunan  ini  berfungsi  sebagai  pemecah  kesan  keras  pada  bangunan. Dengan  integrasi  terhadap  unsur  lingkungan,  bangunan  ini  turut
menurunkan  suhu  mikro  di  sekitarnya  Teras  taman  yang  mencapai  hingga sekitar  60  meter  di  atas  tanah,  berisi  35.000  tanaman  yang  mewakili  76
spesies.
Pada  proyek  ini  hadirnya  atap-atap  hijau  yang  ditanami  vegetasi berfungsi untuk menurunkan suhu mikro. Hadirnya atap hijau juga berfungsi
menjadi taman untuk tiap lantainya yang menjadi ruang relaksasi.
Gambar 3.8. Eksterior Fukuoka ACROSS Sumber: Website
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV ANALISA
IV.1 Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Site
Berikut  ini  akan  dipaparkan  data  serta  keterangan  informasi  yang berhubungan dengan site:
Batas-Batas Site:
Utara : Jalan M.Basir
Selatan  : Lahan Kosong dan Pemukiman Penduduk Barat
: Jalan Marelan Raya Timur
: Gg.Rusdi dan Pemukiman Penduduk Berdasarkan  data-data  site  di  atas,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  site
terletak  di  sekitar  pemukiman  penduduk,  sehingga  letak  site  ini  sangat mendukung terhadap persentase penjualan pasar, karena memiliki konsumen
yang tetap. Namun  keadaan  ini  tidak  hanya  bersifat  menguntungkan,  tetapi  juga
mempunyai  efek  negatif,  antara  lain  dengan  dekatnya  pasar  dengan pemukiman  penduduk  menyebabkan  padatnya  lalu  lintas  di  sekitar  pasar
yang berujung kepada kemacetan.
Gambar 4.1. Kondisi Eksisting Tapak Perancangan Pemukiman
Penduduk
Jl.Marelan Raya Ruko
Jl.Rahmad Buddin Jl.M.Basir
Pemukiman Penduduk
Site
Universitas Sumatera Utara
46
Peraturan-Peraturan Site:
1.  GSB Garis Sempadan Bangunan Garis  sempadan  bangunan  yang  ada  di  sekitar  site  ini  berhubungan  erat
dengan  peraturan  lainnya,  yaitu  koefisien  dasar  bangunan.  Dikarenakan KDB  yang  besar  di  daerah  ini  sekitar  80    -  90    menyebabkan  lebar
GSB  juga  menjadi  lebih  kecil,  karena  lahan  kebanyakan  dipakai  menjadi bangunan.
Gambar 4.2. Kondisi GSB Eksisting GSB 2-8m
GSB 1.5-6m GSB 1.5-10m
GSB 1-3.5m GSB 3-8m
GSB 1-2m GSB 2-15
Universitas Sumatera Utara
47
2.  KLB Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien  Lantai  Bangunan :  Yaitu  perbandingan  luas  tapak  dan
klasifikasi  yang  telah  ditetapakan  total  luas  lantai.  Koefisien  ini  bisa  lebih dari  100  untuk  bangunan  bertingkat.  Untuk  daerah  di  sekitar  Pasar
Marelan,  maka  koefisien  lantai  bangunan  sekitarnya  adalah  2-3  lantai. Dengan  KDB  sekitar  90    maka  dengan  kata  lain  KLB  bisa  mencapai
200 - 300.
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa ketinggian rata-rata bangunan  di  sekitar  site  adalah  1-3  lantai.  Sehingga  berdasarkan  data
tersebut hal yang dapat disimpulkan antara lain : a.  Bangunan  yang  akan didesain nantinya tidak boleh memiliki ketinggian
yang  terlalu  jauh  dari  rata-rata  bangunan,  sehingga  memiliki keharmonisan dengan lingkungan sekitar.
b.  Karena  bangunan  yang  akan  didesain  merupakan  bangunan  Pasar Tradisional,  maka  jumlah  lantai  yang  akan  dirancang  harus
diperhatikan.
Gambar 4.3. Kondisi Ketinggian Bangunan Eksisting Keterangan :
Ketinggian 1 lantai
Ketinggian 2 lantai
Ketinggian 3 lantai
Universitas Sumatera Utara
48
3. KDB Koefisien Dasar Bangunan
Building  Coverage  Koefisien  Dasar  Bangunan. Yakni  perbandingan
tapak  dengan  kawasan  terbangun.  Koefisien  ini  akan  semakin  kecil  untuk kawasan  perdagangan,  bisa  berubah  tergantung  fungsi  dan  harga  tanah
atau lahan. Sebagai kawasan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada  di  sekitar  dan  pada  site  adalah  sekitar  80    -  90  .  Maka  koefisen
dasar bangunan adalah : 90  x 18.958 m2 = 17.062 m2
4.  Kondisi Eksisting
Gambar 4.4. Kondisi Eksisting Tapak Kondisi eksisting
bagian barat site berupa ruko dan pkl
yang kurang tertata yang mengakibatkan
kemacetan
Kondisi eksisting bagian selatan site berupa
pemukiman penduduk, lahan pertanian warga dan kebun
pisang. Kondisi eksisting bagian
timur site berupa permukiman penduduk
dan lahan pertanian warga.
Kondisi eksisting disebelah utara site merupakan
jl.M.basir yang dipenuhi oleh PKL dan sering
mengakibatkan kemacetan.
Universitas Sumatera Utara
49
IV.1.2. Analisa Pencapaian
Untuk analisa pencapaian, maka akan dibagi 2 bagian besar,antara lain: A.  Kendaraan
1.  Kendaraan Pribadi Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 Lokasi  site  yang  berada  di  Jalan  Marelan  Raya,  sangat  efisien  untuk
pencapaian  dari  kendaraan,  angkutan  umum, maupun  truk  barang.  Selain itu  untuk  para  pejalan  kaki,  juga  mudah  dicapai,  dikarenakan  letak  site
yang dekat dengan jalur angkutan umum. Site sangat dekat dengan 3 jalur :
1.Jalan Marelan Raya 2.Jalan M.Basir
3.Jalan Rahmad Buddin 2.  Angkutan Umum
List angkutan umum yang melewati site berdasarkan jalan utama yang ada di sekitar site, antara lain :
- Angkutan umum yang melalui Jl. Marelan Raya
• KPUM 90
• PT.Rahayu Medan Ceria 105
• Cv.hikmah 62
• Cv.hikmah 26
-  Angkutan umum yang melalui Jl. Rahmad buddin •
KPUM 40, 90 •
CV.Mitra Transport 146
Universitas Sumatera Utara
50
Potensi:
Site merupakan kawasan yang banyak dilalui oleh berbagi jenis kendaraan, baik  itu  kendaraan  pribadi maupu  segala  jenis  angkutan umum.  Sehingga
sangat  mudah  bagi  masyarakat  untuk  mencapai  kawasan  Pasar  Marelan ini.
Masalah:
Banyaknya  kendaraan  yang  melalui  kawasan  ini  kerap  menimbulkan kemacetan,  karena  angkutan  umum  yang  melintas  di  kawasan  ini  sering
berhenti sembarangan untuk menaikkan penumpang.
Solusi:
Untuk  mengatasi  kemacetan  yang  disebabkan  angkutan  umum  tersebut dapat dirancang halte ataupun jalur khusus angkutan umum yang menjorok
kedalam  site  sehingga  para  pengguna  kendaraan  lain  yang  melintas  di kawasan ini tidak terganggu.
Gambar 4.5.  Jalur Pencapaian Menuju Site Perancangan Jl.Marelan Raya
Jl.Rahmad Buddin Jl.M.Basir
Gg.Rusdi Site
KETERANGAN:
Jalur Utama Jalur Skunder
Site
Universitas Sumatera Utara
51
B.  Pejalan Kaki
Kawasan  ini  cukup  banyak  dilalui  pejalan  kaki,terutama  dimulai  dari  pagi hingga  sore  hari.karena  pada  saat  itu  merupakan  puncak  dari  kegiatan
belanja didaerah tersebut.
Potensi:
Site  merupakan  kawasan  yang  banyak  dilalui  oleh  berbagi  jenis  angkutan umum. Sehingga sangat mudah bagi masyarakat untuk mencapai kawasan
Pasar Marelan ini.
Masalah:
-  Pemberhentian  angkutan  umum  yang  tidak  teratur,  sering mengakibatkan kemacetan.
-  Sering terjadi konflik antara pejalan kaki dan kendaraan karena tidak terdapat  jalur  pedestrian  yang  layak  bagi  pejalan  kaki  sehingga
keduanya terkesan saling berebut.
Gambar 4.6.  Jalur Pedestrian Sekitar Site Jalur Pejalan Kaki di
sisi JL.Marelan Raya Jalur Pejalan Kaki di
sisi Gg. Rusdi
Universitas Sumatera Utara
52
Solusi:
-  Merancang jalur berbeda antara pejalan kaki dan pengendara mobil. -  Pemisahan
tempat angkutan
umum dengan
kendaraan lain,sehingga dapat mengaasi kemacetan.
IV.1.3. Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi pada kawasan pasar Marelan ini akan dibagi kedalam dua bagian.  Yakni  kendaraan  bermotor  dan  pejalan  kaki.  Untuk  lebih  jelasnya  akan
dipaparkan sebagai berikut. A.  Kendaraan
Jalan yang dilalui oleh kendaraan pada kawasan ini, baik itu Jl. Marelan Raya  maupun  Jl.Rahmad  Buddin  merupakan  jalan  dua  arah  yang
sangat  padat.  Jl.Marelan  Raya  memiliki  lebar  ±  12  meter,  dan  Jl. Rahmad Buddin selebar ±12 meter.
B.  Pejalan Kaki Pada Pasar Marelan
Gambar 4.7.  Zoning kondisi Eksisting Loods Basah dan Kering
Kios
Lahan kosong Parkir
Universitas Sumatera Utara
53
Sirkulasi di dalam lods kering maupun lods basah merupakan
sirkulasi 2 arah, namun ukuannya yang terlalu kecil
menyebabkan pengunjung kesulitan melewatinya ketika
kondisi pasar sedang ramai dikunjungi.
Gambar 4.8.  Sirkulasi Dalam Loods
Universitas Sumatera Utara
54 Gambar 4.9.  Sirkulasi Antar Kios
Masalah:
-  Sirkulasi pejalan kaki di pasar marelan sangat tidak terater,karena banyaknya pedagang yang berjualan dipinggir jalan,bahkan tidak sedikit menepati badan
jalan,sehingga para pejalan kaki juga menggunakan badan jalan. -  Para  pengunjung  naik  turun  kendaraan  umum  ditempat  yang  tidak
sewajarnya contoh:dipersimpangan jalansehingga menyebabkan kendaraan lain terganggu dan mengakibatkan kemacetan.
Sama halnya seperti loods, sirkulasi antar kios pada
pasar Marelan ini juga sangat sempit, karena sebagian
pemilik kios juga meletakkan barang dagangannya dengan
memakai sebagian jalur sirkulasi.
Kios Kios
Universitas Sumatera Utara
55
Solusi:
-  Memperjelas orientasi sirkulasi pada pasar yang akan di desain -  Menyediakan  halte  untuk  tempat  turun  dan  naiknya  penumpang
angkutan umum. -  Sirkulasi di Area Parkir
Sebagian besar kendaraan yang parkir di Area ini adalah kendaraan roda  dua,  kondisinya  cukup  teratur.sedangkan  untuk  becak  tidak
tersedianya area parkir sehingga sering mengakibatkan kemacetan.
Potensi:
Jumlah  pengunjung  yang  mengunjungi  Pasar ini  masih  cukup  banyak, hal ini terbukti dari  padatnya masyarakat,  umumnya menegah kebawah, yang
masih  mau  berbelanja  di  tempat  ini  mengingat  harganya  yang  masih merakyat.
Masalah:
-  Kondisi sirkulasi yang ada saat ini tidak begitu memadai, mengingat jumlah  pengunjung  yang  datang  pada  waktu-waktu  tertentu  cukup
banyak. -  Tidak menyediakan parkir untuk kendaraan roda 3 dan roda 4.
Solusi:
-  Merancang  sirkulasi  yang  baik  di  dalam  bangunan  guna  memberi kenyamanan bagi pengunjung pasar.
-  Memberi parkir bagi roda 3 dan roda 4.
Gambar 4.10.  Kondisi Sirkulasi Parkir pasar merelan
Universitas Sumatera Utara
56
IV.1.4. Analisa View Bangunan
Untuk  analisa view  bangunan, maka akan  dibagi menjadi  2 bagian besar, antara lain :
A.  View ke Arah Bangunan Ke dalam Site
Diketahui  bahwa  site  dilalui  oleh  satu  jalan  utama,  yaitu  jalan  Marelan Raya.  Sehingga  bagian  dari  site  yang  lansung  tampak  dari  jalan,  harus
diekspos sehingga mampu menarik minat masyarakat yang melintasinya. B.  View ke Luar Bangunan Ke arah luar site
Pada  sekitar  site,  tidak  ada  bagian  tertentu  dari  kawasan  yang  cukup menarik,  sehingga  bangunan  tidak  perlu  diorientasikan  ke  satu  arah
tertentu.  Maka  bangunan  direncanakan  berorientasi  pada  jalan  Marelan Raya sebagai akses utama.
Potensi:
-  Site  dilalui  jalan  yang  cukup  padat  serta  dikelilingi  pemukiman penduduk, sehingga gampang untuk dilihat.
Gambar 4.11.  Gambar Analisa Orientasi Bangunan
KETERANGAN:
Bagian site yang tampak dari jalan.
Arah view
Universitas Sumatera Utara
57
-  Ketinggian  bangunan  sekitar  relatif  rendah  1-3  lantai,  sehingga tidak menggangu view dari luar menuju bangunan.
Masalah:
Degradasi  Penurunan  kualitas  lingkungan  sekitar,  sehingga  juga memperburuk citra kawasan sekitar, termasuk site.
Solusi:
-  Pada  bagian  site  yang  terlihat  langsung  dari  jalan  sekitar,  maka fasade bangunan di  desain semenarik mungkin  agar  dapat menarik
minat masyarakat untuk datang. -  Memperbaiki kualitas kawasan sekitar, sehingga nantinya bangunan
yang  akan  didesain  memiliki  keharmonisan  dengan  kawasan sekitarnya, serta dapat memberi kenyamanan bagi warga sekitar
IV.1.5. Analisa Matahari
Untuk memahami permasalahan  yang ada pada  bagian analisa  matahari ini, maka akan dijelaskan melalui peta pergerakan matahari pada kawasan yang
akan dirancang, sebagai berikut :
Gambar 4.12.  Gambar Analisa Kondisi Matahari Sinar matahari
pagi yang bagus untuk kesehatan
kerena mengandung
vitamin D. Sinar matahari
sore yang kurang bagus
bagi kesehatan Barat
Timur
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan  gambar  pergerakan  matahari  pada  site  di  atas,  maka  dapat diketahui:
-  Bagian  yang  ditampilkan  dengan  warna  kuning  gelap  merupakan  bagian dari site yang paling banyak terkena sinar matahari secara langsung.
-  Bagian  yang  berwarna  kuning  yang  memudar  menunjukkan  bahwa intensitas matahari semakin berkurang, karena kebanyakan posisi matahari
adalah  berada  tepat  di  atas  site,  sehingga  sisi  terlebar  bangunan  tidak terlalu banyak terkena radiasi langsung. Hal ini sangat baik, karena dengan
demikian  bidang  bangunan  yang  terkena  sinar  berkurang  dan menyebabkan suhu bangunan tidak begitu tinggi.
Potensi:
-  Site telah memiliki orientasi yang cukup baik, dengan demikian suhu dalam bangunan tidak akan terlalu panas karena sebagian besar sisi
bangunan tidak terkena radiasi secara langsung. -  Sinar matahari  yang ada secara terus-menerus dapat dimanfaatkan
sebagai  energi  alternatif  sehingga  mengurangi  penggunaan  energi yang berasal dari bahan bakar fosil
Masalah:
Tidak  terdapat  masalah  yang  signifikan,  karena  orientasi  bangunan  yang akan  dirancang  sudah  cukup  bagus,  namun  suhu  yang  tinggi  pada  waktu
siang  hari  juga  perlu  diperhatikan  mengingat  disekitar  site  tidak  terdapat buffer yang dapat mengurangi radiasi matahari langsung.
Solusi:
-  Merancang  sistem  pencahayaan  yang  baik  agar  dapat  menghemat energi, disesuaikan dengan tema perancangan.
-  Memasang  photovoltaic sebagai  alternatif  enrgi tambahan  yang low maintenance.
-  Memberi  vegetasi  di  sisi  timur  dan  barat  sebagai  bufer  sinar matahari langsung.
Universitas Sumatera Utara
59
IV.1.6. Analisa Ruang Terbuka Hijau
Potensi:
Site  yang  ada  saat  ini  merupakan  site  yang  terdapat  dalam  zona  area tropis, sehingga sangat banyak jenis tanaman dan pepohonan yang dapat
tumbuh pada kawasan ini.
Masalah:
Vegetasi  yang  terdapat  di  kawasan  ini  sangat  minim,  mengingat  cuaca  di siang hari sangat panas tidak terdapat pepohonan yang berfungsi sebagai
buffer secara maksimal.
Solusi:
Menambahkan  Vegetasi  di  sekitar  site,  termasuk  pepohonan  yang berfungsi  sebagai  peneduh  maupun  sebagai  Buffer  radiasi  matahari  dan
kebisingan yang ditimbulkan kendaraan bermotor.
Gambar 4.13.  Gambar Kondisi Vegetasi Sekitar Site Pada pinggir site
terdapat vegetasi yang berfungsi
sebagai peneduh,tapi
kondisi vegetasi kurang terawat.
Terdapat vegetasi didalam kawasan
site berupa perpohonan dan
semak berlukar.
Universitas Sumatera Utara
60
IV.1.7. Analisa Sarana dan Prasarana
1.Pola drainase Site -Drainase utama pada site terdapat sepanjang jalan Marelan Raya dengan
lebar sekitar 1 meter.
IV.2. Analisis Fungsional IV.2.1. Analisa Kegiatan dan kebutuhan Ruang
IV.2.1.1. Pengelompokan Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Untuk  pengelompokan  ruang  serta  kegiatannya  akan  dipaparkan  dalam tabel  berikut.  Di  dalamnya  sudah  termasuk  Pasar  Marelan,  Pasar  Swasta
dan ruko dalam kawasan perancangan.
No. Nama
Ruang Pemakai
Kegiatan Kriteria
Ruang Utama
1. Kios
Pedagang, Pembeli
Mempersiapkan Barang Dagangan, Menawarkan
barang Dagangan, Transaksi jual beli,
Menyimpan barang
Gambar 4.14.  Gambar Eksisting drainase pasar Jalur Sirkulasi utama
Universitas Sumatera Utara
61
Dagangan 2.
Loods Pedagang,
Pembeli Mempersiapkan Barang
Dagangan, Menawarkan barang Dagangan,
Transaksi jual beli
Pendukung
1. Pusat
makanan Food Court
Pedagang, Pembeli
Mepersiapkan Dagangan, Memasak, Mencuci
Piring, makan, Menyimpan barang
dagangan. 2.
Informal Place PKL
Pedagang, Pembeli
Mempersiapkan barang dagangan, Menawarkan
Barang dagangan. 3.
Kantor Pengelola
Pegawai  PD Pasar
Mengawasi berlangsungnya kegiatan
pasar, melakukan pembukuan.
4. Lavatory
Pedagang, Pembeli
Buang Air Besar, buang Air Kecil.
Pelengkap
1. Ruang
terbuka Open space
Pengunjung Pembeli
Duduk sambil istirahat
2. Mushalla
Pengelola pasar,
Pedagang, pembeli
Sholat
3. Parkir
Pengelola pasar,
Pedagang, pembeli
Parkir Kendaraan
Universitas Sumatera Utara
62
4. Dock
Bongkar muat
Pedagang Bongkar muat barang
dagangan 5.
Tempat Pengelolaa
n Sampah Petugas
Kebersihan 6.
Gudang 7.
Pos Satpam
IV.2.1.2. Aliran Kegiatan
Berikut  akan  dideskripsikan  masing-masing  perilaku  kegiatan  masing- masing pengguna yang ada di Kawasan Pasar Marelan.
A.  Pedagang Kios
B.  Pedagang Loods
C.  Pedagang InformalPKL
Datang Membongk
ar Barang Menggelar
Dagangan Berjualan
Membereskan Dagangan
Simpan Pulang
Datang Membuka
Kios Menyiapkan
Barang Dagangan
Berjualan Menutup
Kios Pulang
Datang Menggelar
Dagangan Berjualan
Membereskan Dagangan
Pulang
Belanja Tabel 4.1.  Tabel Pengelompokan Ruang
Universitas Sumatera Utara
63
D.  Pengunjung Pembeli
E.  Pengelola Pasar
F.  Petugas Kebersihan
Datan Mencari
Barang Menawar
Harga Belanja
Menunggu Angkutan
Pulan
Datang Masuk Ke
Kantor Memantau
pasar Mengecek
Pembukuan Pulang
Datang Mengecek
Kebersihan Mengelola
Sampah Di Mengumpulkan
Sampah Pulang
Universitas Sumatera Utara
64
IV.2.1.3. Analisa Daya Tampung Pasar Terhadap Jumlah Pedagang
Untuk  mengetahui  jumlah  pengunjung  keseluruhan  pada  kawasan  ini,  maka  terlebih dahulu  harus  diketahui  jumlah  penduduk  dan  jumlah  pasar  dalam  kecamatan  Medan
Marelan. Jumlah penduduk kecamatan Medan Area   : 132.584 Jiwa
Jumlah keluarga di kecamatan Medan Area  :   29.589 Kepala Keluarga Jumlah Pasar di kecamatan Medan Area
:           2 Pasar
Jumlah Pengunjung Pasar
Asumsi - Dianggap dalam satu keluarga, ada satu anggota keluarga yang berbelanja
- Dianggap tiap keluarga berbelanja 1 kali untuk kebutuhan 2 hari. - Setiap pasar memiliki jumlah pengunjung yang sama.
Maka : - Jumlah yang berbelanja per pasar  :         29.589 : 2 Pasar    = 14.794 Jiwa -
Jumlah pengunjung per hari :          14794 : 2
= 7.397 Jiwa Pertumbuhan Penduduk Medan Area
Tahun 2009   : 125.487 Jiwa Tahun 2010
: 126.619 Jiwa Tahun 2011
: 129.086 Jiwa Tahun 2009 sampai dengan 2010
: 126.619 Jiwa – 125.487 Jiwa = 1132 Jiwa 0.90 Tahun 2010 sampai dengan 2011
: 129.086 Jiwa – 126.619 Jiwa = 2467 Jiwa 1,92 Rata – Rata pertambahan penduduk = 1,41  per Tahun
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Jumlah pengunjung  tahun 2012
= 1,41  x 7397 = 104 = 7.397 + 104 = 7.501 Jiwa
Jumlah pengunjung 2014 = 1.41  x 7.606 = 107
= 7.606 + 107 = 7.713 Jiwa
Universitas Sumatera Utara
65
Jumlah pengunjung tahun 2013 = 1,41  x 7.501 = 105
= 7.501 + 105 = 7606 Jiwa Jumlah pengunjung 2015
= 1.41  x 7.713 = 108 = 7.713 + 108 = 7.821 Jiwa
Jumlah pengunjung 2016 = 1.41  x 7.821 = 110
= 7.821 + 110 = 7.931 Jiwa Jumlah pengunjung 2017
= 1.41  x 7931 = 111 = 7931 + 111 = 8042 Jiwa
Tabel 4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Maka, Jumlah Pengunjung Pasar Marelan per hari pada tahun 2017 = 8.042 Jiwa Pengunjung per jam nya = 804 Jiwa
Jumlah Pedagang
Pertumbuhan Pedagang Medan Marelan Tahun 2009   : 580 Pedagang
Tahun 2010 : 600 Pedagang
Tahun 2011 : 670 Pedagang
Tahun 2012 : 870 Pedagang
Tahun 2009 sampai dengan 2010 : 600 Pedagang – 580 Pedagang = 20 0.03
Tahun 2010 sampai dengan 2011 : 670 Pedagang – 600 Pedagang = 70 0.10
Tahun 2011 sampai dengan 2012 : 870 Pedagang – 670 Pedagang = 200 0.22
Rata – rata pertambahan pedagang = 0.11  per Tahun
IV.2.2 Ruang
IV.2.2.1 Besaran Ruang Setelah  mendapatkan  jenis  –  jenis  ruang  yang  di  butuhkan  maka  selanjutnya  akan  di
sajikan besaran ruang dari masing – masing ruang, antara lain : A.
Proyeksi Jumlah Kios dan Stand
Universitas Sumatera Utara
66
Pada  bangunan  pasar  ini,  maka  bagian  terpenting  yang  harus  memiliki  kalkulasi  sendiri adalah  bagian  kios  dan  loosd.  Harus  ada  perkiraan  pertambahan  jumlah  kios  dan  loosd
yang terjadi. Jumlah kios pada awal pertama kali dibangun tahun 1985, terdiri dari :
Kios   : 91 Loods  : 118
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2012, maka di ketahui : Jumlah kios yang terpakai
: 125 Jumlah Loosd yang terpakai  : 140
Perhitungan perkiraan pertambahan kios dari pasar Marelan, yaitu : Pertambahan penduduk per tahun
: 1.41   tahun Jangka waktu efektifitas bangunan
: 5 Tahun Maka dari hasil perhitungan jumlah kios dan loods dengan proyeksi sampai tahun , adalah
:
Jumlah pedagang  tahun 2012 Kios : 1.41  x 125 + 125 = 126
Los : 1.41  x 140 + 140 = 142 Jumlah pengunjung 2013
Kios : 1.41  x 126 + 126 = 127 Los : 1.41 x 142 + 142 =144
Jumlah pengunjung tahun 2014 Kios : 1.41  x 127 + 127 = 128
Los : 1.41 x 144 + 144 = 146 Jumlah pengunjung 2015
Kios : 1.41  x 128 + 128 = 129 Los : 1.41  x 146 + 146 = 148
Jumlah pengunjung 2016 Kios : 1.41  x 128 + 128 = 129
Los : 1.41  x 148 + 148 = 150 Jumlah pengunjung 2017
Kios : 1.41  x 129 + 129 = 130 Los : 1.41  x 150 + 150 = 152
Tabel 4.3 Pertumbuhan Pedagang Jangka Waktu 5 Tahun
Universitas Sumatera Utara
67
Karena, Pasar Marelan dimulai dari pagi hingga sore hari. Minimal pengunjung berbelanja paling  lama  2  jam.  Maka  jumlah  pengunjung  dibagi  5  menurut  waktunya,  karena  pasar
mulai ramai pukul 08.00 – 18.00  Setiap 2 jam berganti pembeli. b.
Perhitungan Jumlah Parkir Pengunjung Di asumsikan 30 Jumlah Pengunjung berjalan kaki
Parkir Mobil : 10  x Jumlah Pengunjung
: 10  x 8042 jiwa per hari : 804 mobil : 5
: 160 mobil Parkir Motor
: 30  x Jumlah Pengunjung : 30  x 8042 jiwa per hari
: 2412 motor : 5 : 482 motor
Sepeda : 5  x Jumlah Pengunjung
: 5  x 8042 Jiwa per hari : 402 sepeda : 5
: 80 Pengguna Becak  : 10  x Jumlah Pengunjung
: 10  x 8042 jiwa per hari : 804 orang : 5
: 160 80 becak hanya mengantar penumpang saja.
: 160 x 80 : 8
Angkutan Umum  : 15  x 8042 jiwa per hari : 1206 orang : 5
: 241
Universitas Sumatera Utara
68
No. Nama Ruang
Jumlah  Dimensi Luas
Satuan m
2
Luas Total
m
2
Sumber
Ruang Utama 1
Kios 130
2 x 2 m 4 m
2
520 m
2
Asumsi Loods
152 2  x  1,5
m 3 m
2
456 m
2
Asumsi
sirkulasi 40
292 m
2
Asumsi
Jumlah 1268m
2
Pendukung 2
Pusat makanan  13 3 x 4 m
12 m
2
156 m
2
Asumsi Sirkulasi
30 47 m
2
Jumlah 203 m
2
3 Kantor
Pengelola Ruang
Pimpinan 1
3 x 3 m 9 m
2
9 m
2
Data Arsitek
Ruang Pegawai  10 org
1,65x1,4 m
2,31 m
2
23,1 m
2
Data Arsitek
Ruang Arsip 1
2 x 2 m 4 m
2
4 m
2
Asumsi KMWC
1 2org  2,15x 1,7
3,65 m
2
3,65 m
2
Data Arsitek
Sirkulasi 25
9,9 m
2
Jumlah 49,6 m
2
4 Toilet Umum
4 buah
2,1x3,4 untuk 4 org
7,1 m
2
28,5 m
2
Data Arsitek
Universitas Sumatera Utara
69
Sirkulasi 25
7,1 m
2
Jumlah 35,6 m
2
Pelengkap 5
Mushalla Ruang Sholat
50 org 1,25
m
2
62,5 m
2
Asumsi
Tempat Wudhu 2 Buah
8 m
2
16 m
2
Asumsi Sirkulasi
25 19,6 m
2
Jumlah 98,1 m
2
6 Dok Bongkar
muat Truk
1 Buah 3,5  x  7
m 24,5
m
2
24,5 m
2
Data Arsitek
Pick Up 3 Buah
2,5  x  5 m
37,5 m
2
112,5 m
2
Data Arsitek
Ruang Penerina
1 2 x 2 m
4 m
2
4 m
2
Asumsi
Sirkulasi 30
42,3 m
2
Jumlah 183,3 m
2
Tambahan 7
Pengolahan Sampah
KantorRuang Kontrol
1 3 x 4 m
12 m
2
12 m
2
Asumsi
Penampungan 3
2 x 2 m 4 m
2
12 m
2
Asumsi Pengolahan
Biogas 1
4 x 3 m 12 m
2
12 m
2
Asumsi
Universitas Sumatera Utara
70
Pengolahan Sampah
Organik 1
4 x 3 m 12 m
2
12 m
2
Asumsi
Sirkulasi 30
14,4 m
2
Jumlah 62,4 m
2
8 Gudang
1 3 x 3 m
9 m
2
9 m
2
Asumsi
9 Keamanan
Pos Satpam 2
3 x 3 m 9 m
2
18 m
2
Asumsi Sirkulasi
25 4,5 m
2
Jumlah 22,5 m
2
10 Ruang Mesin
Ruang Panel 1
3 x 4 m 12 m
2
12 m
2
Asumsi Ruang Genset
1 3 x 4 m
12 m
2
12 m
2
Asumsi Ruang Pompa
1 3 x 3 m
9 m
2
9 m
2
Asumsi Sirkulasi
30 9,9 m
2
Jumlah 42,9 m
2
Tabel 4.4.  Tabel Kebutuhan Ruang
Universitas Sumatera Utara
71
Kebutuhan Parkir
No. Parkir
Jumlah  Dimensi Luas
Satuan m
2
Luas Total
m
2
Sumber
1 Mobil
160 2,5 x 5 m  12,5 m
2
2000 m
2
Data Arsitek 2
Sepeda Motor 482
1 x 2 m 2 m
2
964 m
2
Data Arsitek 3
Becak 160
1,5x1,6 m
2,5 m
2
400 m
2
Asumsi 4
Jalur Angkot Sirkulasi
40 1065 m
2
Total
3729m
2
Tabel 4.5.  Tabel Kebutuhan Parkir
R. Utama :       5670.6
R. Pendukung :         238.25 R. Pelengkap  :       631.34
R. Servis :        418.75
Parkir :      2613.65 +
9572.59 M²
Total Kebutuhan Pasar Tradidisional =  5695  M²
Luas Lahan Pasar yang tersedia adalah 18540 M²
Universitas Sumatera Utara
72
IV.2.3. Bentuk IV.2.3.1. Penentuan Pola Massa Bangunan
Penentuan  pola  massa  bangunan  akan  diambil  berdasarkan  tema bangunan  yankni  Green  Architecture.  Pola  Massa  Bangunan  nantinya  akan
mengikuti  kaidah  guna  memenuhi  kriteria  Green  Architecture  yang  mampu menghemat energi se-efisien mungkin.
Bentuk  bangunan  nantinya  akan  mengikuti  konsep-konsep  hijau  yang akan diterapkan pada bangunan.
IV.2.3.2. Modul Bangunan
Satuan  modul  yang  digunakan  pada  perencanaan  dan  perancangan pasar ditentukan dengan pertimbangan terhadap beberapa faktor yaitu :
• Modul kegiatan, penentuan modul kegiatan  didasarkan  pada fungsi utama
bangunan  sebagai  pusat  belanja  baik  tradisional  maupun  modern  yaitu dengan menggunakan modul kios 2m x 2m atau 3m x 4m dengan sirkulasi
sebesar 40 . •
Modul  struktur,  pemilihan  modul  struktur  dipengaruhi  dimensi,  kekuatan, dan bentangan dari sistem struktur yang digunakan
• Modul  bahan,  pemilihan  modul  bahan  terutama  ditekankan  pada  dimensi
material  alami,  namun  tidak  tertutup  kemungkinan  digunakan  material sintesis sesuai dengan fungsi dari bagian bangunannya.
IV.2.3.3. Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan ditentukan dari : •
Jarak pandang manusia skala intim. Yaitu : 1 DH  2, dimana D = jarak pengamat terhadap objek dan H = ketinggian objek
• Sudut  elevasi  pandang  manusia  yaitu  27”  DH =  2  pada  sudut  pandang
27” •
Berdasarkan peraturan pemerintah setempat •
Ketinggian bangunan di lingkungan sekitar skyline kawasan
Universitas Sumatera Utara
73
Berdasarkan hal tersebut, maka diketahui bahwa dengan tinggi bangunan pusat perbelanjaan yang kurang lebih 20 m, maka jarak antara bangunan dengan
pedestrian pejalan kaki minimal kurang lebih 20 m juga. Namun hal ini juga akan disesuaikan dengan keadaan site.
IV.2.4. Utilitas
Seperti  kasus  pasar  yang  ada  pada  umumnya,  sistem  utiltas  yang  ada pada  Pasar  Marelan  juga  sangat  buruk.  Tidak  adanya  perawatan  dan  sistem
pengolahan  sampah  yang  bagus  menyebabkan  banyaknya  saluan  utilitas  yang tersumbat dan akhirnya menyebabkan banjir pada pasar ini..
IV.2.4.1. Sistem Air Bersih
Terdapat  dua  jenis  sistem  pendistribusian  air  bersih,  yaitu  secara  Down Feed  Dengan  memanfaatkan  gaya  grafitasi,  dan  dengan  sistem  Up  Feed
dengan  bantuan  pompa.  Berikut  ini  akan  dijelaskan  kelebihan  dan  kekurangan dari masing-masing sistem tersebut:
Universitas Sumatera Utara
74
Sistem Kelebihan
Kelemahan
Sistem Down Feed -  penyaluran  air  digunakan
dengan memanfaatkan
bantuan  system  gravitasi, sehingga
menghemat biaya
operasional bangunan
-  system  pemipaan  lebih sedikit
-  penyaluran  air  tidak merata
-  diperlukan ruang
untuk perletakan
tangki  pada  bagian atas bangunan
Sistem Up Fedd -  penyaluran
air dapat
merata di setiap tempat -  air  pada  bagian  plumbing
terus  bergerak  sehingga mengurangi
peristiwa korosi pada pipa-pipa besi
- biaya
operasional lebih mahal
- sistem pemipaan lebih
banyak -
dapat  terjadi  ledakan akibat  tekanan  dari
mesin pompa
IV.2.4.2. Sistem Air Buangan Kotor
Dari hasil survey yang diperoleh, sumber air buangan yang terdapat pada Pasar Marelan bersumber dari:
• Air buangan toilet
• Air hujan
• Sisa air yang berasal dari loods basah
Sistem  distribusinya  sendiri  sangat  buruk,  karena  banyak  saluran buangan  tersumbat  dan  rusak  sehingga  menimbulkan  bau  yang  tidak  enak.
Banyaknya saluran yang rusak mengganggu kenyamanan para pejalan kaki yang sedang berbelanja, karena umumnya saluran pembuangan air kotor berada tepat
di atas jalur pejalan kaki.
Tabel 4.6.  Jenis Sistem Pendistribusian Air Bersih
Universitas Sumatera Utara
75
Sesuai  degan  prinsip  Green  Architecture,  menghargai  site  maka  sebisa mungkin  limbah  cair  yang  dproduksi  oleh  pasar  jangan  sampai  mencemari
lingkungan. Oleh sebab itu pada pasar ini dirancang sebuah area peresapan yang dilengkapi  dengan  filter  agar  limbah  cair  yang  diproduksi  oleh  pasar
dikembalikakn kedalam tanah dalam keadaan bersih.
Potensi:
-  Sebagai Negara beriklim tropis, curah hujan di Indonesia sangat tinggi.
Masalah:
-  Ketika hujan datang, sering menimbulkan genangan dan bahkan banjir, selain itu sampah yang menumpuk di saluran buangan air kotor dapat menimbulkan
bau yang tidak enak.
Solusi:
-  Curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih yang sebelumnya  dapat  diolah  atau  di  filterisasi  agar  dapat  dimanfaatkan  untuk
kebutuhan Air bersih yang ada di pasar
Gambar 4.15.  Kondisi Saluran Pembuangan Air Kotor
Universitas Sumatera Utara
76
IV.2.4.3. Sampah
Sampah  merupakan  permasalahan  yang  umumnya  sangat  banyak dijumpai  pada  pasar-pasar  tradisional.  Hal  yang  sama  terjadi  pada  Pasar  Sei
Sikambing, bak sampah pada pasar ini diletakkan tepat di depan pasar, sehingga apabila sampah tidak diangkut dalam jangka waktu satu hari, dapat menimbulkan
bau yang tidak enak.
Sampah  yang  dipoduksi  oleh  pasar  tradisonal  sangat  banyak  sekali, umumnya  adalah  sampah  organic  berupa  sisa  sayuran,  menurut  data  pasar
jumlah  sampah  yang  dihasilkan  bisa  mencapai  17-33  m
3
hari.  Dengan mengambil  nilai  tengahnya  maka  sampah  yang  dihasilkan  pasar  Marelan  dapat
mencapai 25m
3
perharinya. Dengan  nilai  tersebut  maka  80  dari  jumlah  tersebut  yang  merupakan
sampah  kering  dapat  diolah  menjadi  kompos  dengan  menggunakan  komposter dengan kapasitas 1 ton. Dengan jumlah sampah yang tersedia yakni sebesar 1,9
ton diperlukan 3buah mesin dengan kapasitas yang sama.
Potensi:
-  Sampah  yang  berasal  dari  pasar  umumnya  adalah  sampah  organic  yang sangat potensial, dan dapat dimanfaatkan kembali
-
Gambar 4.16.  Jenis Sampah Yang Umumnya Berasal Dari Pasar Sampah Organik
Universitas Sumatera Utara
77
Masalah:
-  Bak  sampah  yang  ada  sekarang  diletakkan  di  depan  pasar,  hal  ini  sangat tidak  bagus  karena  posisinya  tepat  berada  didepan  pasar  yang  merupakan
citra dari pasar itu sendiri. -  Pengelolaan  sampah  pada  pasar  ini  sangat  tidak  bagus,  banyak  tumpukan
sampah yang dapat terlihat secara langsung dan sangat menggangu.
Solusi:
-  Merancang  bak  sampah  dengan  memisahkan  jenis  sampah  berdasarkan sifatnya sehingga lebih mudah dikelola.
-  Meletakkan  bak  sampah  pada  posisi  yang  tepat  sehingga  apabila  terjadi keterlambatan pengangkutan dari pihak dinas kebersihan tidak terlhat secara
langsung di depan bangunan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KONSEP
Sesuai  dengan  tema  yang  diambil,  yakni  Green  Architecture,  maka  pada proses perancangan yang dibuat nantinya akan dirancang sesuai dengan prinsip
dan teori green yang dikemukakan oleh Brenda dan Robert Vale. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan setiap poin dan penerapannya dalam
desain bangunan perancangan
V.1. Konservasi Energi
Sampah  organic  yang  dihasilkan  oleh  pasar  diolah  kembali  menjadi  energy baru  yang  dapat  dimanfaatkan  kembali,  sehingga  tidak  mencemari  lingkungan.
Dalam  hal  ini  sampah  organic  yang  banyak  dihasilkan  oleh  pasar  dikonservasi menjadi energy biogas yang bias dimanfaatkan sebagai sumber listrik yang dapat
dimanfaatkan  untuk  pencahayaan  malam  hari  dan  untuk  menggerakkan  pompa air pada water tower.
Gambar 5.1. Dimensi Untuk Biogas
Universitas Sumatera Utara
74
V.2. Bekerjasama Dengan Alam
Sinar matahari yang cukup dan curah hujan yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk  kebutuhan  bangunan.  Seperti  menerapkan  Rainwater  harvesting  untuk
menampung  air  hujan  yang  dapat  menghemat  penggunaan  air  tanah.  Serta memanfaatkan  sinar  matahari  untuk  pencahayaan  alami  pada  bangunan  guna
menghemat penggunaan listrik di siang hari. Konsep penerapan Rainwater Harvesting bias dilihat pada gambar dibawah
ini.
Untuk konsep pengudaraan dalam ruang digunakan diding yang tidak masiv agar  angin  dapat  masuk  dari  segala  arah,  sehingga  sirkulasi  udara  dalam  ruang
berjalan dengan lancar.
Gambar 5.2. Konsep Rainwater Harvesting
Universitas Sumatera Utara
75
V.3. Meminimalisir Sumber Daya Baru