Mekanisme Pembersihan Gigitiruan Komposisi Bahan Pembersih Gigitiruan

3. Tidak mengiritasi mukosa mulut. 4. Tidak larut dalam cairan mulut.

5. Mudah dimanipulasi. 6. Perubahan dimensi yang rendah.

7. Tidak toksik. 8. Estetis.

2.2.5 Kerugian

Adapun kelemahan dari resin akrilik polimerisasi panas adalah : 1. Tidak tahan abrasi. 2. Monomer sisa dapat menimbulkan reaksi alergi. 3. Kekuatan impak resistensi pada benturan rendah.

2.3 Mekanisme Pembersihan Gigitiruan

Saat ini ada beberapa metode alternatif untuk membersihkan protesa gigitiruan. Adapun cara untuk membersihkan basis gigitiruan adalah dengan : 1. Cara mekanik Pembersihan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan sikat gigi atau alat ultrasonic cleaner. Pembersihan secara mekanik terbukti efektif dapat menghilangkan plak, tetapi jika terlalu sering dilakukan dan dalam waktu yang berulang dapat menyebabkan keausan pada basis gigitiruan resin akrilik yang menyebabkan hilangnya retensi pada basis gigitiruan. 2. Cara kimia Pembersihan secara kimia dilakukan dengan merendaman basis gigitiruan dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan. Penggunaan tablet pembersih gigitiruan terbukti efektif dan efisien untuk membunuh bakteri dan jamur. Tablet effervescent mengandung senyawa kimia berupa karbondioksida CO2 yang menimbulkan terbentuknya gelembung gas saat tablet dimasukan kedalam air. 18,21 Salah satu contoh cara pemakaian tablet pembersih gigitiruan adalah dengan merendam basis gigitiruan selama 5 menit dalam satu hari pada larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan Polident.

2.4 Komposisi Bahan Pembersih Gigitiruan

26 Adapun komposisi dari larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan Polident adalah sebagai berikut : a. Sodium bicarbonate Sodium bicarbonate adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaHCO 3, disebut juga dengan nama Sodium Hidrogenbicarbonate,sodium bicar, baking soda, bread soda, cooking soda, bicard soda atau soda bicarbonate. Sodium bicarbonate larut dalam air, berbentuk kristal putih kental, bersifat abrasif dan dapat melepaskan stain pada basis gigitiruan. b. Citrid acid Citrid acid disebut juga Hydrogen sitrat, mempunyai rumus kimia C 6 H 8 O 7. Citrid acid adalah asam organik lemah yang ditemukan dalam buah jeruk. Sifat buffer dari asam ini digunakan untuk mengontrol pH pada pembersih alat rumah tangga dan obat-obatan. Bahan ini juga dapat mengurai logam sehingga dapat digunakan dalam pembuatan sabun dan deterjen pembersih pakaian. c. Sodium carbonate Sodium carbonate dikenal juga dengan soda pembersih atau abu soda, mempunyai rumus kimia Na 2 CO 3. Sodium carbonate merupakan garam sodium dari asam karbonik, digunakan sebagai pelembut pada pembersih pakaian. Sodium carbonate membentuk ikatan dengan ion magnesium dan kalium pada air, disebut juga dengan soda pembersih yang efektif menghilangkan minyak, lemak dan stain alkohol. d. Sodium perborate Sodium perborate merupakan senyawa berwarna putih dan dapat larut dalam air. Memiliki rumus kimia NaBO 3 yang mengalami hidrolisis ketika berkontak dengan air. Sodium perborate mempunyai komponen oksigen aktif pada detergen, bahan pembersih dan bahan pemutih. Mempunyai sifat antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan. e. Sodium hexametophospate Sodium hexametophospate mempunyai rumus kimia NaPO 3. Bewarna putih, tidak berbau dan berbentuk bubuk kristal. Sodium hexametophospate merupakan campuran dari polimerik metafosfat dan sodium hexametophospate yang digunakan sebagai salah satu bahan dalam detergen. f. Sodium benzoate Sodium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet, sangat efektif untuk membunuh jamur dan bakteri. g. Sodium stearate Sodium stearate merupakan bahan kimia yang didapat dari hasil reaksi antara sodium dengan asam stearate. Memiliki rumus kimia C 17 H 35 COON, berbentuk bubuk berwarna putih dan digunakan pada obat-obatan dan pasta gigi. h. Sodium lauryl sulfoacetate Sodium lauryl sulfoacetate merupakan derivat dari kelapa dan minyak sawit, bersifat sebagai agen surfaktan bahan pembentuk busa yang umum digunakan dan aman untuk kulit. Karena berasal dari bahan alami, sehingga menghasilkan bahan yang dapat menghilangkan bakteri, permukaan yang berminyak dan kotor. Sodium lauryl sulfoacetate bersifat hidrofilik yang berarti menarik air sehingga dapat larut dalam air.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris.

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Post test with control grup design 3.3 Tempat dan Waktu penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian 1. Pembuatan sampel Pembuatan sampel penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi USU. 2.Perendaman sampel dalam inkubator. Perendaman sampel dalam inkubator dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran USU Laboratorium infeksius. 3. Pengujian kekuatan impak Pengujian kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar LIDA FMIPA USU.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015. 3.4 Sampel dan Besar Sampel 3.4.1 Sampel Penelitian Adapun sampel penelitian ini adalah lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang tidak direndam dalam larutan pembersih gigitiruan dan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan tablet pembersih gigitiruan polident dengan frekuensi 5, 10 dan 15 kali perendaman selama 5 menit. Ukuran sampel adalah 65 mm x 10 mm x 2,5 mm. 9,16,27 Gambar 1. Bentuk dan ukuran sampel

3.4.2 Besar Sampel

Pada penelitian ini besar sampel minimal diestimasi bedasarkan rumus Frederer: 28 Keterangan: t: Jumlah perlakuan r: Jumlah ulangan Dalam penelitian ini akan dilakukan perlakuan pada kelompok resin akrilik dengan frekuensi perendaman 5, 10 dan15 kali selama 5 menit serta satu kelompok kontrol tanpa perendaman, sehingga t = 4. Bedasarkan rumus diatas, maka jumlah sample n tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut : t-1r-1 ≥ 15 4-1r-1 ≥ 15 t-1r-1 ≥ 15 4 r-1 ≥ 15 4r - 4 ≥ 19 r ≥ 4,75 r = 5 Dari perhitungan diatas didapat jumlah sampel minimum untuk masing-masing kelompok adalah 5, dalam penelitian ini diambil besar sampel 6 buah untuk masing- masing kelompok perlakuan. 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Frekuensi perendaman 5,10 dan 15 kali.

3.5.2 Variabel Tergantung

Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas.

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Jenis resin akrilik polimerisasi panas. 2. Ukuran sampel 65 mm x 10 mm x 2,5 mm. 3. Perbandingan adonan resin akrilik polimerisasi panas polimer 9 gr : monomer 3,6 ml . 4. Setting time gips 15 menit. 5. Rasio gips dan air sesuai takaran pabrik 200 gr : 100 ml. 6. Metode pengadukan akrilik. 7. Suhu penggodokan proses kuring . 8. Waktu perendaman sampel dalam larutan effervescent 5 menit. 9. Suhu perendaman 37 ͦ C. 10. Volume larutan 200 ml. 11. Jenis tablet effervescent yang digunakan. 12. Jumlah tablet dalam satu larutan 1 tablet : 200 ml air.