Faktor-faktor yang Mempengaruhi Optimisme

Individu yang optimis akan memandang kejadian baik yang menimpa mereka sebagai sesuatu yang berasal dari dalam diri mereka sendiri internal dan menganggap kejadian buruk yang menimpa mereka sebagai sesuatu yang berasal dari luar diri mereka eksternal. Individu yang memiliki pandangan seperti ini akan membuat mereka tidak akan kehilangan harga diri ketika hal buruk menimpa mereka, sehingga tidak akan menyebabkan timbulnya perasaan tidak berharga dan tidak berbakat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Optimisme

Faktor-faktor yang mempengaruhi optimisme menurut Medlin Whiten 2004 dan Medlin, Green Graither 2010, yaitu : a. Innovation and risk taking Merupakan sejauh mana para karyawan didorong untuk lebih inovatif dan tidak dibatasi dalam pengambilan resiko. b. Outcome orientation Merupakan sejauh mana perusahaan memusatkan perhatian pada hasil, bukan proses yang digunakan untuk mencapai hasil. c. Team orientation Merupakan sejauh mana perusahaan mengorganisasikan kerja kedalam tim-tim, bukan hanya individu-individu. d. People Orientation Merupakan sejauh mana kebijakan perusahaan mempertimbangkan efek kebijakan manajemen terhadap orang-orang dalam perusahaan. B. Persepsi Terhadap Kualitas Kehidupan Bekerja 1. Pengertian Persepsi Terhadap Kualitas Kehidupan Bekerja Universitas Sumatera Utara Persepsi menurut Robin 2003 didefinisikan sebagai proses yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Sedangkan kualitas kehidupan bekerja didefinisikan sebagai usaha organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasinya dan meningkatkan efektivitas organisasi seperti kebijakan promosi, supervisi yang demokratis, keterlibatan pegawai, kondisi kerja yang aman Cascio, 2006. Considine Callus 2001, menyatakan bahwa kualitas kehidupan bekerja adalah dinamika multidimensional yang meliputi beberapa konsep seperti jaminan kerja, sistem penghargaan, pelatihan dan karier peluang kemajuan, dan keikutsertaan di dalam pengambilan-keputusan. Gibson 1987 menambahkan bahwa kualitas kehidupan bekerja adalah filosofi manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan martabat karyawan, memperkenalkan perubahan budaya serta untuk memberikan kesempatan pertumbuhan dan pengembangan diri bagi karyawan. Sedangkan menurut Nawawi 2008 kualitas kehidupan bekerja adalah sejauh mana perusahaan dapat menciptakan rasa aman dan kepuasan dalam bekerja demi mewujudkan tujuan perusahaan. Jewell Siegel 1998 mengemukakan bahwa berbagai macam komponen dari kesejahteraan karyawan secara umum yang lebih penting adalah lingkungan kerja yang aman dan sehat, hubungan yang baik dengan supervisor, dukungan dan persahabatan rekan sekerja, kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu, derajat kepuasan dengan situasi kerja dan kesempatan untuk bertumbuh dan pengembangan diri jika diperlukan. Luthans 2006 mengatakan bahwa kualitas kehidupan bekerja adalah dampak efektivitas manusia dan perusahaan yang dikombinasikan dengan penekanan partisipasi dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Merujuk pada definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi terhadap kualitas kehidupan bekerja adalah sejauh mana karyawan memberi makna Universitas Sumatera Utara terhadap usaha perusahaan dalam memberikan kesejahteraan terhadap karyawannya yang pada akhirnya akan berdampak pada keefektivitasan perusahaan dan terwujudnya tujuan perusahaan.

2. Aspek-Aspek Kualitas Kehidupan Bekerja