b.
Hosmer and Lemeshow Test
Sumber: Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Nilai Chi-square pada tabel 4.4 adalah sebesar 12,565 dengan probabilitas signifikansinya 0,128 yang nilainya jauh di atas 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima.
c. Nagelkerke R
2
Koefisien Determinasi
Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Berdasarkan nilai Cox dan Snell R square sebesar 0,333 atau 33,3 Dan Nagelkerke R Square sebesar 0,475 atau 47,5 berarti variabilitas
variabel likuiditas, profitabilitas, dan DER terhadap financial distress sebesar 47,5 sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar
penelitian sebesar 52,5 100 - 52,5.
Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square
df Sig. 1
12.565 8
0.128
Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Step -2
Cox Snell Nagelkerke Log Likelihood
R Square R Square
1 278.356000
0.333 0.475
d. Ketepatan Prediksi
Tabel 4.6 Ketepatan Prediksi
Observed Predicted
Zi Tidak
Financial Financial Percentage Distress
Distress Correct
Step 1
Tidak Financial distress 227
20 91.9
Financial distress 48
53 52.5
Overall percentage 80.5
Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS Pada tabel 4.6 ini menghitung nilai estimasi yang benar dan salah.
Menurut prediksi perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah 247, sedangkan hasil observasinya hanya 227 jadi ketepatan
klasifikasinya 91,9. Sedangkan prediksi perusahaan yang mengalami financial distress adalah 101, akan tetapi hasil observasi hanya 53,
sehingga ketepatan klasifikasinya 52,5. Atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasinya adalah 80,5.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Financial distress Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 adalah likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap financial distress dengan tingkat signifikansi 0,015 0,05 dengan koefisien -0.225 Hal itu menunjukkan
bahwa Hipotesis Satu H
1
yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress pada
perusahaan manufaktur perusahaan, diterima. Berarti likuiditas dapat memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Likuiditas umumnya
dinilai dari kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini dikarenakan bahwa pada perusahaan sampel perusahaan memiliki
kemampuan mendanai operasional perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek dengan hutang lancar yang
dimilikinya. Oleh karena itu perusahaan mengelola hutang lancar dengan aktiva yang dimiliknya dengan baik sehingga tidak terjadi financial
distress. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Atika,
et al 2012 dengan judul “Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap
Prediksi Kondisi Financial Distress ”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
menguji pengaruh beberapa rasio keuangan terhadap kondisi financial distress. Adapun variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap
financial distress adalah current ratio, profit margin, debt ratio current liabilities to total assets, sales growth, dan inventory turnover. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt ratio, dan current liabilities to total assets dapat digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress di suatu perusahaan.
2. Pengaruh Leverage Terhadap Financial distress Hasil analisis menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif
signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian DER dengan tingkat signifikansi 0,035
0,05 dengan koefisien 0,071. Hal itu berarti Hipotesis Dua H
2
yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap
financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, diterima. Hutang yang diproksikan dengan DER dapat menyebabkan
perusahaan mengalami kondisi financial distress. Berarti DER dapat memprediksi suatu financial distress perusahaan. DER merupakan
perbandingan antara total hutang dibagi dengan modal perusahaan. Rasio DER menunjukkan seberapa besar modal perusahaan dibiayai oleh
hutang. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Luciana Spica Almalia dan Emanuel Kristijati 2003 dengan judul analisis rasio keuangan untuk mempridiksi kondisi finansial distress
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta periode tahun 1998-2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin
laba bersih penjualan bersih, keuangan rasio leverage kewajiban lancar total aktiva, rasio likuiditas aktiva lancar kewajiban lancar
dan pertumbuhan laba bersih total aktiva pertumbuhan adalah variabel yang signifikan terhadap menentukan perusahaan kesulitan keuangan.
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Financial distress Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap financial distress dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05 dengan koefisien -20,703. Hal ini
berarti Hipotesis Tiga H
3
yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress, diterima. Hal
itu menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Hal
itu dikarenakan kemampuan memperolah laba perusahaan yang semakin tinggi akan mempengaruhi kondisi keuangan yang baik sehingga tidak
akan terjadi financial distress. Hasil penelitian ini konsisten dengan Arini 2010 profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap kondisi financial distress perusahaan artinya semakin besar profitabilitas suatu perusahaan semakin
mengurangi kondisi financial distress perusahaan tersebut dan rasio yang paling dominan dalam memprediksi kondisi financial distress adalah
rasio profitabilitas.
Kondisi demikian
menunjukkan kondisi
perekonomian sedang stabil.