5 Pelaksanaan Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak Penjualan Barang Mewah. g.
Seksi Pelayanan, terdiri dari : 1
Pelaksanaan penatausahaan surat, Dokumentasi, dan Laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu.
2 Pelaksanaan pendaftaran dan penghapusan NPWP.
3 Pelaksanaan penerimaan, Perpanjangan, Penerbitan surat teguran SPT.
4 Pelaksanaan pemenuhan permintaan Konfirmasi dan Klarifikasi.
5 Pelaksanaan penyelesaian permohonan pencetakan dan pembetulan STP,
SKP. 6
Pelaksanaan penyelesaian permohonan pembukuan dalam bahasa inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat dan penerbitan surat perintah
Membayar Kelebihan Pajak untuk Perwakilan Negara Asing dan badan internasional serta Pejabattenaga ahlinya.
7 Pelaksanaan penerbitan SKP.
8 Pelaksanaan penatausahaan Dokumen Wajib Pajak.
B. Mekanisme Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
Membayar pajak adalah salah satu kewajiban warga negara untuk ikut serta berpartisipasi dalam mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negaranya. Untuk dapat melakukan kewajiban perpajakan, maka setiap Wajib Pajak mempunyai beberapa hak yang dapat diajukan terhadap Direktur Jenderal
Pajak apabila di dalam penetapan pajak bumi dan bangunan tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Kewajiban warga negara Indonesia yang baik, yakni
Universitas Sumatera Utara
membayar pajak, tepatnya PBB yang akan jatuh tempo pada tanggal 31 Agustus setiap tahunnya.
Pajak Bumi dan Bangunan dapat dibayar di Bank Persepsi yang berada di KPBB KPP Pratama, 160 bank tempat pembayaran secara online seperti Bank
BNI, Bank Mandiri dan Bank SUMUT serta melalui ATM BCA atau Maybank di seluruh Indonesia. Untuk membayar PBB harus mengikuti tata cara yang ada
yaitu membawa langsung SPPT PBB atau STTS tahun sebelumnya ke Bank yang dapat menerima pembayaran PBB. Bisa juga membayar PBB dengan fasilitas
pembayaran melalui ATM BCA dan Maybank dengan memasukkan NOP dan tahun pajak. Pembayaran PBB tidak dapat dicicil atau diangsur. Setelah
membayar PBB mintalah tanda bukti telah membayar lunas PBB dari Bank berupa STTS.
Menurut Undang-Undang Pasal 11 Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan dilakukan selambat-lambatnya 6 enam bulan setelah SPPT PBB
diterima Wajib Pajak. Untuk PBB wilayah SUMUT ditetapkan paling lambat tanggal 31 Agustus setiap tahunnya. Jika pembayaran PBB dilaksanakan tetapi
sudah melewati batas waktu yang telah ditentukan maka akan dikenai sanksi perpajakan berupa denda administrasi.
Sesuai dengan Pasal 22 ayat 1 Perda Nomor 3 Tahun 2011, Pembayaran Pajak dilakukan di Kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan
menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dalam jangka waktu paling lama 1x 24 jam. 2 Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang
ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hasil penerimaan pajak disetor ke
Universitas Sumatera Utara
Kas Daerah. 3 Apabila pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 maka dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen dengan menerbitkan STRD. Pasal 23 ayat 1 Pembayaran pajak dilakukan secara tunailunas. 2
Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan tanda bukti pembayaran. 3 Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. 4 Tata cara
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan Gubernur.
Cara dan syarat membayar PBB. Tepat tanggal 31 Agustus tiap tahun yakni membayar pajak, tepatnya pajak bumi dan bangunan yang sering disingkat
dengan istilah PBB yang akan jatuh tempo pada tanggal 31 Agustus setiap tahunya. Setelah melewati proses dan memerlukan persyaratan yang tidak sedikit
maka hati ini tergerak untuk menuliskan beberapa cara atau syarat ketika akan membayar pajak bumi dan bangunan.
41
1. Setiap pembayaran pajak PBB harus dibukukan di Kantor Perbendaharaan
dan kas negara. Adapun mekanisme pembayaran pajak
bumi dan bangunan, sebagai berikut :
2. Sebagai upaya untuk memudahkan ataupun melancarkan pembayaran PBB
maka Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara membuka rekening pada Bank Persepsi.
3. Apabila wajib pajak telah melunasi kewajiban PBB melalui pemindah
bukuan atau transfer, pengiriman uang melalui bank atau wesel pos, maka
41
http:mbahdaur.blogspot.co.id201508cara-dan-syarat-membayar-pajak-bumi- dan.html, diakses tanggal 1 Juli 2016.
Universitas Sumatera Utara
pada dokumennya tersebut disamping mencantumkan nama wajib pajak juga harus mencantumkan nomor seri SPPT.
4. Apabila wajib membayar langsung ke tempat pembayaran yang telah
ditentukan, pada saat pembayaran cukup menunjukkan SPPT PBB dan kemudian sebagai bukti pembayarannya wajib pajak akan menerima STTS
Surat Tanda Terima Setoran. 5.
Apabila SPPT tahunan yang bersangkutan belum diterima oleh wajib pajak, maka selama STTS sudah tersedia di tempat pembayaran wajib
pajak dapat membayar PBB dengan menunjukkan SPPT tahun sebelumnya.
6. Apabila wajib pajak membayar atau melunasi PBB melalui petugas
pemungut pajak, maka sebagai bukti pembayarannya akan diberikan TTS Tanda Terima Sementara yang selanjutnya akan masuk ke dalam Daftar
Penerimaan Harian PDH PBB oleh petugas pemungut pajak yang kemudian akan disetorkan ke tempat pembayaran yang telah ditentukan.
7. Selanjutnya petugas pemungut pajak akan menyetorkan hasil penerimaan
PBB dari wajib pajak kepada bank atau KPG tempat pembayaran yang ditunjuk sebagaimana tercantum dalam SPPT SKP STP dengan
menggunakan DPH dalam rangkap dengan ketentuan untuk daerah yang tidak sulit sarana dan prasarananya.
Adapun mekansime pembayaran pajak bumi dan bangunan secara online, sebagai berikut:
42
42
Ibid
Universitas Sumatera Utara
1. Sebelum membayar pajak siapkan data-data pendukung pembayaran pajak
bumi dan bangunan seperti nomor objek pajak serta tahun pembayaran pajak. Setelah data-data disiapkan dapat pergi ke ATM untuk melakukan
pembayaran PBB secara online. 2.
Lakukan proses seperti pada penggunaan atm biasanya kemudian ikuti langkah-langkah dibawah ini:
3. Cari menu pembayaran kemudian pilih
4. Cari menu pajak kemudian pilih
5. Masukan Nomor Objek Pajak
6. Masukan tahun pembayaran PBB
7. Kemudian akan muncul informasi tentang objek pajak, tagihan dan
namanya 8.
Mengecek pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Secara Online lewat atm, jangan sampai ada kesalahan
9. Klik bayar
10. Jangan buang bukti pembayaran karena itu merupakan bukti pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan Secara Online menggunakan atm. Beberapa cara yang dapat dipilih oleh wajib pajak untuk melakukan
pembayaran PBB, antara lain :
43
1. Melalui bank atau kantor pos dan giro tempat pembayaran yang tercantum
dalam SPPT. 2.
Melalui petugas pemungut PBB kelurahan atau desa yang ditunjuk resmi.
43
Ibid
Universitas Sumatera Utara
3. Pembayaran PBB juga dapat dilakukan melalui fasilitas pembayaran
elektronik yang disediakan bank seperti ATM, SMS Banking, Phone Banking dan Internet Banking. Keuntungan pembayaran PBB melalui
pembayaran elektronik ini adalah : 4.
Melayani pembayaran PBB atas objek pajak di seluruh Indonesia. 5.
Tidak terikat pada hari kerja dan jam operasional bank untuk pembayaran PBB.
6. Terhindar dari antrian di bank pada saat pembayaran PBB.
7. Resi atau struk ATM, print out internet banking ataupun bukti pembayaran
melalui teller diperlakukan sebagai pengganti Surat Tanda Terima Setoran STTS. Apabila tanda terima pembayaran tersebut rusak atau
hilang, wajib pajak dapat meminta surat keterangan lunas ke KPPBBKPP Pratama.
Proses pemungutan PBB secara umum di KPP Pratama Medan Timur diawali dengan mendaftarkan objek pajak mengisi SPOP yang dilakukan oleh
Wajib Pajak, selanjutnya KPPDJP akan memberikan SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dan diakhiri oleh Wajib Pajak dengan membayar PBB
terhutang kepada Bank, Pos, dan lembaga-lembaga yang di tentukan oleh pemerintah. Dalam menda patkan data terhutang objek pajak, subjek pajak
diharuskan mendaftarkan objek pajaknya, yaitu dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP.
Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP ini harus diisi dan dikembalikan kepada Direktor at Jendral Pajak DJPKantor Pelayanan Pajak
Universitas Sumatera Utara
Bumi dan Bangunan KPPBB dimana letak objek pajak berada. SPOP harus diisi dengan jelas, benar dan tepat waktu dalam pengembaliannya, serta telah di
tandatangani oleh subjek pajak, dan jangka waktu selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak diterimanya SPOP. Setelah SPOP dikembalikan oleh subjek
pajak kepada JP dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan 30 tiga puluh hari, maka Direktorat Jendral Pajak DJP dalam hal ini Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang SPPT berdasarkan dat a ya ng ada da la m Surat Pemberitahuan Objek
Pajak SPOP yang telah diterima dari Subjek pajak. Jika data SPOP yang dilaporkan subjek pajak kepada DJP datanya sama
persis cocok dengan data di lokasi, maka subjek pajak harus membayar pajak terhutangnya ke lembaga yang sudah ditentukan oleh pemerintah Bank, Pos, dan
lembaga-lembaga lainnya sesuai dengan jumlah yang tercantum di Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT dengan waktu jatuh tempo 6 enam bulan
sejak dikeluarkannya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT, apabila data yang dilaporkan oleh subjek pajak tidak cocok lebih kecil jumlahnya dengan data
sesungguhnya di lokasi, maka DJP mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP ditambah denda 25 persen dari selisih pajak terutang.
44
Apabila subjek pajak dalam jangka waktu 30 hari tidak mengembalikan SPOP ke DJPKPP, maka DJP akan melakukan peneguran secara tertulis, dan jika subjek
pajak belum juga mengembalikan SPOP, maka DJP akan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP ditambah denda 25 dari pokok pajak dengan jangka waktu
44
Dewi Prastiwi, dkk, Identifikasi Permasalahan Tunggakan PBB di Wilayah Kabupaten Madiun, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9 No. 2, Juli 2014
Universitas Sumatera Utara
jatuh tempo selama 1 bulan. Jika dalam jangka waktu jatuh tempo sebjek pajak tidak melunasi atau kurang bayar, maka DJP akan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak
STP ditambah denda 2 perbulan maksimal 24 bulan dengan jangka waktu jatuh tempo 1 satu bulan. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
KPPBB atau KPP Pratama dapat melaksanakan tindakan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan P BB apa bila p ajak ya ng teru tang sebagaimana tercantum
dalam Surat Tagihan Pajak STP PBB tidak atau kuang dibayar setelah lewat jatuh tempo pembayaran. Setelah itu dilakukan penerbitan Surat Teguran ST
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak yang dilakukan segera s et elah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. Setelah lewat waktu 21 dua
puluh satu hari sejak diterbitkannya ST, jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung P a ja k, Kepala KPPBB KPP Pratama
segera menerbitkan Surat Paksa SP. Setelah lewat waktu 2x24 jam sejak Surat Paksa SP diberitahukan
kepada Penanggung Pajak, jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala KPPBBKPP Pratama segera
menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP. Setelah lewat waktu 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, apabila utang pajak
dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak, Kepala KPPBBKPP Pratama segera melaksanakan Pengumuman
Lelang PL. Setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pengumuman lelang, apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi
oleh Penanggung Pajak, Kepala KPPBBKPP Pratama segera melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melalui Kantor Lelang. Dalam hal dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus, kepada Penanggung Pajak dapat
diterbitkan Surat Paksa SP tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran atau tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 dua puluh satu hari sejak ST
diterbitkan. Prosedur tersebut memiliki celah kelemahan pada tahap pendaftaran objek pajak dimana KPP Pratama tidak secara spesifik mengetahui kondisi objek
pajak. Kelemahan ini menyebabkan Nilai Jual Objek Pajak sangat memungkinkan tidak mencerminkan harga pasar wajar.
Tahap pertama, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT diterbitkan dalam rangkap 1 yang ditandatangani oleh Kepala KPP Pratama yang
bersangkutan. Selanjutnya, setelah SPPT diterbitkan oleh KPP Pratama, SPPT diserahkan ke Dispenda Kota Medan.
45
Tahap keempat SPPT Pajak Bumi dan Bangunan yang telah dihimpun oleh Kepala Desa dibagikan kepada masyarakat atau wajib pajak melalui perangkat
desa. SPPT PBB disampaikan oleh petugas secara langsung kepada wajib pajak Tahap kedua, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT PBB yang
telah diterima oleh Dispenda Kota Medan disusun kembali atau dipilah-pilah berdasarkan urutan kecamatan, kemudian diteruskan kepada Kecamatan yang
bersangkutan. Tahap ketiga Petugas Kecamatan mengelompokkan SPPT PBB per
kelurahandesa dalam jangka waktu dua
hari. Setelah itu petugas menyebarluaskan kepada seluruh desa.
45
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
atau kuasanya door to door dalam waktu paling lama 15 lima belas hari. Petugas juga memiliki kewajiban untuk memungut pembayaran PBB P2.
Tahap V: Wajib pajak dapat secara langsung membayar ke petugas Desa atau langsung datang ke kecamatan. Setelah proses pembayaran selesai WP
akan menerima tanda bukti pembayaran sementara untuk ditukarkan dengan Surat Tanda Terima Setoran. Petugas pemungut desa akan mencatat pembayaran
tersebut dalam buku DHKP dan dilaporkan ke Kecamatan. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT PBB yang tidak dapat disampaikan pada
tahap IV, oleh Kepala Desa akandikembalikan ke Kecamatan. Tahap keenam jika dalam jangka waktu enam hari sejak SPPT PBB yang
didistribusikan oleh Kepala Desa kepada WP tidak juga dikenali siapa WP PBB yang bersangkutan maka pihak desa akan mengembalikan ke kecamatan. Pada
tahap ini, pihak Desa secara rutin juga menyusun rekapitulasi daftar pembayaran PBB untuk mengetahui berapa persen sudah terbayar sekaligus mengetahui jumlah
piutang. Apabila terdapat hal-hal khusus yang memerlukan perhatian akan dibuat laporan untuk ditindaklanjuti oleh pihak kecamatan. Hal-hal yang memerlukan
perhatian tersebut misalnya WP yang bandel atau WP yang kurang paham terhadap pajak secara umum atau PBB pada khususnya.
Tahap ketujuh selanjutnya Staf Kecamatan mengirimkan SPPT PBB tersebu t kepada Dispenda Kota Medan untuk dilaporkan kepada KPP Pratama.
Sejauh ini, dispenda berperan memberikan pengarahan dan mot ivasi kepada petugas pemungut baik di tingkat kecamatan maupun desa atas segala kendala yang
terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Tahap kedelapan SPPT tak bertuan tersebut selanjutnya dikembalikan ke KPP Pratama. Setelah SPPT kembali ke KPP Pratama proses berhenti sejenak
dalam arti data tidak diproses lebih lanjut. Hal ini menyebabkan kesalahan yang terjadi tahun ini sangat besar kemungkinannya akan berulang lagi di tahun-tahun
yang akan datang. Tahap kesembilan wajib pajak selain membayar PBB melalui petugas desa
juga dapat membayar melalui bank atau Kantor pos. sebagian kecil WP yang membayar langsung ke bank atau Kantor pos menyerahkan bukti transfer
atau bukti setor bank ke desa untuk ditukar dengan STTS sedangkan sebagian besar tidak. Hal ini menyebabkan data di tingkat desa menjadi tidak valid di mana status
WP tersebut masih belum membayar atau menunggak sampai dengan jatuh tempo. Petugas desa secara umum sudah hafal siapa saja yang memiliki kebiasaan
membayar lewat bank atau Kantor pos, meskipun demikian hal ini cukup menyulitkan bagi petugas untuk mendeteksi status pembayaran PBB para wajib
pajak tersebut. Akibat dari ketimpangan proses ini adalah data piutang di KPP dan tingkat
dispenda menjadi berbeda dalam arti terdapat selisih, sehingga diperlukan rekonsiliasi.
46
Tahap X: pihak bank melaporkan penerimaan pembayaran PBB yang disetorkan ke bank Prosedur di atas memiliki beberapa titik kelemahan yaitu 1
rekonsiliasi antara KPP Pratama dengan dispenda memerlukan waktu yang cukup lama sedangkan dispenda tidak memiliki akses data ke bank yang
46
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ditunjuk, dalam hal ini Bank SUMUT, secara langsung, 2 pengajuan SPOP dilakukan oleh WP ke KPP secara langsung sedangkan KPP tidak memiliki data
yang memadai mengenai kondisi suatu wilayah yang menjadi lokasi objek pajak. Di samping itu, luasnya suatu wilayah yang menjadi tanggung jawab KPP, tidak
sebanding dengan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh KPP. Celah-celah kelemahan lainnya juga disebabkan oleh adanya perubahan
pada obyek pajak, namun tidak terjadi perubahan pada SPOP sehingga pada saat SPPT diserahkan kepada wajib pajak terjadi perbedaan antara yag tertulis di SPPT
dengan kondisi sebenarnya, misalnya tentang perubahan luas atau pegalihfungsian lahan. Selain itu adanya aktivitas jual beli menyebabkan adanya perdebatan tentang
pemilik SPPT. Proses jual beli yang tidak melibatkan kantor desa dan hanya melibatkan notaris membuat pemungut pajak di desa menjadi kesulitan untuk
menemukan p emilik S PPT. Kelemahan lainnya pada saat terjadi perubahan SPPT, pengurusan
perubahan SPPT harus menunggu waktu yang cukup lama.Wajib Pajak yang ingin membayar PBB tidak bersedia membayar pajak karena kepengurusan
SPPT yang cukup lama. Ini juga menyebabkan adanya keterlambatan pembayaran pajak. Hasil pelaksanaan sistem di atas menunjukkan bahwa tingkat
pembayaran PBB tahun 2014 dibandingkan tahun 2015 tidak jauh berbeda. Pada umumnya seluruh kewajiban pembayaran PBB pada akhirnya terbayarkan hanya
saja saat pembayaran sangat bergantung pada pola penda patan WP, terutama WP petani yang sangat bergantung pada masa panen. Demikian pula kondisi
tahun 2015, hambatan yang ada lebih dikarenakan keterlambatan penyampaian
Universitas Sumatera Utara
SPPT ke dispenda sehingga proses pendistribusian ke tingkat di bawahnya sampai ke masyarakat menjadi terhambat.
Pajak atas tanah dan bangunan atau PBB ini seharusnya relatif sederhana dan mudah diawasi sehingga ketika terjadi perubahan atas fisik tanah
maupun bangunan petugas dapat dengan mudah menemuka n sebuah rumah baru yang sedang dibangun atau adanya pemanfaatan ekonomi baru di atas tanah
yang sebelumnya kosongtidak produktif. Dalam kenyataannya peninjauan kembali tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di samping itu
pembangunan dapat terjadi kurang dari dua tahun sehingga setelah peninjauan sekalipun fisik dapat saja berubah, dengan kata lain nilai asset mengalami
perubahan pula. Di samping itu, prosedur pengalihan hak baik karena penjualan maupun
sewa menyewa juga dapat menimbulkan kendala dalam melakukan pemungutan PBB. Pada umumnya kemajuan teknologi perbankan sangat membantu dirjen
pajak terkait pembayaran PPh, PPN termasuk juga PBB bagi dispenda. Kemudahan cara pembayaran sangat memudahkan WP dalam melaksanakan
kewa jib an pajaknya sekaligus sangat membantu proses pencatatan di KPP.
C. Sanksi terhadap Pelanggaran Pajak Bumi dan Bangunan