Sanksi terhadap Pelanggaran Pajak Bumi dan Bangunan

SPPT ke dispenda sehingga proses pendistribusian ke tingkat di bawahnya sampai ke masyarakat menjadi terhambat. Pajak atas tanah dan bangunan atau PBB ini seharusnya relatif sederhana dan mudah diawasi sehingga ketika terjadi perubahan atas fisik tanah maupun bangunan petugas dapat dengan mudah menemuka n sebuah rumah baru yang sedang dibangun atau adanya pemanfaatan ekonomi baru di atas tanah yang sebelumnya kosongtidak produktif. Dalam kenyataannya peninjauan kembali tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di samping itu pembangunan dapat terjadi kurang dari dua tahun sehingga setelah peninjauan sekalipun fisik dapat saja berubah, dengan kata lain nilai asset mengalami perubahan pula. Di samping itu, prosedur pengalihan hak baik karena penjualan maupun sewa menyewa juga dapat menimbulkan kendala dalam melakukan pemungutan PBB. Pada umumnya kemajuan teknologi perbankan sangat membantu dirjen pajak terkait pembayaran PPh, PPN termasuk juga PBB bagi dispenda. Kemudahan cara pembayaran sangat memudahkan WP dalam melaksanakan kewa jib an pajaknya sekaligus sangat membantu proses pencatatan di KPP.

C. Sanksi terhadap Pelanggaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sebagaimana diketahui bahwa PBB merupakan salah satu sumber pendapatan daerah kota Medan, sehinggga apabila pajak tersebut tidak dibayar oleh wajib pajak maka daerah kota Medan sangat dirugikan karena terjadinya kekurangan penerimaan pendapatan daerah. Agar Pajak Bumi dan Bangunan Universitas Sumatera Utara dibayar oleh wajib pajak, maka oleh peraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, dikenakan sanksi pidana terhadap wajib pajak yang tidak membayarnya Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang- undangan perpajakan norma perpajakan akan ditaati. Atau dengan perkataan lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Apabila wajib pajak tidak melakukan kewajibannya yaitu untuk membayar PBB. Maka akan menimbulkan kerugian terhadap penerimaan Negara. Dan perbuatan yang dilakukan oleh wajib pajak yakni tidak melakukan kewajibannya untuk membayar PBB tentunya telah bertentangan dengan undang- undang yang berlaku dan bertentangan dengan kewajiban hukum wajib pajak. Dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang melawan hukum. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, maka yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang karena salahnya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain. Dalam perbuatan melawan hukum, unsur-unsur kerugian dan ukuran penilaiannya dengan uang dapat diterapkan secara analogis. Dengan demikian, penghitungan ganti kerugian dalam perbuatan melawan hukum didasarkan pada kemungkinan adanya tiga unsur yaitu biaya, kerugian yang sesungguhnya, dan keuntungan yang diharapkan bunga. Dan kerugian itu dihitung dengan sejumlah uang. 47 47 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1365. Universitas Sumatera Utara Sanksi hukum terhadap PBB terdiri dari tiga, antara lain sanksi sosial, sanksi administrasi, dan sanksi pidana, yang dapat diuraikan oleh penulis sebagai berikut: 1. Sanksi Sosial Sanksi sosial yang diberikan hanya khusus berlaku untuk jenis pajak tertentu. Salah satu jenis pajak yang efektif untuk diberikan sanksi sosial bagi para pengemplangnya adalah Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Pajak ini timbul karena seseorang memiliki sebuah rumah atau bangunan yang dikenai pajak. Yang menjadi objek PBB adalah bumi dan bangunan. Pengertian bumi tanah dan perairan, serta tubuh bumi yang berada di bawah permukaan bumi. Dan yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanamkan atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan di wilayah Republik Indonesia. Kesepakatan tentang sanksi sosial yang akan diberikan kepada mereka yang lalai atau tidak mau membayar PBB harus merupakan kesepakatan bersama di daerah tersebut sehingga berlaku semacam hukum adat. Sanksi sosial terpisah dari sanksi administrasi dan karenanya lebih bersifat teguran, sindiran, peringatan, dan membuat malu bagi yang terkena sanksi sosial. 2. Sanksi Administrasi Sanksi administrasi, yaitu berupa denda, bunga dan kenaikan. Hukum Pidana Fiskal dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Peraturan Hukum Pidana mengenai Pajak Langsung dan Pajak Peredaran PPePPn; Universitas Sumatera Utara b. Peraturan Hukum Pidana mengenai Bea Cukai; dan c. Hukum Pidana PemerintahanQuasi SemuTidak Sebenarnya. Sanksi administrasi berupa denda dikenakan terhadap pelanggaran peraturan yang bersifat hukum publik. Dalam hal ini, sanksi administrasi dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akibat pelanggarannya pada umumnya tidak merugikan negara. Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan dikenakan terhadap wajib pajak yang membetulkan SPT, dikenakan SKPKB Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, tidak melunasi utang pajak pada saat jatuh tempo, terlambat membayar SKPKB dan SKPKBT, mengangsur atau menunda pembayaran pajak serta menunda penyampaian SPT. Sedangkan sanksi administrasi berupa kenaikan kenaikan pajak atau tambahan pajak dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan perundangundangan perpajakan, yang akibat pelanggaran itu negara dirugikan. Menurut Undang- Undang KUP tahun 2007, kenaikan adalah sanksi administrasi yang menaikkan jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak dengan persentase antara 50-100 dari jumlah pajak yang tidakkurang dibayar. Pemberian sanksi atau hukuman mempunyai empat buah latar belakang falsafah yakni: 1 Retribution sebagai falsafah tertua dengan semboyan an eye for an eye yang berbasis balas dendam; narapidana harus membayar utang mereka kepada masyarakat melalui hukuman yang sesuai dengan kejahatannya. Universitas Sumatera Utara 2 Deterrence yang bertujuan, bahwa pemberian hukuman berfungsi sebagai contoh yang akan menghalangi mereka yang berniat melakukan kejahatan general deterrence dan meyakinkan narapidana untuk tidak berbuat perbuatan pidana lainnya specific deterrence. 3 Incapacitation; pemberian hukuman melalui penahanan atau membuat narapidana tidak berdaya, bermaksud supaya narapidana diasingkan dari masyarakat sehingga mereka tidak akan lagi merupakan ancaman atau bahaya bagi yang lainnya. 4 Rehabilitation yang berupaya mengintegrasikan kembali narapidana ke dalam masyarakat melalui program koreksi dan layanan. Salah satu faktor yang juga ikut menentukan tinggi rendahnya kepatuhan adalah besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh Wajib Pajak, yang dalam literatur disebut sebagai compliance cost. Sedangkan biaya yang dikeluarkan fiskus dalam rangka pelaksanaan fungsi-fungsinya disebut sebagai administrative cost. Time cost adalah waktu yang terpakai oleh Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, mulai dari waktu yang terpakai untuk membaca formulir SPT dan buku petunjuknya, waktu untuk berkonsultasi dengan akuntan dan konsultan pajak untuk mengisi SPT, serta waktu yang terpakai untuk pergi dan pulang ke kantor pajak faktor penentu cost of taxation dapat diuraikan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Sacrifice of income adalah pengorbanan Wajib Pajak menggunakan sebagian penghasilan atau hartauangnya untuk membayar pajak itu. b. Distortion cost adalah biaya yang timbul sebagai akibat perubahanperubahan alam proses produksi dan faktor produksi karena adanya pajak tersebut, yang ada gilirannya akan merubah pola perilaku ekonomi. Sebagai contoh adalah ajak dapat merupakan disincentive terhadap individu maupun perseroan alam berkonsumsi dan berproduksi. c. Cost of taxation yang ketiga adalah running cost, yakni biaya-biaya yang tidak kan ada jika sistem perpajakan tidak ada baik bagi pemerintah maupun bagi ndividu. Biaya ini disebut juga “tax operating cost” yang dibagi menjadi biaya untuk sektor publik dan sektor swastaprivate. 3. Sanksi Pidana Sanksi Pidana terhadap pelanggaran dan kejahatan terhadap pajak bumi dan bangunan diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan menyebutkan bahwa yang melakukan pelanggaran balk secara sengaja maupun karena kealpaan akan dikenakan sanksi. Kalau wajib pajak sudah dikenakan sanksi administrasi tidak boleh dikenakan lagi sanksi pidana, kecuali apabila wajib pajak melakukan perbuatan itu secara berulangulang dan menyebabkan kerugian yang relatif besar pada negara. Universitas Sumatera Utara Wajib pajak yang terbukti karena kealpaannya jadi menimbulkan kerugian pada negara, dalam hal: a. Tidak mengembalikan SPOP. b. Mengembalikan SPOP akan tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap. Sanksi pidananya kurungan selama-lamanya enam bulan atau denda setinggi-tingginya dua kali pajak yang terutang. Dan wajib pajak yang terbukti karena kesengajaanya jadi menimbulkan kerugian pada negara, dalam hal: 1 Tidak mengembalikan SPOP. c. Mengembalikan SPOP akan tetapi isinya tidak benar dan tidak lengkap. d. Memperlihatkan surat atau dokumen palsu. e. Tidak menyampaikan surat atau dokumen yang diperlukan. Sanksi pidananya, penjara selama-lamanya dua tahun atau denda setinggi- tingginya lima kali lipat pajak terutang. Untuk pejabat yang terkait terbukti dengan sengaja jadi menimbulkan kerugian pada negara dalam hal: a. Memperlihatkan suratdokumen yang palsu atau dipalsukan. b. Tidak menunjukkan atau menyampaikan datadokumen yang diperlukan. Sanksi pidananya, kurungan selama-lamanya satu tahun atau denda setinggi tingginya Rp.2.000.000,00. Ancaman pidana bagi wajib pajak atau pejabat yang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun sanksi akan dilipatduakan, terhitung sejak ia selesai menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak denda dibayar. 48 48 Sumyar, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2004, hal. 90 Universitas Sumatera Utara Dengan adanya ketentuan sanksi pidana terhadap wajib pajak yang tidak membayar PBB atau tidak melaksanakan kewajibannya dalam hal PBB tersebut, maka wajib pajak itu merupakan pelaku tindak pidana. Universitas Sumatera Utara BAB IV KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGERA

A. Kendala dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Medan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

1 10 88

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 7

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 1

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 15

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Kelurahan Dan Perkotaan

0 0 14

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 0 8

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 0 1

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 1 15

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 2 21

Prosedur Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2011 Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara

0 1 3