Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan.

xxxi untuk terlibat secara aktif di dalam proses pembangunan. Artinya, tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, memberikan indikasi adanya pengakuan aparat pemerintah bahwa masyarakat bukanlah sekedar obyek atau penikmat hasil pembangunan, melainkan subyek atau pelaku pembangunan yang memiliki kemauan dan kemampuan yang dapat diandalkan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil- hasil pembangunan Mardikanto, 2001.

f. Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan.

Dampak pendekatan partisipatif secara umum adalah sebagai berikut: 1. Program dan pelaksanaannya lebih aplikatif terhadap konteks sosial, ekonomi dan budaya yang sudah ada, sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini menyiratkan kebijakan desentralisasi. 2. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab diantara semua pihak terkait dalam merencanakan dan melaksanakan program, sehingga dampaknya dan begitu pula program itu sendiri berkesinambungan. 3. Perlunya memberikan peran bagi semua orang untuk terlibat dalam proses, khususnya dalam hal pengambilan dan pertanggungan jawab keputusan sehingga memberdayakan semua orang yang terlibat terberdayakan. 4. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan menjadi lebih obyektif dan fleksibel berdasarkan keadaan setempat. 5. Transparansi semakin terbuka lebar akibat penyebaran informasi dan wewenang. 6. Pelaksanaan proyek atau program lebih terfokus pada kebutuhan masyarakat Dalam pembangunan partisipatif, pemberdayaan merupakan salah satu strategi yang dianggap paling tepat jika faktor-faktor determinan dikondiskana terlebih dahulu sedemikian rupa agar esensi xxxii pemberdayaan tidak terdistorsi. Friedman menyatakan bahwa pemecahan masalah pembangunan melalui pemeberdayaan adalah sebagai berikut “ …involves a process of social an political empowerment whose long term objective is to rebalance the structure of power in society by making state action more accountable, strengthening the powers of civil society in the management of its own affairs, and making corporate business more socially responsible” Friedmann, 1992 Empowerment is the process of increasing the capacity of individuals or groups to make choices and to transform those choices into desired actions and outcomes. World Bank, 2008 World Bank dalam Bulletinnya Vol. 11 No.4Vol. 2 No. 1 October-Desember 2001 telah menetapkan pemberdayaan sebagai salah satu ujung-tombak dari Strategi Trisula three-pronged strategy untuk memerangi kemiskinan yang dilaksanakan sejak memasuki dasarwarsa 90-an, yang terdiri dari: penggalakan peluang promoting opportunity fasilitasi pemberdayaan facilitating empowerment dan peningkatan keamanan enhancing security Mardikanto,2003. World bank dalam Mardikanto 2003 menyatakan yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah pemberian kesempatan kepada kelompok grassroot untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan- pilihannya voice and choice kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung-gugat akuntabilitas publik, dan penguatan kapasitas lokal. Dalam konsep pemberdayaan tersebut, terkandung pema- haman bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya masyarakat madani yang beradab dan dalam pengertian dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi kesejahteraannya sendiri. Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan capacity strenghtening masyarakat, agar mereka dapat xxxiii berpartisipasi secara aktif dalam keselu-ruahn proses pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain penyuluh, LSM, dll Mardikanto, 2003

3. Penyuluhan dan kemiskinan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

JENIS KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DALAM MENINGKATKAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KEMLOKO KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

0 6 208

Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) (kasus PNPM Mandiri perdesaan di salah satu desa di kabupaten Banyumas)

0 5 181

Kinerja Dan Dampak Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan Di Desa Wargajaya Kecamatan Cigudeg Kabupaten

0 15 106

Peran Pendamping Dan Partisipasi Peserta Dalam Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan

0 8 117

Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.

0 0 6

EFEKTIVITAS PENGAWASAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN (SPP) DI DESA SELARAJA KECAMATAN WARUNGGUNUNG - FISIP Untirta Repository

0 2 178