2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat LPKSM ialah lembaga non pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang
mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.
62
Menurut Miru, pengertian ini sesungguhnya mengaburkan makna istilah
“swadayamasyarakat” yang selama ini dikenal independen menjadi berkesan sebagai LSM produk pemerintah dengan adanya syarat terdaftar dan diakui
pemerintah. Hal ini berimplikasi pada tumpulnya perjuangan LPKSM untuk memberdayakan konsumen dikarenakan adanya bayang-bayang eksistensi yang
setiap saat dapat hilang.
63
Tujuan LPKSM ini ialah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan konsumen serta menunjukan bahwa perlindungan konsumen
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
64
a. Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat yang memenuhi syarat. Sedangkan tugas dan wewenang dari LPKSM diatur dalam Pasal 44:
b. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat memiliki
kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen.
c. Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
meliputi kegiatan:
62
UUPK Pasal 1 Angka 9
63
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum PerlindunganKonsumen, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008 hal. 17-18.
64
Penjelasan UUPK Pasal 1 Angka 9.
Universitas Sumatera Utara
1 Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkankesadaran atas hak
dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang danatau jasa;
2 Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya;
3 Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen; 4
Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen;
5 Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakatterhadap
pelaksanaan perlindungan konsumen.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas lembaga perlindungankonsumen
swadaya masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Untuk menjamin adanya suatu kepastian hukum, keterbukaan dan ketertiban dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia, setiap
LPKSM wajib melakukan Pendaftaran pada Pemerintah Kabupaten atau Kota, untuk memperoleh Tanda Daftar LPKSM TDLPK sebagai bukti bahwa LPKSM
yang bersangkutan benar-benar bergerak di bidang Perlindungan Konsumen, sesuai dengan bunyi Anggaran Dasar dan atau Rumah Tangga dari Akta Pendirian
LPKSM tersebut.
65
LPKSM yang telah didirikan dan melakukan kegiatan dibidang Perlindungan Konsumen, jika belum mendaftarkan dan memperoleh Tanda Daftar
Tanda Daftar LPKSM dapat dipergunakan oleh LPKSM yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan Perlindungan
Konsumen di seluruh Indonesia, dan pendaftaran tersebut dimaksudkan sebagai pencatatan dan bukan merupakan suatu perizinan.
65
Membedah Legal Standing Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat Dalam Beracara di Pengadilanhttps:www.djkn.kemenkeu.go.id2013artikelmembedah-legal-standing-
lembaga-perlindungan-konsumen-swadaya-masyarakat-dalam-beracara-di-pengadilan. Di akses tanggal 10 April 2017
Universitas Sumatera Utara
LPKSM dari Pemerintah KabupatenKota setempat, maka LPKSM yang bersangkutan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen belum memenuhi syarat atau belum diakui untuk bergerak diperlindungan konsumen.
Setelah LPKSM yang bersangkutan memperoleh Tanda Daftar LPKSM, maka Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
menjadi landasan hukum bagi LPKSM, untuk menyelenggarakan perlindungan konsumen di Indonesia, baik melalui kegiatan upaya pemberdayaan konsumen
dengan cara pembinaan, pendidikan konsumen maupun mampu melalui pelaksanaan tugas LPKSM sesuai UU Nomor 8 Tahun 1999, berikut peraturan
pelaksanaannya.
66
Setelah LPKSM mendapatkan izin serta sudah mulai menjalankan kegiatannya, tidak berhenti sampai di sana. Ketentuan ini masih harus diuji dalam
pelaksanaannya, mengingat Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 Tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat PP LPKSM,
menentukan bahwa:
67
1 Pemerintah membatalkan pendaftaran LPKSM apabila LPKSM
tersebut: a
Tidak lagi menjalankan kegiatan perlindungan konsumen; atau
66
Lembaga Permberdayaan Konsumen, http:ditjenspk.kemendag.go.ididdirektorat- pemberdayaan-konsumenkelembagaandiakses pada tanggal 12 Januari 2017.
67
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 Tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
b Terbukti melakukan kegiatan pelanggaran ketentuan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Pelaksanaannya.
2 Ketentuan mengenai tata cara pembatalan pendaftaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut dalam Keputusan Menteri. LPKSM posisinya amat strategis dalam ikut mewujudkan perlindungan
konsumen. Selain menyuarakan kepentingan konsumen, lembaga ini juga memiliki hak gugat legal standing dalam konteks ligitas kepentingan konsumen
di Indonesia. Hak gugat tersebut dapat dilakukan oleh lembaga konsumen LPKSM yang telah memenuhi syarat, yaitu bahwa LPKSM yang dimaksud telah
berbentuk Badan Hukum atau Yayasan yang dalam anggaran dasarnya memuat tujuan perlindungan konsumen. Gugatan oleh lembaga konsumen hanya dapat
diajukan ke Badan Peradilan Umum Pasal 46 Undang-undang Perlindungan Konsumen.
68
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
3.Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
69
Pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di Daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan UUPK
Pasal 49 Ayat 1. Sedangkan tujuan diadakannya BPSK ini tertera dalam UUPK Pasal 49 Ayat 1
dan penjelasannya Pasal 1 Angka 11.
68
Gugatan Peradilan Lembaga Perlindungan Konsumen http:ditjenspk.kemendag.go.id.Diakses pada tanggal 15 Januari 2017.
69
UUPK Pasal 1 Angka 11.
Universitas Sumatera Utara
Badan ini dibentuk untuk menangani penyelesaian sengketa konsumen yang efisien, cepat, murah dan profesional Penjelasan UUPK Pasal 1 Angka 11.
Menururt Miru rumusan tersebut tidak penting bila hanya menentukan tugas BPSK. Menurutnya pengertian BPSK akan memberikan makna apabila
dihubungkan dengan subtansi penjelasannya, sehingga pengertian tersebut seharusnya mennyatakan: “Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ialah badan
yang menangani dan menyelesaikan sengketa di luar pengadilan antara pelaku usaha dan konsumen secara efisien, cepat, murah dan frofesional.”
70
a. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan
cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi; Tugas dan wewenang dari BPSK ini diatur dalam UUPK Pasal 52, yaitu:
b. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen;
c. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;
d. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran
ketentuan dalam Undang-undang ini; e.
Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
f. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen;
g. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap perlindungan konsumen; h.
Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli danatau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-undang ini;
i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa
konsumen;
j. Mendapatkan, meneliti danatau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain
guna penyelidikan danatau pemeriksaan; k.
Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak konsumen;
l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran
terhadap perlindungan konsumen; m.
Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
70
Miru, op. cit. hal.20.
Universitas Sumatera Utara
Mengenai struktur dan keanggotaan diatur dalam UUPK Pasal 49 Ayat ke-2 sampai Pasal 51:
Pasal 49
1. Untuk dapat diangkat menjadi anggota badan penyelesaian sengketa
konsumen, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut : a.
warga negara Republik Indonesia; b.
berbadan sehat; c.
berkelakuan baik; d.
tidak pernah dihukum karena kejahatan; e.
memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsumen; f.
berusia sekurang-kurangnya 30 tiga puluh tahun. 2.
Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas unsur pemerintah, unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha.
3. Anggota setiap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berjumlah sedikit-
dikitnya 3 tiga orang, dan sebanyak-banyaknya 5 lima orang. 4.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota badan penyelesaian sengketa konsumen ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 50
Badan penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat 1 terdiri atas :
a. Ketua merangkap anggota;
b. Wakil ketua merangkap anggota;
c. Anggota.
Pasal 51
1. Badan penyelesaian sengketa konsumen dalam menjalankan tugasnya dibantu
oleh sekretariat. 2.
Sekretariat badan penyelesaian sengketa konsumen terdiri atas kepala sekretariat dan anggota sekretariat.
3. Pengangkatan dan pemberhentian kepala sekretariat dan anggota sekretariat
badan penyelesaian sengketa konsumen ditetapkan oleh Menteri.
Universitas Sumatera Utara
C. Hak Dan Kewajiban Konsumen Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen