kegiatan yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk melakukan rekreasi adalah pariwisata,olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan
rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Banyak ahli memberikan pandangan bahwa aktvitas rekreasi adalah kegiatan untuk mengisi waktu senggang. Kegiatan
rekreasi dapat pula memenuhi salah satu pengertian “penggunaan berharga dari waktu luang”. Artinya kegiatan yang dipilih oleh seseorang sebagai fungsi
memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga rekreasi tidak berarti hanya membuang-buang waktu atau membunuh waktu.
Jay B. Nash memberikan gambaran bahwa aktivitas rekreasi adalah pelengkap dari kerja, oleh karena itu rekreasi adalah kebutuhan semua orang. Demikian,
penekanan dari aktivitas rekreasi adalah dalam nuansa “menciptakan kembali” recreation orang tersebut, ada upaya revitalisasi jiwa dan tubuh yang
terwujud karena ‘menjauh’ dari kegiatan rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kependidikan dari rekreasi karenanya kini diangkat
kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, tujuan utamanya adalah mendidik orang dalam bagaimana memanfaatkan waktu senggang mereka
http:www.pengertianahli.com201403pengertian-rekreasi-dan-jenis-rekreasi.html di akses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 13.03.
2.9. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih
baik.Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat Suharto, 2005: 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial memuat definisi kesejahteraan sosial sebagai berikut:
kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Istilah kesejahteraan sosial secara umum sering diartikan sebagai kondisi
sejahtera konsepsi pertama, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bantuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian,
perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Pengertian seperti ini menempatkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan enddari suatu kegiatan
pembangunan. Misalnya, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial juga dapat didefinisikan
sebagai arena atau domain utama tempat dokter berperan atau pendidikan adalah wilayah di mana guru melakukan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan
kesejahteraan sosial sebagai arena menempatkan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau alat means untuk mencapai tujuan pembangunan Suharto, 2005:
3.
2.10. Kerangka Pemikiran
Persoalan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kini semangkin menjadi perhatian, hal ini membuat pemerintah untuk mendorong perusahaan-
perusahaan sawasta maupun BUMN agar menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Telkom Merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
perusahaan BUMN yang mejalankan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan melalui program kemitraan.
Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dalambentuk pinjaman baik modal usaha maupun pembelian perangkat
penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan mendiri. Program kemitraan diberikan dalam bentuk pinjaman untuk pembiayaan, modal kerja,
pinjaman khusus yang biasanya bersifat jangka pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi sarta penelitian melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program kemitraan terdiri dari Program Penyaluran Dana Pinjamandan
Program Pembinaan Kepada Mitra Binaan Telkom. Pinjaman yang disalurkan melalui program kemitraan diarahkan kepada usaha kecil yang secara teknis
perbankan belum memenuhi persyaratan untuk memperoleh pinjaman.Dana pembinaan kemitraan yang disalurkan melaui program kemitraan ditujukan kepada
mitra binaan yang telah dan masih terdaftar dalam program kemitraan. Artinya dana ini hanya dapat diberikan kepada dan untuk kepentingan mitra binaan, yang
penyalurannya diberikan dengan pelatihan serta pemagangan yang nantinya akan bermanfaat untuk, meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik
produksipengolahan, meningkatkan pengendalian mutu produksi, meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi. Serta melalui pemasaran produk mitra binaan
yang dilaksanakan dengan membantu penjualan produk mitra binaan dan membantu mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan
ruang pameran.Oleh karena itu, atas dana pembinaan kemitraan tersebut mitra binaan tidak menerima dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk perogam-program
yang telah disusun.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut maka adakah dampaknya dilapangan serta apakah program ini dapat menunjang kehidupan sosial ekonomi masyarakat melalui
bantuan pinjaman untuk modal usaha kecil menengah, diharapkan dapat menuju ke kehidupan yang lebih baik dan terwujudnya hubungan yang harmonis antara
masyarakat dengan perusahaan. Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema
kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar.1.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Bagan Alur Pikir
PT.Telekomunikasi Indonesia Tanggung Jawab Sosial
Kondisi Mitra Binaan Sebelum Mengikuti Program Kemitraan
1. Keterbatasan Modal Usaha
2. Pelaksanaan Manajerial yang Kurang
Baik 3.
Pemasaran Terbatas 4.
Kualitas Produk yang Buruk
Kondisi Mitra Binaan Sesudah Mengikuti Program Kemitraan
1. Modal Usaha Tercukupi
2. Pelaksanaan Manajerial Menjadi Baik
3. Pemasaran Semangkin Meluas
4. Kualitas Produk Menjadi Bagus
Peningkatan Sosial Ekonomi 1.
Pendapatan 2.
Kesehatan 3.
Pendidikan 4.
Konsumsi bahan makanan 5.
Perumahan 6.
Rekreasi Pembinaan
Manajemen Penyaluran
Pinjaman
Universitas Sumatera Utara
2.11. Hipotesis