udara pada suatu tempat dapat diukur dengan barometer. Menurut jenisnya, barometer dibedakan menjadi barometer raksa dan barometer logam.
Apabila tekanan udara dipermukaan laut 76 cmHg, tinggi suatu tempat diukur dari permukaan laut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
h = 76 – p
bar
x 100 mcmHg 2.13
keterangan: h = tinggi tempat yang diukur m
p
bar
= tekanan udara di suatu tempat yang ditunjukkan barometer cmHg Beberapa contoh alat yang memanfaatkan tekanan udara dalam
kehidupan sehari-hari yaitu: sedotan minuman, alat suntik, pengisap karet, pernapasan manusia dan pembersih vakum.
Hukum Boyle berkaitan dengan tekanan gas dalam ruang tertutup. Menurut hukum Boyle, perkalian antara tekanan dan volum gas dalam ruang
tertutup adalah konstan, asalkan suhunya tetap. Rumus hukum Boyle adalah sebagai berikut:
2 2
1 1
V p
V p
C pV
2.14 dengan :
p = tekanan Nm
2
V = volume gas
3
m C
= konstanta Nm Hukum Boyle berlaku apabila:
1 Suhu gas tetap selama percobaan 2 Tidak ada reaksi kimia di dalam gas
3 Gas tidak jenuh
B. Penelitian Yang Relevan
Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan, agar dapat
member gambaran yang jelas. Penelitian yang terkait dengan penggunaan pendekatan
Quantum Learning
pernah dilakukan oleh Harti dengan judul “Pembelajaran dengan Model
Quantum Learning
dan Simulasi Peran Ditinjau
dari Motivasi Belajar pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP N 2 Sumberlawang Sragen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
Quantum Learning
lebih berpengaruh pada prestasi belajar siswa daripada metode simulasi peran. Berbeda dengan penelitian ini pembelajaran dengan pendekatan
Quantum Learning
yang dibandingkan dengan pendekatan Ketrampilan Proses. Dengan pendekatan
Quantum Learning
, suasana belajar dibuat menyenangkan dengan adanya iringan music sehingga membuat siswa lebih semangat dan dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat siswa. Penelitian yang terkait dengan pendekatan Ketrampilan Proses pernah
dilakukan oleh Yustami 2005 yang berjudul ”Penerapan Ketrampilan Proses
Sains Meningkatkan Pemahaman Konsep Fluida Statik pada Siswa Kelas II SMA”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Subyek
penelitian dikelompokan menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan metode
konvensional dan kelas eksperimen menggunakan pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses sains melalui metode praktikum. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pendekatan kerampilan proses sains yang berbasis eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada metode mengajarnya, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode demonstrasi.
Penelitian lain yang terkait dengan penggunaan pendekatan
Quantum Learning
dan Ketrampilan Proses pernah dilakukan oleh Dwi Astuti. Dalam
penelitiannya disimpulkan pembelajaran dengan pendekatan
Quantum Learning
menghasilkan kemampuan kognitif siswa yang lebih baik dibandingkan dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Dwi Astuti, 2009. Perbedaannya dengan
penelitian ini terletak pada metodenya yaitu menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan penelitian ini ditinjau pemberian tugas.
Penelitian yang terkait dengan metode demonstrasi pernah dilakukan oleh Wawan Dwi Cahyono 2007
dengan judul ”Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Demonstrasi dan Diskusi
Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Kreativitas Siswa. Penelitian ini
berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara metode mengajar dengan kreativitas terhadap prestasi belajar Fisika. Perbadaan dengan penelitian
ini adalah pada tinjauan yang digunakan, dalam penelitian ini ditinjau dari pemberian tugas.
Penelitian yang terkait dengan pemberian tugas pernah dilakukan oleh Daru Wahyuningsih 2007 dengan judul ”Pengaruh Metode Pemberian Kuis,
Pemberian Tugas, dan Kemampuan Menalar terhadap Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Bahas
a Pemrograman Turbo Pascal”. Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa dengan adanya metode pemberian tugas, kuis dan
kemampuan menalar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pemberian tugas menyebabkan siswa lebih giat belajar dan bekerja secara aktif
daripada dengan mendengarkan secara pasif.
C. Kerangka Berfikir