Uji Kesamaan Keadaan Awal Pengujian Hipotesis

65 5 Membandingkan harga  2 dengan tabel . 6 Membuat keputusan uji : Jika  2   2 j; k-1 maka H ditolak untuk  = 0.05 kedua populasi tidak homogen. Jika  2   2 j; k-1 maka H diterima untuk  = 0.05 kedua populasi homogen

2. Uji Kesamaan Keadaan Awal

Sebelum diadakan perlakuan terhadap sampel yang akan diteliti maka dicari dahulu kesamaan keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan uji-t dua ekor. Prosedur uji-t dua ekor adalah a. Hipotesis H : 2 1    : tidak ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. H 1 : 2 1    : ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. b. Statistik Uji t = 2 1 2 1 1 1 n n s x x       2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Keterangan : 1 x 2 x s 1 n 2 n : : : : : Skor rata-rata kelas eksperimen Skor rata-rata kelas kontrol Simpangan baku Jumlah sampel kelas eksperimen Jumlah sampel kelas control Kriteria : Jika t hitung t tabel maka keadaan awal siswa kelas eksperimen sama dengan keadaan awal siswa kelas kontrol Sudjana, 1996: 239. 66

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Berbeda Dalam penelitian ini untuk menganalisis data sampel digunakan analisis variansi ANAVA dua jalan dengan frekuensi sel tak sama, karena yang akan dicari adalah pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada dua faktor yaitu pendekatan pembelajaran A dan pemberian tugas B. Analisis variansi dua jalan tersebut digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA dua jalan dengan isi sel tak sama. Langkah-langkah ANAVA dua jalan sel tak sama menurut Budiyono 2004 : 227 – 233 sebagai berikut : Asumsi :  Populasi-populasi berdistribusi normal  Populasi-populasi bervariansi sama  Sampel dipilih secara acak  Variabel terikat berskala pengukuran interval.  Variabel bebas berskala pengukuran nominal. 1 Model Xijk =  +  i +  j +  ij +  ijk . dengan : X ijk : Pengamatan ke-k dibawah faktor A kategori i, faktor B kategori j.  : Rerata besar  i : Efek faktor A kategori i  j : Efek faktor B kategori j  ij : Interaksi faktor A dan B  ijk : Galat yang berdistribusi normal N 0,   2 i : 1,2, …, p ; p = cacah kategori A j : 1,2, …, q ; q = cacah kategori B k : 1,2, …, n ; n = cacah kategori pengamatan setiap sel 2 Notasi dan tata letak data 67 Notasi dan tata letak anava dua jalan 2 x 2 dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2. Notasi dan Tata Letak Data B 1 B 2 B 1 A 1 A 1 B 1 A 2 B 2 A 2 A 1 B 2 A 2 B 3 Prosedur a Hipotesis 1 H oA :  i = 0 untuk setiap i = 1,2,3, …,p. Berarti tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan Quantum Learning melalui metode demonstrasi dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa. H 1A :  i  0 untuk paling sedikit satu harga  i yang tidak nol. Berarti: Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan Quantum Learning melalui metode demonstrasi dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa 2 H oB :  j = 0 untuk setiap j = 1,2,3 …,q. Berarti tidak ada perbedaan pengaruh antara pemberian tugas individu dan pemberian tugas kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa. H 1B :  j  0 untuk paling sedikit satu  j yang tidak nol. Berarti ada perbedaan pengaruh antara pemberian tugas individu dan pemberian tugas kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa. 3 H oAB :   ij = 0 untuk setiap i = 1,2,…,p dan j = 1,2,….,q. Berarti Tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan pemberian tugas terhadap kemampuan kognitif . H 1AB :   ij  0 untuk paling sedikit ada satu  ij yang tidak nol. Berarti ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan pembelajaran dengan pemberian tugas terhadap kemampuan kognitif . A 68 b Komputasi   ij ij h n 1 pq n h n : rataan harmonik frekuensi sel n ij : ukuran sel ij sel pada baris ke-i dan kolom ke-j   ij ij n N : banyaknya seluruh data amatan   N 2 2 2     k ijk ijk ij X X SS : jumlah kuadrat devasi data amatan pada sel ij ij AB : rataan pada sel ij   ij ij AB G : jumlah rataan semua sel Data kemampuan kognitif siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 1 Tabel 3.3. Data Kemampuan Kognitif Ditinjau dari Pemberian Tugas. B A B 1 B 2 A 1 n ij n 11 n 12 ΣX ij  11 X  12 X ij X 11 X 12 X  2 ij X  2 11 X  2 12 X C ij C 11 C 12 SS ij SS 11 SS 12 A 2 n 2j n 21 n 22 ΣX 2j  21 X  22 X j 2 X 21 X 22 X  2 j 2 X  2 21 X  2 22 X C 2j C 21 C 22 69 SS 2j SS 21 SS 22 Dimana: A : Pendekatan pembelajaran A 1 : Pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning melalui metode demonstrasi A 2 : Pembelajaran dengan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode demonstrasi B : Pemberian tugas B 1 : Pemberian tugas individu B 2 : Pemberian tugas kelompok Untuk data dari jumlah AB dapat dilihat dalam tabel 3.4 2 Tabel 3.4 . Jumlah AB B A B 1 B 2 Total A 1 A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 A 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 Total B 1 B 2 G G = A 1 + A 2 =   p 1 i i A AB ij = X ij1 + X ij2 + … + X ijk =   n 1 k ijk X A i = AB i1 + AB i2 =     q 1 k 1 j n ijk X a Komponen jumlah kuadrat 1 = pq G 2 2 = ij SS  3 = q A i i 2  4 =  j j p B 2 70 5 =  ij ij AB 2 dengan : N = Jumlah cacah pengamatan semua sel 2 G = Kuadrat jumlah rerata pengamatan semua sel 2 i A = Jumlah kuadrat rerata pengamatan baris ke-i 2 j B = Jumlah kuadrat rerata pengamatan baris ke-j 2 ij AB = Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada sel ab ij b Jumlah kuadrat JKA = h n [ 3 -1 ] JKB = h n [ 4 -1 ] JKAB = h n [ 5 -4 -3 +1 ] JKG =  j i ij SS , = SS 11 +SS 1q +…+SS p1 +SS pq JKT = h n 5 -1 +  j i ij SS , dengan : h n =  j i nij pq , 1 = Rerata harmonik cacah pengamatan sel c Derajat kebebasan dkA = p – 1 dkB = q – 1 dkAB = p – 1q – 1 dkG = N - pq dkT = N – 1 d Rerata kuadrat RKA = JKAdkA RKB = JKB dkB + + 71 RKAB = JKAB dkAB RKG = JKG dkG e Statistik uji F A = RKA RKG F B = RKB RKG F AB = RKAB RKG c Daerah kritik DK A = F A pq N p F   ,1 ;  DK B = F B pq N p F   ,1 ;  DK AB = F AB pq N q p F    , 1 1 ;  d Keputusan uji H 0A ditolak jika F A pq N p F   ,1 ;  H 0B ditolak jika F B pq N p F   ,1 ;  H 0AB ditolak jika F AB pq N q p F    , 1 1 ;  e Rangkuman anava ditunjukkan seperti pada tabel 3.5 Tabel 3.5. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Frekuensi Sel Tak Sama Sumber variansi JK DK RK F obs F  P Efek utama A baris B kolom Interaksi AB Kesalahan JKA JKB JKAB JKG p-1 q-1 p-1q-1 N-pq RKA RKB RKAB RKG F a F b F ab - F F F -  atau   atau   atau  - Total JKT N-1 - - - - b. Uji Pasca Analisis Variansi Untuk menyelidiki lebih lanjut rerata yang berbeda dan rerata yang sama dilakukan pelacakan rerata menggunakan analisis Komparansi Ganda, 72 menggunakan metode Scheffe. Prosedur uji ini menurut Budiyono 2004: 213- 215 sebagai berikut : 1 Hipotesis H :  1 =  2 H A :  1 ≠  2 2 Digunakan tingkat signifikasi  = 5 3 Statistik Uji Untuk komparasi rerata antar baris, antar kolom, dan antar sel digunakan statistik uji sebagai berikut : a Komparasi antar baris                 j i j i j i n n RKG X X F 1 1 2 b Komparasi antar kolom                 j i j i j i n n RKG X X F 1 1 2 c Komparasi antar sel           kl ij kl ij kl ij n n RKG X X F 1 1 2 dimana : F i.-j. = Uji statistik komparasi antar baris F. i-.j = Uji statistik komparasi antar kolom F ij-kl = Uji statistik komparasi antar sel X i. = Rerata pada baris ke i X j. = Rerata pada baris ke j X. i = Rerata pada kolom ke i X .j = Rerata pada kolom ke j 73 X ij = Rerata pada sel ke ij X kl = Rerata pada sel ke kl n i. = Cacah observasi pada baris ke i n j. = Cacah observasi pada baris ke j n .i = Cacah observasi pada kolom ke i n .j = Cacah observasi pada kolom ke j n ij = Cacah observasi pada sel ke ij n kl = Cacah observasi pada sel ke kl 4 Daerah Kritik a Komparasi antar baris : DK i.-j. = F i.-j. ≥ p–1 F  ; p-1, N-pq b Komparasi antar kolom: DK .i-.j = F .i-.j ≥ q–1 F  ; q-1, N-pq c Komparasi antar sel : DK ij-kl = F ij-kl ≥ p–1q-1 F  ; p-1q-1, N-pq

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah penggunaan pendekatan Quantum Learning dan pendekatan Ketrampilan Proses melalui metode mengajar dan pemberian tugas, variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan tekanan. Pada penelitian ini jumlah siswa yang dilibatkan sebanyak 154 siswa dari kelas VIII-A berjumlah 36, VIII-C berjumlah 40, VIII-D berjumlah 40 siswa dan VIII-E berjumlah 38 siswa yang mengikuti pengajaran di SMPN 1 TRUCUK tahun pelajaran 20102011. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal fisika siswa yang diambil dari nilai hasil ulangan pada pokok bahasan gaya dan data kemampuan kognitif fisika siswa pada materi tekanan yang diperoleh dari pemberian tes kemampuan kognitif siswa kepada responden. Secara rinci data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Keadaan Awal Siswa

Nilai keadaan awal yang digunakan adalah nilai hasil ulangan pada pokok bahasan gaya. Deskripsi data keadaan awal siswa ditunjukkan pada tabel 4.1. Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.1. Deskripsi Data Keadaan Awal Siswa Kelompok Jumlah data Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Standar Deviasi Variansi Eksperimen Kontrol 78 76 95 95 34 35 67,2308 66,1842 11,1843 13,0667 125,0889 170,7389 Distribusi frekuensi keadaan awal siswa pada kelas eksperimen disajikan pada tabel 4.2. Kemudian untuk distribusi keadaan awal siswa pada kelas kontrol disajikan pada tabel 4.3. Untuk lebih jelasnya disajikan pula histogram dari masing-masing distribusi pada gambar 4.1 dan 4.2 74

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP

1 23 161

Pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen ditinjau dari pemberian tugas pada pokok bahasan usaha di smp n 1 Karanganyar tahun ajaran 2005 2006

0 29 224

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PEMBELAJARAN PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMP

0 15 227

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DILENGKAPI PEMBERIAN TUGAS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP

0 4 76

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH MELALUI METODE PROYEK DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DAN KREATIVITAS SISWA

2 10 176

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10