2.4 Klasifikasi Pneumonia
Menurut Maryunani, 2010 secara anatomi untuk semua umur, pneumonia dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:
a. Pneumonia Lobaris, dimana yang terserang adalah seluruh atau segmen
yang besar dari satu atau lebih lobus pulmonary. Apabila kedua paru yang terkena, maka hal ini sering disebut sebagai bilateral atau “double”
pneumonia pneumonia lobular. b.
Broncho pneumonia pneumonia lobular yang dimulai pada terminal bronchioles menjadi tersumbat dengan eksudat mucopurulent sampai
membentuk gabungan pada daerah dekat lobulus. c.
Interstitial pneumonia yang mana adanya suatu proses inflamasi yang lebih atau hanya berbatas di dalam dinding alveolar interstitium dan
peribronchial dan jaringan inter lobular.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Bentuk-bentuk Pneumonia
Terdapat berbagai klasifikasi pneumonia dan tidak ada klasifikasi yang memuaskan. Demikian juga klasifikasi berdasarkan gambaran anatomis
radiografis yang hanya akan memberi sedikit informasi praktis mengenai penyebab pneumonia tersebut. Berikut klasifikasi pneumonia menurut Ward, 2008
yang secara luas diterima. a.
Pneumonia yang didapat dari komunitas community acquired pneumonia, CAP meliputi infeksi saluran napas bawah yang didapat di masyarakat.
Pneumonia komuniti inimerupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian tinggi di dunia yang banyak disebabkan bakteri Gram
positif.
Universitas Sumatera Utara
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit nosokomial hospital acquired
pneumonia, HAPmeliputi setiap infeksi saluran napas bawah yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit yang banyak disebabkan
bakteri Gram negatif aerob. Ventilator associated pneumonia VAP adalah pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam setelah pemasangan
intubasi endotrakeal. c.
Pneumonia Aspirasi Anaerob meliputi infeksi saluran napas bawah yang terjadi oleh bakteroid dan organisme anaerob lain setelah aspirasi isi
orofaringeal. d.
Pneumonia Oportunistik meliputi infeksi saluran napas bawah pada pasien dengan penekanan sistem imun misalnya steroid, kemoterapi, HIV
sehingga mudah mengalami infeksi oleh virus dan jamur. Ikatan Dokter Paru Indonesia IDPI, 2003 mengklasifikasikan
pneumonia berdasarkan penyebab atau etiologi menjadi empat jenis yaitu: a.
pneumonia bakterial tipikal yang dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyaitendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya
Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
b. pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
c. pneumonia virus, dan
d. pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah immunocompromised.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Gejala Klinis