Kesimpulan Saran Tanggung Jawah Hukum Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan uraian dari bab-bab yang diatas, maka dapatlah diambil beberapa bagian kesimpulan, yaitu: 1. Bentuk penanaman modal patungan yang diatur dalam UUPM dan peraturan pelaksanaanya seperti Joint Venture dimana kerja sama antara pemilik modal dalam negeri dengan modal asing yang bersifat kontraktual, Joint Enterprise kerjsa sama yang membentuk suatu perusahaan baru di Indonesia yang berbentuk PT, Working Contract atau yang dikenal dengan sebutan kontrak karya ini merupakan bentuk kerjasama yang cakupannya di bidang pertambangan yang hanya bisa dilakukan oleh pemerintah dengan asing. 2. Bentuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat dari instrument-instrument pengelolaan lingkungan hidup seperti menetapkan adanya baku mutu lingkungan hidup karena baku mutu tersebut dijadikan sebagai tolak ukur oleh badan-badan yang berwenang atas suatu mutu lingkungan hidup dan sebagai alat penataan hukum administrasi negara, selain itu dengan memperketat setiap perizinan lingkungan dimana setiap usaha yang ada di Indonesia wajib memiliki AMDAL, melaksanakan audit lingkungan,upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup juga dapat dilakukan dengan menegakkan semua peraturan hukum atas hukum lingkungan. Universitas Sumatera Utara 3. Tanggung jawab hukum perusahaan penanaman modal patungan dalam perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup dengan melaksanakan semua sarana penegakan hukum jika terjadinya suatu kerusakan atau pencemaran lingkungan yang terjadi seperti tanggung jawab administrasi negara dalam Pasal 76 UUPPLH, tanggung jawab perdata dalam Pasal 1365 KUH Perdata, tanggung jawab sosial perusahaan CSR pengaturan CSR dapat dilihat dalam UUPM dan dalam UUPT, tanggung jawab pidana dalam Pasal 47 sampai Pasal 53 KUHP.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diberikan saran sebagai barikut: 1. Modal merupakan suatu alat penggerak dalam melakukan pembagunan disuatu negara kalau hanya mengandalkan modal dalam negeri sangat sulit untuk melakukan pembagunan yang cepat dinegara tersebut sehingga membutuhkan adanya kerjasama modal antara asing dengan dalam negeri dengan mengikuti bentuk-bentuk dari kerjasama modal patungan yang diatur dalam UUPM. Untuk itu dengan adanya bentuk pengaturan kerjasama patungan tersebut memberikan lebih lagi kemudahaan bagi para pihak untuk memilih bentuk kerjasama mana yang bisa menguntukan kedua belah pihak baik pemodal dalam negeri maupun pemodal asing namun jugadengan adanya pengaturan dari uu tersebut harus tetap memberikan pengawasan serta pengendalian dari pemerintah untuk lebih banyak lagi menarik para Universitas Sumatera Utara PMA untuk memasukan modalnya ke Indonesia dengan tujuan memperkuat permodalan yang ada di negara ini. 2. Liberalisasi penanaman modal harus juga diiringi dengan pengawasan yang ketat atas lingkungan hidup supaya tidak terjadi ketimpangan antara pembagunan nasional dengan kelestarian lingkungan hidup itu sendiri . 3. Pemerintah harus lebih berupaya lebih lagi dalam memberikan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan menerapkan tanggung jawab hukum perusahaan secara ketat dan konsisten agar tidak terjadi lebih banyak lagi kerusakan-kerusakan serta pencemaran atas lingkungan hidup yang nantinya akan memberikan kerugian yang jauh lebih besar yang diterima negara ini dibandingkan ekspetasi dari keuntungan antara kerjasama perusahaan penanaman modal patungan tersebut. Universitas Sumatera Utara 23 BAB II PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL PATUNGAN JOINT VENTURE COMPANY BERDASARKAN UU NOMOR 25 TAHUN 2007

A. Bentuk-Bentuk Penanaman Modal