Karakteristik Responden Kelelahan pada Pekerja yang Sarapan

BAB V PEMBAHASAN

5.6 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pekerja kurir JNE Pengiriman barang di Kota Medan yang bekerja pada shift pagi mulai pukul 07.00-16.00 yang berjumlah 75 orang. Dari 75 orang pekerja kurir, umur pekerja 26 tahun lebih banyak yaitu 38 orang 50,7 dan umur ≤ 26 tahun berjumlah 37 orang 49,3. Pendidikan seluruh pekerja kurir adalah SLTA sebanyak 75 orang 100,0. Masa kerja pekerja kurir lebih banyak 11 bulan yaitu 40 orang 53,3 dan ≤ 11 bulan berjumlah 35 orang 46,7.

5.7 Kelelahan pada Pekerja yang Sarapan

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan pada pagi hari sebelumberaktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Sarapan pagi merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik. Sarapan pagi akan menyumbangkangizi sekitar 25, apabila kecukupan energi adalah sekitar 2000 kalori sehari untuk orang dewasa, maka sarapan pagi menyumbang 500 kalori Khomsan, 2003. Asupan gizi yang didapat dari sarapan akan diubah menjadi energi pada saat bekerja. Apabila seseorang tidak sarapan energi yang dibutuhkan tubuh diambil dari cadangan lemak yang ada, hal ini dapat membuat metabolisme tubuh terganggu. Seiring berjalannya waktu tubuh akan mengalami kekurangan lemak dan mengurangi jaringan otot. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pekerja kurir yang sarapan paling banyak yaitu pada tingkat tingkat rendah yaitu 27 orang Universitas Sumatera Utara 96,4 dan sisanya berada pada tingkat sedang yaitu 1 orang 3,6. Waktu sarapan yang dilakukan pekerja kurir adalah sebelum berangkat kerja yaitu dimulai pada pukul 06.00 sampai pukul 08.00. Sarapan pagi yang dilakukan oleh pekerja kurir dapat memberikan asupan energi awal untuk memulai aktivitas. Aktivitas yang telah ditunjang oleh nutrisi sarapan pagi ini akan membuat kegiatan berjalan baik dan daat mencegah defisiensi energi yang menyebabkan terjadinya kelelahan kerja. Kelelahan yang terjadi demikian disebabkan karena jenis konsumsi sarapan yang bervariasi dan pola kerja kurir seperti menyortir, mengangkat dan mendistribusikan barang dengan menggunakan sepeda motor. Penelitianyang dilakukan oleh para ahli menunjukkan kekurangan energi akan menyebabkan turunnya kekuatan otot Muscular Stregth danketepatan gerak otot yang menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitianitu terbukti jika orang dewasa hidup dengan kandungan energi dan makanansebanyak 1800 kal setiap hari, ia akan kehilangan ototnya sebesar 30 dan efisiensi kerjanya turun 11 Lubis, 2010. Secara keseluruhan pekerja kuriryang sarapan sering merasa haus yang disebabkan karena pola kerja yang cukup padat. Aktivitas yang dilakukan tersebut dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi karena banyak mengeluarkan keringat sehingga menimbulkan rasa haus pada pekerja kurir. Konsumsi makanan yang dimakan pekerja kurir pada saat sarapan adalah nasi dan lauk pauk, lontong, serealia, teh manis, roti, kopi, susu dan gorengan. Jenis sarapan yang paling banyak di konsumsi pekerja kurir adalah nasi dan lauk pauk serta teh manis. Universitas Sumatera Utara Tingkat kelelahan yang dirasakan para kurir lebih banyak pada tingkat rendah karena didukung dengan asupan energi yang didapat dari sarapan, sedangkan tingkat kelelahan sedang hanya 1 orang kurir yang mengaku hanya sarapan roti dan teh manis. Terjadinya kelalahan tingkat sedang tidak hanya terjadi karena hanya mengkonsumsi roti dan teh manis melainkan disebabkan karena kurir tersebut mendapat rute mengantarkan barang yang jauh. Tingkat kelelahan pekerja yang sarapan terjadi karena pola konsumsi sarapan pekerja yang berbeda-beda. Jenis sarapan pekerja mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja seperti jenis nasi dan lauk pauk, lontong, gorengan, roti, teh manis, kopi dan lain-lain. Kandungan karbohidrat tinggi yang terkandung dalam pada nasi putih , sereal dan roti akan membuat kadar gula dalam darah naik dan turun secara cepat, yang pada akhirnya akan membuat tubuh menjadi mudah lelah. Tubuh akan melepas insulin serta akan banyak asam amino triptofan yang masuk ke otak, dimana asam amino triftofan ini memicu produksi hormon serotonin yang memiliki efek relaksasi dan mengantuk. Makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang akan berakibat pada gangguan kesehatan diabetes. Sementara dalam jangka pendek, makanan manis dapat membuat tubuh menjadi tidak bersemangat. Makanan-makanan yang dimasak dengan cara digoreng memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi. Lemak yang sangat tinggi tersebut akan membuat tubuh mengeluarkan energi lebih banyak untuk mencerna makanan dan pada akhirnya akan banyak menguras energi dari tubuh dan membuat tubuh menjadi lemas. Minum kopi di pagi hari akan membuat Universitas Sumatera Utara mengantuk dan tidak bersemangat dalam beraktivitas. Kandungan kafein yang terkandung dalam kopi dapat meningkatkan produksi hormon kortisol pada tubuh. Hormon ini dapat menyebabkan rasa cemas yang berlebihan sehingga tubuh akan merasa sangat lelah karena banyak energi yang terkuras untuk mengatasi rasa cemas tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suntari dan Widianah 2012 menyatakan bahwa terdapat hubungan sarapan dengan kemampuan konsentrasi kecepatan, konstansi, dan ketelitian. Dalam hal ini, penting untuk mengkonsumsi sarapan pagi hari dalam menunjang aktivitas yang akan dilakukan.

5.8 Kelelahan pada Pekerja yang Tidak Sarapan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Kerja Lembur dan Jenis Tugas Terhadap Tingkat Kelelahan Pekerja Proyek Pembangunan Gedung Telkomsel di Kota Medan Tahun 2013

11 87 115

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015

2 54 113

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan pada Pekerja Pembuatan Pipa dan Menara Tambat Lepas Pantai (EPC3) di Proyek Banyu Urip PT Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013

1 48 184

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Workshop Di PT. X Jakarta Tahun 2013

1 19 149

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

7 30 13

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT PADA Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Pada Shift Pagi, Siang, Dan Malam Di Rsud Pandan Arang Boyolali.

0 0 14

Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pada Pekerja Kurir Pengiriman Barang JNE di Kota Medan Tahun 2015

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelelahan Kerja 2.1.1 Pengertian Kelelahan Kerja - Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pada Pekerja Kurir Pengiriman Barang JNE di Kota Medan Tahun 2015

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pada Pekerja Kurir Pengiriman Barang JNE di Kota Medan Tahun 2015

0 0 10

Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pada Pekerja Kurir Pengiriman Barang JNE di Kota Medan Tahun 2015

0 2 16