BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian integral
dari pendidikan nasional, dan tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Matematikan juga merupakan ilmu dasar
yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk siswa yang berkualitas, karena
matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu yang sangat logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya
peningkatan mutu pembelajaran dan salah satu usaha yang harus dilakukan adalah memperbaiki kualitas pembelajaran matematika
sehingga hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan. Faktanya pembelajaran matematika di sekolah masih banyak
melaksanakan pembelajaran konvensional, padahal seharusnya dalam proses pembelajaran guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber
belajar, selain itu penggunaan media sebagai sumber belajar harus dimaksimalkan.
Pembelajaran matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional kurang menarik minat dan perhatian siswa,
sehingga sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit. Akibat kurangnya minat dan perhatian
siswa pada pelajaran matematika membuat prosentase belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar matematika
siswa pada kelas 2 SD Negeri 1 Cibarani Kecamatan Cirinten pada tahun pelajaran 20132014 semester genap. Dari 30 siswa dengan nilai rata-
rata siswa = 66,7. Prosentase dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hanya 62 yang berarti masih ada 38 siswa yang belum
mencapai ketuntasan dari standar KKM yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 66.
Hasil pengamatan dan pengalaman penulis sebagai guru kelas di kelas 2 SDN 1 Cibarani Kecamatan Cirinten dapat disimpulkan bahwa
prosentase belajar siswa yang kurang memuaskan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 1 penerapan strategi pembelajaran yang kurang
tepat, 2 strategi pembelajaran masih bernuansa teacher center dan penyampaian informasi yang bersifat satu arah sehingga siswa kurang
diberdayakan, 3 karena siswa tidak dilibatkan secara aktif maka siswa susah dalam menyerap materi yang dipelajari, 4 hasil pembelajaranpun
masih rendah dan masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM.
Berdasarkan data tersebut, maka perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pembelajaran
bermakna yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi
kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga akan menarik minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran
matematika yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan suatu Penelitian Tindakan
Kelas PTK dalam upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan alat peraga jam yang terbuat dari
karton. Penggunaan alat peraga dianggap sesuai dengan keadaan siswa yang pada akhirnya siswa akan tertarik pada hal-hal yang konkret
sehingga dapat memahami sesuatu hal jika mereka melihat objeknya secara langsung.
B. Identifikasi Masalah