Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dalam konsep aslinya seperti yang tersebut dalam ketentuan nash- nash syara’ maupun praktek konkretnya dalam sejarah Islam BMT merupakan salah satu lembaga dalam negara Islam Khilafah Islamiyah yang tugas utamanya adalah mengelola segala pemasukan dan pengeluaran negara . Baitul Mal Wattamwil merupakan lembaga keuangan negara yang bertugas menerima, menyimpan, dan mendistribusikan uang negara sesuai ketentuan syariat. Ringkasnya, BMT dapat disamakan dengan kas negara yang ada dewasa ini. 2 Di abad modern ini bermunculan teori-teori ekonomi, politik, strategi- strategi dalam mengantisipasi perkembangan sosial untuk menuju kesejahteraan umat manusia. Ekonomi memang merupakan aktivitas yang boleh dikatakan sama tuanya dengan keberadaan manusia di muka bumi ini. Tetapi kita baru mengenalnya ketika tahap perkembangan peradaban tertentu telah tercapai dalam kehidupan manusia. Karena persoalan produksi, konsumsi hartamal adalah gejala kehidupan manusia yang universal sifatnya, maka benih-benih untuk lahirnya politik ekonomi sesungguhnya telah tersebar dan tercecer dimana-mana sesuai dengan penyebaran tempat hidup mereka. 3 Para ekonom, sosiolog, agamawan dan para ahli lainnya selalu menganalisa bagaimana caranya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan 2 Ahmad, Syafi’I Maarif. Posisi Umat Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Modern, dalam A. Rifa’I Hasan Amarulloh Ahmad Yogyakarta: PLP2M, 1987, h. 68 3 Ahmad, Syafi’I Maarif. Posisi Umat Islam Terhadap Perkembangan Teknologi Modern, dalam A. Rifa’I Hasan Amarulloh Ahmad Yogyakarta: PLP2M, 1987, h. 70 makmur. Kesejahteraan ekonomi sebagai salah satu bahasanya adalah memerangi kemiskinan. Walau mustahil kemiskinan itu akan terhapus total dari dunia ini akan tetapi minimal memperkecil. Oleh karena itu dirasakan perlu pendekatan normatif sosiologis yang akan menghasilkan hubungan mutualisme sebagai alternatif jawab. Adi Sasono mengungkapkan ; Sistem Ekonomi Islam merupakan sebuah system yang terdiri dari beberapa unsur. Unsur pertama adalah nilai-nilai yang membentuk perilaku perilaku ekonomi, akan tetapi system ekonomi itu sendiri tergantung kepada ruang dan waktu dengan variabel kekuasaan, situasi sosial ekonomi dan politik yang umumnya harus dimengerti secara realistik. Islam mempunyai nilai-nilai dasar yang baku dalam penerapannya membutuhkan pengembangan metodologis yang dinamis, dengan demikian terdapat proses belajar terus menerus, karena situasi pun berubah. Sistem yang ada yaitu prinsip keadilan yang diwujudkan dalam penguasaan sumber daya alam berada di bawah pemilikan masyarakat. 4 Sektor informal sangat menarik karena kemandiriannya dalam menciptakan lapangan kerja dan menyediakan barangjasa murah serta reputasinya sebagai katup pengaman yang dapat mencegah merajalelanya pengangguran dan keresahan sosial Simanjuntak, 1985. Disamping itu sektor informal sangat menarik karena dapat memberikan gambaran secara 4 Dumairi, Jamaludin Ahmad. Tinjauan Zakat Dalam Perspektif Ekonomi, UGM : Bulaksumur Yogyakarta, 19 Mei 1987 h. 50 menyeluruh tentang kecenderungan sosial ekonomi kepada penentu kebijakan. 5 Pedagang Kaki Lima PKL merupakan kelompok tenaga kerja yang banyak di sektor informal. PKL juga memiliki potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja, terutama bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki. PKL sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat lemah, membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal penyelenggaraan iklim yang kondusif bagi berkembangnya usaha mereka. Penyelenggaraan iklim yang kondusif bagi berkembangnya mereka akan mengefektifkan pengelolaan dan penaataan PKL agar meningkat dan berkembang skala usahanya tanpa mengabaikan ketertiban, kebersihan dan keindahan kota seperti yang diatur dalam Perda 112005 tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain itu PKL juga sebagai bagian dari masyarakat pelaku usaha memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan diberdayakan. Maka dari itu, perlu adanya pemahaman lebih menyeluruh mengenai kebijakan penataan PKL. Dengan tujuan diadakannya penulis dalam pembahasan skripsi ini yang bertujuan melaksanakan prinsip-prinsip bermua’malah sesuai dengan 5 Dumairi, Jamaludin Ahmad. Tinjauan Zakat Dalam Perspektif Ekonomi, UGM : Bulaksumur Yogyakarta, 19 Mei 1987, h. 59 ajaran Islam serta bagaimana BMT dalam memahami kesejahteraan dan meningkatkan pembinaan masyarakat yang berfungsi sebagai kelembagaan pemberdayaan dan pembinaan untuk meningkatkan ekonomi para pedagang kaki lima di kawasan cireundeu dan sekitarnya . Sehingga penulis mengambil judul “PERAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL UMJ TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI CIREUNDEU 2013”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Yaitu: a. Peran dan dampak pada Pedagang kaki lima baso b. Peran dan dampak pada Pedagang kaki lima somay 2. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana Peran BMT UMJ Terhadap Pedagang Kaki lima cireundeu dan sekitarnya ? b. Dampak Seperti Apa Yang Akan Di Alami Oleh Pedagang Kaki Lima ? C . Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui peran BMT UMJ terhadap pedagang kaki lima. b. Untuk mengetahui dampak-dampak yang terjadi di BMT UMJ terhadap pedagang kaki lima. 2. Penelitian yang diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Manfaat akademis, yaitu dengan dilakukannya penelitian di harapkan dapat memberikan pengetahuan praktis dan pengetahuan langsung dengan terjun langsung. Mempraktekan teoritis yang telah diperoleh selama perkuliahan. b. Manfaat secara praktis, yaitu hasil analisis dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi anggota BMT untuk melakukan tindakan dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil dalam mengambil keputusan bagi BMT.

D. Metodologi penelitian

Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek. 6 1. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikiumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku-buku angka-angka, laporan penelitian akan bersifat kutipan- kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 7 6 Anas Sudjana, Metode Riset Dan Metode Bimbingan Skripsi, Yogyakarta:Reproduksi UD Darma, 1980, h. 16 7 Burhan Bungin, analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet ke-2, h. 39