Peran Pendamping BMT UMJ Terhadap Pedagang Kaki Lima Di Cireundeu
5 6
membantu orang-orang agar mampu membantu dirinya sendiri, pemberdayaan masyarakat sangat memperlihatkan pentingnya partisipasi publik yang kuat.
7
Dalam konteks ini peranan pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendampingan bukan sebagai penyembuh atau pemecah
masalah secara langsung. Masyarakat yang mengorganisasi diri mereka sendiri dalam masyarakatnya serta mencari atau menemukan kelemahan-
kelemahan yang ada dalam dirinya, sehingga mereka mencari jalan keluar sendiri demi kebaikannya, sedangkan pihak luar atau pendampingan hanya
mendorong mereka serta memberi masukan apabila diperlukan dan tidak boleh memaksakan kehendak pada mereka.
BMT adalah Baitul Maal Wat Tamwil, suatu gerakan swadaya masayarakat. Masyarakat dibidang ekonomi sejak awal kehadirannya fokus
untuk melayani kebutuhan finansial UMK. Dimulai sejak tahun 1992 yang merupakan respon atas kemiskinan dan pengangguran serta kurangnya
permodalan dan pendampingan terhadap para pengusaha mikro dan kecil, khususnya pedagang kaki lima. Dengan adanya permodalan dari lembaga-
lembaga, maka dari itu sebagai peran pendamping atau usaha untuk mendapatkan modal, Universitas Muhammadiyah di sini sangat berperan
7
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Aditama, 2005, h. 94
8
penting sebagai lembaga yang mendampingi BMT UMJ, bahkan sebagai tolok ukur dari BMT tersebut.
8
BMT UMJ adalah Baitul Maal Wat Tamwil yang berbadan hukum Koperasi mampu mengatasi kendala-kendala yang dimiliki lembaga keuangan
formal seperti Bank. BMT ini jugalah yang telah menyelelamatkan banyak usaha mikro dan pedagang kaki lima dari cengkraman lintah darat.
Kedudukan BMT ini dalam struktur keuangan mikro di Indonesia merupakan lembaga keuangan mikro non bank-non formal.
9
Peran pendamping pada lembaga-lembaga yang terkait sangatlah penting, karena pengaruhnya sangat besar, setidaknya telah ikut berpartisipasi
di dalam menguatkan usaha-usaha mikro, bahkan menjadi penyangga yang sangat berarti kepada para pedagang kaki lima yang yang berpenghasilan
rendah sehingga mendapatkan yang berkecukupan. Keberhasilan ini cukup menjadi indikasi bahwa BMT sesungguhnya
menyimpan potensi yang sangat besar untuk berperan aktif atau berkontribusi banyak dalam memulihkan dan mengembangkan ekonomi rakyat.
10
Terkait dengan konsep di atas, sistem pendampingan yang dilakukan BMT UMJ tertuju pada sifat atau jenis pendampingan, disini penulis
menerapkan sistem pendampingan partisipatif yang artinya dalam
8
Mukhtiar Manager Marketing BMT UMJ, Wawancara Pribadi, Ciputat, 02 Mei 2013
9
Mukhtiar Manager Marketing BMT UMJ, Wawancara Pribadi, Ciputat, 02 Mei 2013
10
Mukhtiar Manager Marketing BMT UMJ, Wawancara Pribadi, Ciputat, 02 Mei 2013
9 :
menentukan setiap pendampingan akan dilakukan dengan peran serta aktif masyarakat yang sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan yang telah disusun
oleh BMT UMJ. Pendampingan partisifatif merupakan salah satu strategi yang sangat
menentukan keberhasilan pendampingan dalam setiap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berlangsung di komunitas yang sesuai prinsip
pekerjaan sosial yakni, membantu orang lain dengan segala potensi serta kemampuan yang mereka miliki, dan mereka haruslah semangat dalam
merubah dirinya untuk menjadi lebih baik sesuai yang diinginkan, mereka juga sangat memperlihatkan kepentingan umum masyarakat daripada
kepentingan pribadi mereka, sehingga terbentuk suatu hubungan kekeluargaan yang sangat besar dengan begitu kehidupan masyarakat akan lebih harmonis,
serta tentram bagi semua elemen masyarakat yang semua itu akan menyebabkan kebahagiaan dan sejahtera, serta muncul kekompakan dalam
sebuah masyarakat yang terdiri dari berbagai bentuk karakter yang bebeda. Di dalam suatu wawancara dengan Bpk Eko Purwanto dan Bpk
Ridwan Saputra selaku nasabah pedagang kaki lima 15 Mei 2013, 10.00- 11-15 wib, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendampingan BMT UMJ
kepada pedagang kaki lima berpusat pada empat bidang tugas atau fungsi yaitu: pemungkinan atau fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukung.
11
; ;
Eko Purwanto, Ridwan Saputra. Pedagang Kaki Lima Cireundeu, Wawancara Pribadi, Ciputat, 15 Mei 2013
Selanjutnya Bpk Mukhtiar Manager Marketing BMT UMJ juga menjelaskan bahwa:
a. Pemungkinan atau fasilitasi merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat,
dalam hal ini BMT UMJ selalu memberikan motivasi kepada para pedagang kaki lima, sehingga mereka tetap semangat dalam
menjalankan usaha-usahanya. b. Penguatan, fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan
guna memperkuat kapasitas pedagang kaki lima, di mana BMT UMJ berperan aktif sebagai agen yang member masukan positif
dan direksi berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar gagasan dangan pengalaman dan pengetahuan kepada
pedagang kaki lima yang didampinginya. Membangkitkan kesadaran
mitra, menyampaikan
informasi, melakukan
konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi mitra pedagang kaki lima yang merupakan tugas yang berkaitan dengan fungsi
penguatan. c. Perlindungan, fungsi ini berkaitan dengan interaksi antara
pendamping dengan lembaga eksternal atas nama lembaga demi kepentingan mitra yang didampinginya, dimana karyawan BMT
dapat bertugas
mencari sumber,
melakukan pembelan,
=
menggunakan media, meningkatkan hubungan kepada mitra, dan membangun jaringan sosial, fungsi ini juga menyangkut pedagang
kaki lima sebagai konsultan orang yang diajak berkonsultasi dalam proses pemecahan masalah. Konsultasi pemecahan masalah bukan
berupa pemberian dan penerimaan saran-saran melainkan proses yang tujuannya untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mengenai pilihan dalam mengidentifikasi prosedur bagi tindakan yang diperlukan. Konsultasi dilakukan sebagai bagian dari kerja
sama yang saling melengkapi antara system dari BMT UMJ dan para pedagang kaki lima dalam pemecahan masalah. BMT UMJ
membagi secara formal pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, sedangkan pedagang kaki lima membagi pengalaman
personal, organisasi, atau kemasyarakatan yang pernah diperoleh semasa hidupnya.
d. Pendukungan, fungsi ini mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat didukung terjadinya perubahan positif
kepada pedagang kaki lima. BMT UMJ dituntut agar tidak hanya mampu menjadi sebagai agen perubahan yang mengorganisasi
kelompok melainkan melaksanakan tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar seperti, melakukan analisa sosial,
mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, berorganisasi,
?
berkomunikasi dan mencari sumber dana, agar pedagang kaki lima menjadi merasa nyaman sebagai salah satu mitra di BMT UMJ.
12
Selanjutnya dalam pendampingan parsipatif, di BMT UMJ peran pendamping terhadap pedagang kaki lima terdapat beberapa model
pendampingan, dalam hal ini juga penulis melakukan wawancara mendalam kepada pedagang kaki lima yang berada dilingkungan Cireundeu dan
sekitarnya. Pendampingan ini dapat menentukan keberhasilan dalam melakukan pemberdayaan. Model pendampingan tersebut adalah:
a. Memberikan fasilitas jasa dan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk arahan atau bimbingan teknis tentang proses dan
mekanisme pelaksanaan kegiatan tentang pelatihan kesiapsiagaan bencana terhadap pedagang kaki lima.
b. Menumbuhkan motivasi dan upaya untuk kemandirian dalam pelaksanaan pendampingan.
c. Melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab dan memberikan laporan-laporan pelaksanaan pendampingan kepada
pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan yang diharapkan oleh pihak BMT UMJ.
A B
Mukhtiar Manager Marketing BMT UMJ, Wawancara Pribadi, Ciputat, 02 Mei 2013
C D
d. Tim pendampingan seluruh jajaran karyawan BMT UMJ harus menumbuhkan motivasi dan inisiatif turut berpartisipasi secara
aktif dalam mendukung pelaksanaan pendampingan tersebut.
13