Tentang analisis perpu no 1 tahun 2014 terkait dengan asas hal

dan standarisasi, pengurusan administrasi dan pengawasan supervisi atau suatu urusan tertentu. 24 b. Ateng syafrudin berpendapat ada perbedaan antara pengertian kewenangan dan wewenang. 25 Atas hal tersebut harus dibedakan antara kewenangan authority, gezag dengan wewenang competence, bevoegheid. Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang- undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel” bagian tertentu saja dari kewenangan. c. Bagir Manan menyatakan wewenang mengandung arti hak dan kewajiban. Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu. Kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu dalam hukum administrasi negara wewenang pemerintahan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan diperoleh melalui cara-cara yaitu atribusi, delegasi dan mandat. 24 Ganjong, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum Bogor: Ghalia Indonesia, 2007, h. 93. 25 Ateng Syafrudin, “Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab ”, Jurnal Pro Justisia Edisi IV, Bandung, Universitas Parahyangan, 2000, h. 22. d. Menurut Philipus M. Hadjon, wewenang bevoegdheid dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum rechtsmacht. Jadi dalam konsep hukum publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan. 26 e. Menurut S. F. Marbun, Kewenangan dan wewenang harus dibedakan. Kewenangan authority, gezag adalah kekuasaan yang diformalkan baik terhadap segolongan orang tertentu maupun terhadap sesuatu bidang pemerintahan tertentu secara bulat. Sedangkan wewenang competence, bevoegdheid hanya mengenal bidang tertentu saja. Dengan demikian, kewenangan berarti kumpulan dari wewenang- wewenang rechsbevoegdheden. Jadi, wewenang adalah kemampuan bertindak yang diberikan peraturan perundang-undangan untuk melakukan hubungan hukum. 27 f. Menurut F.P.C.L. Tonner berpendapat sebagaimana dikutip oleh Ridwan HR “Overheidsbevoegdheid wordt in dit verband opgevad als het vermogen om positief recht vast te srellen en Aldus rechtsbetrekkingen tussen burgers onderling en tussen overhead en te scheppen ”. Dari kalimat tersebut dapat diterjemahkan bahwa kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai 26 Philipus M. Hadjon, “Tentang Wewenang”, YURIDIKA, No.56 Tahun XII, September – Desember, 1997 , h.1. 27 Kamal Hidjaz, Efektivitas Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia Pustaka Refleksi, Makasar, 2010, h. 35.