Kedudukan Guru KAJIAN TEORI

berakhlah mulia. Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik. Interaksi antara guru dan anak didik terjadi karena saling membutuhkan. Anak didik ingin belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari guru dan guru ingin membina anak didik dengan memberikan sejumlah ilmu kepada anak didik yang membutuhkan. Keduanya mempunyai kesamaan langkah dan tujuan, yakni kebaikan Djamarah, 2010: 103 .

2.1.7 Kedudukan Guru

2.1.7.1 Persyaratan Guru Guru adalah salah satu komponen yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga peran seorang guru itu sangat kompleks. Untuk dapat melaksanakan peran, tugas dan tanggung jawabnya tersebut memerlukan syarat- syarat. Menurut Sardiman 2011: 126 syarat-syarat menjadi guru dapat diklasifikasikan menjadi: 1 Persyaratan administratif, 2 Persyaratan, 3 Persyaratan psikis dan 4 Persyaratan fisik. Sedangkan menurut Djamarah 2010: 53 menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidup dan kehidupannya mengabdikan kepada Negara dan bangsa guna mendidik anak didik menjadi manusia susila yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan Negara. Menjadi guru juga harus mempunyai persyaratan seperti ini: a Takwa kepada Allah swt. b berilmu, c Sehat Jasmani dan d Berkelakuakan Baik. 2.1.7.2 Tanggung Jawab Guru Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Karena profesi seorang guru adalah berdasarkan panggilan jiwa, maka bila guru melihat anak didiknya senang berkelahi guru akan merasa sakit hati. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan anmoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar kelas dan perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak semata –mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku dan perbuatan. Anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat dari pada apa yang guru katakana, tetapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya menjadi penilaian anak didik Djamarah, 2010: 79 . 2.1.7.3 Tugas Guru Menurut Djamarah 2010: 82 guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat dihapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan bernegara. Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, denagn mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandungwali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia. 2.1.7.4 Peranan Guru Guru sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing perlu adanya berbagai peran dari guru pada diri itu sendiri. Peranan ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi. Menurut Djamarah 2010: 89 peranan guru sebagai pendidik yaitu: 1 Korektor. Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. 2 Inspirator. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilmu baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. 3 Informator. Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. 4 Organisator. Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. 5 Motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif –motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. 6 Inisiator. Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide –ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. 7 Fasilitator. Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar anak didik. 8 Pembimbing. Peranan guru tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing. 9 Demonstrator. Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang. Guru harus berusaha dengan membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara praktis. 10 Pengelola Kelas. Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. 11 Mediator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidkan dalm berbagai bentuk dan jenisnya, karena media nonmaterial maupun materiil. 12 Supervisor. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperhatikan, dana menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. 13 Evaluator. Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyeluruh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

2.1.8 Kedudukan Siswa