4. Perkembangan pemodalinvestor Dengan mengetahui efisiensi pasar modal, para pemodalinvestor tidak akan
ragu-ragu membeli saham dan instrumen lainnya di pasar modal.
2.5. Anomali Pasar
Anomali pasar merupakan kebalikan dari konsep pasar yang efisien. Anomali pasar terjadi karena adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
atau hal-hal yang seharusnya tidak terjadi dalam pasar efisien. Akibatnya terjadi hasil yang sangat berlawanan dengan yang diharapkan sebelumnya. Dengan kata
lain suatu peristiwa dapat menyebabkan kemungkinan investor untuk mendapatkan abnormal return. Semua bentuk pasar efisien secara empiris
terdapat adanya anomali pasar meskipun kebanyakan ditemukan pada bentuk pasar efisien semi-kuat semi strong. Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya
empat macam anomali pasar. Levy 1996: 356 dalam Gumanti dan Utami 2002 keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan firm anomalies, anomali
musiman seasonal anomalies, anomali peristiwa atau kejadian event anomalies, dan anomali akuntansi accounting anomalies. Anomali musiman
merupakan jenis anomali yang dipakai dalam penelitian ini.
2.5.1. Day of The Week Effect
Hari perdagangan dalam dunia pasar modal dilakukan mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Dalam hal ini terjadi perbedaan return antara hari-hari
perdagangan dalam seminggu secara signifikan Berument H., Kiymaz H., 2001. Fenomena ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan konsep pasar efisien
Universitas Sumatera Utara
yang disebut Efek Hari Perdagangan day of the week effect dimana seharusnya dalam konsep pasar yang efisien return harian rata-rata yang diperoleh suatu
saham adalah sama dan tidak berbeda secara signifikan pada hari perdagangan berbeda Fama, 1970. Namun karena terjadi penyimpangan yang disebabkan oleh
perilaku investor yang berbeda-beda maka menyebabkan terjadinya anomali pasar dimana dalam anomali pasar, informasi yang baru tidak dapat secara cepat dan
akurat mempengaruhi harga saham karena informasi tersebut bisa saja hanya sebuah isu kosong dan tidak benar sehingga menyebabkan investor bertindak
berbeda. Perbedaan perilaku investor tersebut menyebabkan transaksi yang dilakukan juga berbeda setiap harinya tergantung bagaimana investor tersebut
menyikapi informasi yang mereka terima dan perbedaan kegiatan transaksi yang secara random tersebut menyebabkan harga saham juga berbeda setiap harinya
sehingga return rata-rata yang diperoleh berbeda secara signifikan setiap harinya. 2.5.2.
Monday Effect
Monday Effect merupakan bagian dari day of the week effect. Monday effect adalah adanya fenomena dimana rata-rata return hari Senin bernilai negatif
signifikan Starks, 1986 dalam Latif, Arshad, Fatima dan Farooq, 2011. Dalam hal ini berarti return selain hari Senin akan bernilai positif. Ada suatu fenomena
dimana Monday effect didahului oleh return negatif pada hari Jumat sebelumnya bad Friday.
Berbagai hasil penelitian tentang pola perubahan return di pasar modal sangat beragam sekali dimana pola semacam ini pertama kali diungkapkan oleh
Cross 1973 yang mengamati return SP Standard and Poor’s composite
Universitas Sumatera Utara
portfolio 500 Index periode 1953-1970. Temuan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh French pada tahun 1980 dengan menggunakan data
perusahaan yang sama namun periode yang lebih lama yaitu antara tahun 1953- 1977. Dalam penelitian tersebut, French menemukan fenomena yang sama dimana
return rata-rata hari Senin yang negatif dan berbeda secara signifikan dengan hari- hari kerja pasar modal yang lain selama seminggu.
Penelitian yang sama juga dilakukan di New York Stock Exchange NYSE oleh Lakonishok dan Marbely pada tahun 1996. Dalam penelitian tersebut mereka
menemukan adanya fenomena Monday effect di New York Stock Exchange NYSE dan mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh
pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual, yang mengindikasi bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari Senin
cenderung lebih tinggi dari hari perdagangan lainnya. Tingginya aktivitas perdagangan hari Senin tersebut disebabkan karena keinginan investor individual
untuk menjual saham lebih tinggi daripada keinginan investor individual untuk membeli saham sehingga harga saham cenderung rendah untuk perdagangan pada
hari Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Selain di luar negeri fenomena Monday effect juga ditemukan di Indonesia. Hal ini dikemukan oleh
Iramani dan Mahdi 2006 dengan judul penelitian “Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ” yang menemukan bahwa adanya
efek hari perdagangan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa return hari Senin
merupakan return terendah dan return tertinggi merupakan return pada hari
Universitas Sumatera Utara
Selasa serta hal ini mengartikan bahwa terjadi Monday effect pada Bursa Efek Jakarta. Dan diketahui juga dari beberapa peneliti bahwa Monday effect terjadi
karena adanya return yang negatif pada hari Jumat sebelumnya sehingga menyebabkan return pada hari Senin juga negatif. Selain penelitian-penelitian
tersebut masih banyak penelitian lain yang menemukan dan membuktikan adanya fenomena Monday effect.
2.5.3. Rogalski Effect