PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode Enam Bulan yang Berakhir
30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Six-MonthPeriods Ended
June 30, 2016 and December 31, 2015 Figures are in millions of Rupiah,
unless Otherwise Stated
- 107 -
2016 2015
Perusahaan 2,577,634
2,414,378 The Company
ABM 59,252
214,164 ABM
AKG 771,629
310,873 AKG
BDP 40,174
50,088 BDP
BTLA 42,217
65,649 BTLA
BNIL 16,827
24,424 BNIL
BNCW 6,560
19,227 BNCW
BPG 14,024
14,844 BPG
SAP 119,383
- SAP
Jumlah penjualan bersih sebelum eliminasi 3,647,700
3,113,647 Net sales before eliminations
Eliminasi 735,475
392,485 Eliminations
Jumlah penjualan bersih setelah eliminasi 2,912,225
2,721,162 Net sales after eliminations
30 Juni June 30
Penjualan antar segmen ditetapkan dengan harga sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Inter-segment sales are based on the agreement of both parties.
Grup juga melaporkan segmen yang ditentukan berdasarkan lokasi aset atau operasi Grup
sebagai berikut: The Group also reported segment determined by
location of assets or operation of the Group as follows:
42. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
42. Financial Risk
Management Objectives
Policies
Aktivitas Grup terpengaruh berbagai risiko keuangan: risiko pasar termasuk risiko mata
uang, risiko suku bunga dan risiko harga,risiko kredit dan risiko likuiditas. Program manajemen
risiko Grup secara keseluruhan difokuskan pada pasar keuangan yang tidak dapat diprediksi dan
Grup berusaha untuk meminimalkan dampak yang berpotensi merugikan kinerja keuangan
Grup. The Group activities are exposed to a variety of
financial risks: market risk including currency risk, fair value interest rate risk and price risk,
credit risk and liquidity risk. The Group‟s overall risk management programme focuses on the
unpredictability of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Group‟s
financial performance.
Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi. Direksi bertugas menentukan prinsip
dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu
seperti risiko mata uang asing,risiko suku bunga, risiko harga, risiko kredit, risiko likuiditas dan
penggunaan instrumen keuangan derivatif. Risk management is the responsibility of the
Board of Directors BOD. The BOD has the responsibility to determine the basic principles of
the Group‟s risk management as well as principles covering specific areas, such as
foreign exchange risk, interest rate risk, price risk, credit risk, liquidity risk and the use of
derivative financial instruments.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode Enam Bulan yang Berakhir
30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Six-MonthPeriods Ended
June 30, 2016 and December 31, 2015 Figures are in millions of Rupiah,
unless Otherwise Stated
- 108 -
Risiko Pasar Market Risk
a. Risiko Mata Uang Asing a. Foreign Exchange Risk
Grup terpengaruh risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur
mata uang, terutama terhadap Dolar Amerika Serikat. Risiko nilai tukar mata uang asing
timbul dari transaksi komersial di masa depan serta aset dan liabilitas yang diakui.
The Group is exposed to foreign exchange risk arising from various currency exposures,
primarily with respect to the U.S. Dollar. foreign exchange risk arises from future
commercial transactions and recognized assets and liabilities.
Manajemen telah menetapkan kebijakan yang mengharuskan entitas-entitas dalam Grup
mengelola risiko nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang fungsionalnya. Risiko
nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi komersial masa depan atas aset
dan liabilitas yang diakui didenominasikan dalam mata uang yang bukan mata
uang fungsional. Risiko diukur dengan menggunakan proyeksi arus kas.
Management has set up a policy to require Group companies to manage their foreign
exchange risk against their functional currency. Foreign exchange risk arises when
future commercial transactions or recognized assets or liabilities are denominated in a
currency that is not the entity‟s functional currency. The risk is measured using cash
flow forecasts.
Pada tanggal 30 Juni2016 dan 31 Desember 2015, jika mata uang melemahmenguat
sebesar 1 terhadap Dolar Amerika Serikat dengan variabel lain konstan, laba sebelum
pajak untuk tahun berjalan akan lebih rendahtinggi sebesar Rp 13.040 dan Rp
8.187,
terutama diakibatkan
kerugiankeuntungandari penjabaran
aset keuangan danliabilitas keuangan dalam mata
uang Dolar Amerika Serikat. As of June 30, 2016 and December 31, 2015,
if the currency had weakenedstrengthened by 1, against the U.S. Dollar with all other
variables held constant, profit before tax for the years then ended would have been Rp
13,040and Rp 8,187 lowerhigher, mainly as a result of foreign exchange lossesgains on
translation
of US
Dollar-denominated monetary assets andliabilities.
Pada tanggal 30 Juni2016 dan 31 Desember 2015, Grup mempunyai aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of June 30, 2016 and December 31, 2015, the Group has monetary assets and liabilities
in foreign currencies as follows: