2.3 Kerangka Teori
CEDERA KEPALA
SEL DEBRIS
MAKROFAG
SITOKIN
MPO ROS MDA
ISKEMIA
EDEMA OTAK VCAM
VEGF
AQP-4 MELA
TONIN IL-8
IL-1 TNFα
IL-6
E-SELEKTIN LEUKOSITOSIS
Universitas Sumatera Utara
Pada cedera kepala akan terjadi kerusakan sel sel debris. Adanya kerusakan sel tersebut akan difagositosis oleh makrofag. Makrofag yang
memfagositosis sel debris tersebut akan menjadi aktif dan melepaskan beberapa sitokin antara lain: IL-6, TNF-
α, IL-8, IL-1. IL-6 dan TNF-α, dan akan menginduksi sumsum tulang untuk pembentukan leukosit
leukositosis, sedangkan IL-8 berperan sebagai neutrophil chemotactic factor
NCF, sehingga neutrofil migrasi ke perifer. Selain itu, TNF- α
menginduksi endotel untuk mengeskpresikan E-selektin, yaitu dalam molekul adesi terhadap eosinofil. Sedangkan IL-1 berperan untuk
menginduksi endotel dan mengekspresikan VCAM yang merupakan molekul adesi terhadap monosit. Adanya kedua molekul tersebut
mengakibatkan neutrofil dan monosit menempel pada permukaan endotel. Selanjutnya,
sel tersebut
melepaskan suatu
enzim yaitu
myeloperoksidase, yang menginduksi pelepasan ROSMDA. Adanya trombosis dan ROSMDA tersebut mengakibatkan terjadi gangguan
vaskuler pada otak dan akhirnya mengakibatkan terjadinya iskemia. Iskemia tersebut akan mengakibatkan gangguan pompa sodium pada
astrosit, sehingga astrosit mengalami swelling pembengkakan. Selanjutnya, peran IL-1 pada inflamasi cedera kepala, selain
menginduksi endotel pada vaskuler untuk mengekspresikan E-selektin juga menginduksi endotel untuk mengekresikan VEGF, yang menginduksi
astrosit untuk mensekresi AQP-4. Aquaporin ini berperan untuk menginduksi dinding vaskuler dan untuk memfasilitasi air masuk ke area
interstitial pada jaringan otak sehingga terjadi peningkatan kadar air pada
Universitas Sumatera Utara
area interstitial. Adanya swelling pembengkakan sel-sel pada otak akibat iskemia dan peningkatan kadar air pada area interstitial maka terjadilah
perluasan volume otak yang kemudian dikenal sebagai edema otak. Adanya edema otak akan mengakibatkan terjadi peningkatan tekanan
intrakranial yang sangat berbahaya bagi penderita. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan pemberian Melatonin. Melatonin ini bekerja
menghambat myeloperoksidase. Bila enzim ini dihambat, maka tidak akan terjadi pembentukan ROSMDA sehingga kerusakan jaringan pun tidak
terjadi. Oleh karena itu, iskemik dapat dikurangi. Bila iskemik tidak terjadi, pompa sodium dapat berjalan dengan baik sehingga astrosit tidak
mengalami pembengkakan. Selain menghambat myeloperoksidase, Melatonin juga bekerja menghambat VEGF. Adanya hambatan VEGF
tersebut maka astrosit tidak terinduksi untuk melepaskan AQP-4 sehingga H2O tidak masuk ke cairan interstitial dan akhirnya edema otak dapat
diatasi.
2.4 Hipotesis Penelitian