BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Bab ini akan mengulas hasil percobaan yang telah dilakukan dan memaparkan interpretasi hasil beserta analisisnya, dalam kaitannya
dengan kerangka konsep dan hipotesis penelitian.
4.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini mengkaji peran Melatonin dalam menghambat enzim myeloperoxidase.
Dengan menggunakan model cedera kepala pada hewan tikus Rattus norvegicus, penelitian ini diharapkan dapat
menjelaskan manfaat Melatonin kaitannya dengan proses edema serebri. Karakteristik hewan model yang digunakan, seperti berat badan,
tertera dalam table berikut.
Tabel 4.1 Hasil dan Analisa Data Berat Badan Tikus
Berat badan tikus gram p-value
rerata 290,07
0,155 SD
+ 10,48
Keterangan: Uji Homogenenitas berat badan tikus Rattus norvegicus sebagai model pascacedera kepala
Dengan uji levene test, tampak bahwa p0.05, sehingga bisa dinyatakan berat badan model tidak berbeda secara signifikan. Uji
homogenitas terhadap berat badan tikus, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada berat badan masing-masing
hewan model.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pemberian Melatonin terhadap Gambaran Histologis Jaringan Otak Pascacedera Kepala
Studi ini dilakukan untuk melihat gambaran histologis secara umum dari dampak pemberian Melantonin pada model tikus pascacedera
kepala.Teknik yang digunakan adalah pewarnaan rutin Hematoxilen- Eosin.
Gambar 4.1 Gambaran histologis
pembentukan edema
serebri pascacedera kepala B dan pemberian Melatonin C.
Tampak bahwa paparan Melatonin pascacedera kepala akan memperkecil tampakan edema serebri. Gambar A adalah
kelompok kontrol Normal tanpa mendapatkan pascacedera kepala.1 skala = 0.01mm
Gambaran area edema serebri ditandai dengan adanya perdarahan, tanda panah, 4.1, dimana pascacedera kepala. Tampak area edema
serebri mengecil setalah mendapatkan paparan Melatonin.
B C
A
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Gambaran histologis distribusi sel-sel imunokompeten
pascacedera kepala B dan pemberian Melatonin C. Tampak bahwa terdapat penurunan distribusi sel-sel
imunokompeten tanda panah. Gambar A, merupakan kelompok kontrol Normal tanpa mendapatkan pascacedera
kepala. 1skala = 0.01mm
Distribusi sel-sel imunokompeten pascacedera kepala secara umum
menunjukkan penurunan jumlah setelah model mendapatkan paparan Melatonin Gambar 4.2C.
Gambar 4.3 Gambaran histologis diameter pembuluh darah jaringan otak pascacedera kepala B dan pemberian Melatonin C.
Tampak bahwa terdapat peningkatan diameter pembuluh darah jaringan otak pascacedera kepala yang mendapatkan
paparan Melatonin tanda panah. Gambar A merupakan gambaran pembuluh darah kelompok kontrol normal tanpa
diberikan apapun. 1 skala = 0.01mm
Diameter pembuluh darah otak diukur menggunakan micrometer pada mikroskop, yang akan menunjukkan diameter pembuluh darah arteri.
B C
A
B C
A
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran ini bertujuan untuk melihat proses vasokontriksi pembuluh darah arteri jaringan otak tikus pascacedera kepala
dengan paparan Melatonin. Tampak bahwa, setelah mendapatkan Melatonin, pembuluh
darah arteri jaringan otak mengalami penurunan diameter secara signifikan Grafik 4.4.
Gambar 4.4 Gambar histogram diameter pembuluh darah jaringan otak pascacedera kepala dan pemberian Melatonin. Tampak
bahwa terdapat penurunan diameter pembuluh darah sawar darah jaringan otak pascacedera kepala yang mendapatkan
paparan Melatonin, dan walaupun masih lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun penuruan
tampak
signifikan p0.05,
dibandingkan kelompok
pascacedera kepala saja.
4.3 Distribusi Sel Mikroglia Jaringan Otak Model Pascacedera Kepala